2. Stay

5.1K 314 52
                                    

Jihyo masih betah seharian berselimut dengan Yoongi, padahal hari sudah semakin siang, dan setelah sarapan mereka memutuskan untuk tidur kembali

Jihyo mengusap lembut bibir Yoongi, bibir yang entah sudah berapa ratus kali bergelut hangat dengan bibirnya

Yoongi semakin tampan setiap harinya, setelah dia menyelesaikan wajib militernya 1 tahun lalu kini Yoongi terlihat lebih dewasa dan Jihyo suka itu, Jihyo merasa kini sangat ketergantungan dengan Yoongi

Orang pertama yang akan Jihyo cari saat dirinya mendapatkan waktu yang sulit adalah Min Yoongi, Jihyo tidak bisa tanpa Yoongi

6 tahun bersama banyak hal yang pastinya sudah dilalui Jihyo dan Yoongi, hubungan mereka tentu saja tidak selalu berjalan sesuai yang diharapkan, seperti biasa Yoongi yang tidak mau dibantah dan Jihyo yang keras kepala, itu menjadi cobaan tersendiri untuk mereka

Tak jarang mereka saling beradu argumen dan saling teriak untuk memenangkan ego mereka, namun mereka sepertinya berjodoh, sekencang apapun teriakan mereka saat saling memaki, mereka akan kembali hangat dan bergumul dibawah selimut tanpa menggunakan apapun

"Yoon, ada telphone" ucap Jihyo yang sedikit terkejut kala mendengar dering ponsel Yoongi

Yoongi tidak bergerak sedikitpun

"Yoon, eomma menelphone" ucap Jihyo lagi setelah tahu siapa yang menelphone Yoongi

"Yoonn!"

"Eughhh angkat saja" balas Yoongi dengan mata yang masih tertutup

"Ck!" Jihyo kesal melihat Yoongi yang hanya merubah posisinya dan kembali tidur

"Ya eommonim?" Jihyo akhirnya mengalah

"Eoh? Kau sedang bersama Yoongi, hyo?" Ny. Min sedikit terkejut ternyata calon menantunya yang mengangkat panggilan untuk putranya

"Iya eommonim, kebetulan saya sedang tidak ada jadwal dan Yoongi meminta bertemu" jawab Jihyo

"Aahh begitu? Lalu dimana anak itu sekarang?"

"Yoongi masih tidur, eommonim" jawab Jihyo melirik pada Yoongi

"Kebiasaan! Dia bilang mau pulang minggu ini, tapi eomma tunggu tidak pulang-pulang juga, bilang padanya kalau masih mau aku beri warisan, suruh dia pulang"

Jihyo sedikit terkekeh geli mendengar ucapan calon mertuanya itu, Jihyo tahu persis dari mana Yoongi menuruni sifat  galaknya itu

"Baik eommonim, nanti Jihyo akan sampaikan"

"Kalau kau tidak ada jadwal, kau juga ikut Yoongi saja, sayang. Kami juga sudah lama tidak melihatmu"

"Eommonim~~ baru bulan lalu Yoongi membawaku ke Daegu, dan aku bahkan menginap disana" Jihyo gemas sendiri

"Bulan lalu itu sudah lama sayang, eomma mau memberikan sesuatu untukmu, datang yah? Ajak Yoongi, bila perlu paksa dia"

Jihyo tersenyum gemas lagi

"Baik eommonim"

"Ya sudah, eomma tutup yah, titip Yoongi, sayang"

"Baik eommonim, salam untuk abonim"

"Tentu sayang"

Panggilan akhirnya terputus, jika dibilang canggung, sebenarnya Jihyo masih sedikit canggung degan eomma Yoongi, jika mengingat hubungannya dengan Yoongi dulu pernah tidak direstui, Jihyo terkadang takut jika eomma Yoongi belum sepenuhnya suka dengan dirinya

"Eomma bilang apa sampai kau melamun seperti itu?" Suara serak Yoongi mengagetkan Jihyo yang memang sedang melamun

"Tidak bilang apa-apa, hanya saja kau disuruh pulang kalau masih mau diberi warisan" balas Jihyo yang kini sedang kesusahan mengakitkan pengait branya

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang