"Astaga! Tidak tidak jangan bawa itu! Kemarikan, biar eommonim yang bawa." eomma Yoongi tiba-tiba merebut keranjang cucian yang sedang aku bawa.
"Yoongii!!!!!" Teriak eomma Yoongi membuatku tekerjut.
"Emm Yoongi sedang diruang kerja eommonim, katanya tidak bisa diganggu." Jelasku menyanpaikan pesan Yoongi.
"Yoongi!!!!!" Eomma Yoongi tetap berteriak meski mendengar apa yang aku ucapkan.
"Apa sih eomma? Aku sedang bekerja." Yoongi datang dengan muka yang sangat kusut, sudah pasti dia kesal karena sedari tadi diganggu.
"Bawa ini keruang laundry, bisa-bisanya kau menyuruh Jihyo yang membawa, ini berat! Kau tahu tidak sih?!"
"Aku tidak menyuruh Jihyo, eomma. Dia sendiri ya--"
"Eomma tidak butuh ocehanmu Yoon, cepat bawa dan taruh saja disana, nanti eomma yang akan mencuci, eomma selesaikan dulu cucian piring didapur!" Ny. Min langsung pergi kedapur lagi melanjutkan pekerjaannya, aku bahkan tidak diberi kesempatan bicara.
"Tadi sudah kubilang biar nanti saja aku saja yang bawa, kenapa kau keras kepala sih Hyo? Lihat siapa yang kena marah?" Aku hanya terkekeh melihat Yoongi yang akhir-akhir ini selalu kena marah eommonim karena ulahku.
"Aku risih melihat cucian kotor dikamar Yoon, pekerjaanmu juga belum selesai kan, jadi aku bawa saja." Jelasku mengikutinya menuju keruang laundry.
"Kau memang sengaja mau melihatku kena omelan eomma kan? Kau sepertinya senang kalau aku selalu dimarahi eomma."
Aku terbahak mendengar ucapan Yoongi, dia lucu sekali kalau sedang begini.
"Iya maaf-maaf, aku juga bingung tidak melakukan apapun, ini juga karena kau aku jadi sering libur begini." Keluhku dan memang iya, setelah Yoongi berbicara dengan manajerku, aku jadi diberikan banyak libur.
"Ya gunakan waktu liburmu untuk istirahat Hyo, tinggal tidur, makan lalu tidur lagi apa susahnya sih?" Kulihat Yoongi terus mengomel sembari memasukan pakaian kotor dimesin cuci.
"Iya iya besok aku akan tidur. Sudah sini aku saja yang mencuci." Aku merebut pekerjaan dari tangan Yoongi.
"Kau mau aku kena pukul eomma untuk kesekian kalinya?!" Baiklah aku mengalah, aku kasihan padanya.
"Eh eh eh kenapa kau disini Hyo? Ayo keluar, disini licin sayang, bahaya untukmu." Eomma Yoongi yang baru saja datang dan melihatku diruang cuci langsung merangkulku untuk keluar.
"Teruskan mencucinya, sekalian nanti dijemur!" Ucap eomma Yoongi pada anaknya, dan aku ingin tertawa melihat bagaimana ekspresi Yoongi yang ingin marah tapi tidak kuasa.
***
"
Sudah habis susunya?" Tanya eomma Yoongi.
"Sudah eomma" jawabku dan mulai risau saat kulihat eomma Yoongi membawa satu gelas jus yang dua minggu ini sudah kukonsumsi.
"Nah sekarang tinggal jusnya." Eomma Yoongi memberikan gelas ditangannya padaku.
Aku melihat gelas yang sudah ditanganku dengan tatapan menyedihkan. Sungguh kalau itu bukan dari eomma Yoongi sudah aku buang jauh-jauh minuman yang entah darimana eomma Yoongi mendapatkan resepnya.
Aku melirik Yoongi yang sedang memandangku, aku ingin meminta bantuannya agar aku tidak usah meminum ini.
"Ayo minum, ini bagus untukmu." Ucap eomma Yoongi.
Kulihat Yoongi mengerutkan dahinya saat melihatku sedang meminum jus aneh ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/213231217-288-k715146.jpg)