37. S T U P I D

1.7K 239 29
                                    

"Hyo."

"Park Jihyo."

"Kau kenapa?"

"Jangan membuatku takut Hyo."

Jungkook sangat-sangat takut melihat Jihyo yang sekarang diam tapi tatapan matanya seolah-olah ingin membunuh seseorang. Jungkook tidak tahu dengan perubahan Jihyo yang sekilat ini, dia sendiri juga terkejut saat keluar dari toilet melihat Jihyo berdiri menunggunya dengan ekspresi mengerikan seperti ini.

"Cepat Jungkook waktuku tidak banyak!" Ucap Jihyo datar dan mengerikan.

Jihyo meminta Jungkook untuk mengantarkan dirinya ke bandara saat ini juga, setelah tadi ke appartemen mengambil dokumen penerbangan Jungkook langsung mengebut menuruti kemauan Jihyo. Jungkook belum sempat lapor pada Yoongi karena memang tidak ada waktu untuk itu.

"Hyo, kau marah padaku? Kenapa tiba-tiba ke bandara? Kau mau kemana? Menyusul hyung?" Tanya Jungkook yang sepertinya mulai berani menanyakan banyak hal pada Jihyo.

"Fokus saja pada jalan didepan atau mulutmu kujahit sekarang juga!" Ancam Jihyo dan Jungkook diam memilih keselamatan dirinya.

Jungkook sungguh bingung, kenapa Jihyo jadi semenyeramkan ini. Memang sih sejak awal bertemu Jihyo sudah menyeramkan, tapi yang ini sangat berbeda. Dan Jungkook takut kalau Jihyo akan mengamuk padanya.

"Mau kuaantar kedalam?" Tawar Jungkook yang sudah memarkirkan mobilnya di bandara.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." Jawab Jihyo dingin. Dia lalu memakai jaket dan maskernya.

"Jangan sekali-kali melapor pada Yoongi, aku akan benar-benar menjahit mulutmu saat aku pulang nanti kalau Yoongi sampai tahu!" Jungkook menelan ludahnya ngeri.

Jihyo langsung menghilang setelah ancaman mengerikan itu. Jungkook jadi galau, dia mengurungkan niatnya untuk melapor ke Yoongi.

***

Berjam-jam di pesawat pikiran Jihyo melalang buana entah kemana, pikirannya beradu jadi satu, tapi untuk sekarang yang dominan adalah dengan pikiran buruk untuk Yoongi. Bahkan Jihyo tidak dapat menahan tangisnya, sesekali air matanya menetes dengan sendirinya.

Suran dan Yoongi pergi bersama, dan Yoongi tidak bilang apapun pada Jihyo, itu yang membuat Jihyo marah. Perasaan curiga terus saja membuat logikanya terbakar habis oleh rasa cemburu. Yoongi mungkin tidak mudah tergoda dengan Suran karena dia sudah berjanji, tapi bagaimana kalau Suran juga tidak lelah untuk menggoda Yoongi? Yoongi kan juga laki-laki, dia juga bisa saja hilang kendali, terlebih Suran pernah ada dihati Yoongi. Jihyo jadi kesal sendiri memikirkan ini.

Akhirnya Jihyo sampai juga di bandara internasional LA, dia tidak menghubungi Yoongi atau siapapun yang ada di LA, dia sudah tahu keberadaan Yoongi dari Jungkook sehingga Jihyo langsung menuju ketempat Yoongi.

Kurang lebih dua jam Jihyo menempuh perjalanan sampai ketempat Yoongi, hingga Jihyo tiba di depan hotel tempat dimana menginap sudah petang. Napas Jihyo memburu, emosinya tiba-tiba naik mengingat bagaimana tadi pikiran-pikiran negatifnya memenuhi kepalanya, bagaimana nanti kalau dia memergoki Yoongi sedang berduaan dikamar hotel dengan Suran, bagaimana-bagaimana Jihyo sungguh membuat pikirannya picik dan mengerikan, akal sehatnya hilang entah kemana.

Kamar nomor 27, sesuai informasi dari Jungkook. Didalam sanalah Yoongi berada dan seharusnya Yoongi sendirian, atau paling tidak dengan Namjoon, tapi yang ada dipikiran Jihyo adalah lain.

Jihyo menekan bel sangat tidak sabaran. Dia kepalang emosi dan tidak bisa bersikap temang, bayang-bayang pengkhianatan sudah semakin jelas dibenaknya.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang