26. Stupi I.D

1.8K 229 72
                                    

Yoongi mencuri pandangan kearah Jihyo yang sedang duduk disampingnya. Ini sudah setengah perjalanan pulang dari agensi Jihyo, tapi mereka belum juga ada yang membuka suara. Jihyo hanya beberapa kali menghela napasnya kasar.

"Ini gila." Lirih Jihyo mengusak rambutnya kasar. Jihyo frustasi.

"Dia memang gila, makanya harus dengan cara gila menyikapi orang gila seperti dia." Yoongi dengan tidak tahu malunya asal nyambung saja hinggaa membuat Jihyo melirik tajam.

"Kau yang gila bodoh!" Bentak Jihyo. Dan Yoongi langsung diam kembali fokus menyetir. Yoongi tahu kalau Jihyo pasti akan marah padanya, ini memang hal nekat yang pernah dia lakukan seumur hidupnya, dan dia sedikit menyesal tapi tidak juga, dia bahkan akan berterimakasih pada Namjoon setelah ini, karena ide gila ini datang dari otak jenius seorang Kim Namjoon.

"Sudah terlanjur Hyo, mau bagaimana lagi." Ucap Yoongi santai.

"Kepalamu ada isinya tidak sih Yoon?! Kau bisa berpikir dahulu sebelum bertindak tidak sih Yoon?! Kau pikir ini lelucon?!"

Bagus, Jihyo mulai marah, ini memang yang Yoongi tunggu, dari pada Jihyo hanya diam itu lebih menyeramkan, Yoongi akan lebih suka kalau Jihyo marah-marah dan tidak memendam semuanya sendiri.

"Sudah lihat hasil perbuatanmu hah?!"

"Sudah, kau dan aku jadi pasangan panas tahun ini." Jawab Yoongi santai.

Plakk

Plakk

Plakk

"Yak yak aku sedang menyetir Hyo, kau mau kita mati?!"

"Kau saja sana yang mati! Dasar bodoh! Tidak berotak!" Jihyo terus sama memukuli Yoongi dengan brutal.

Mobil makin tidak terkendali, Yoongi memutuskan untuk menepikan mobilnya sembarangan, dari pada mereka mati kan tidak lucu, bukannya berita bahagia malah berita duka yang ada.

"Kenapa aku bisa mencintai laki-laki sepertimu sih Yoon?! Kenapa ada manusia sepertimu di bumi yang indah ini sih Yoon? Kau ini keturunan apa sih hah? Kau manusia atau bukan sih?!"

"Hyo, kau sudah keterlaluan."

"Kau yang keterlaluan bodoh! Kau ini-- arghhhh menyebalkan! Aku ingin sekali membunuhmu sekarang juga!"

"Kalau aku mati, kau mau jadi janda heuh? Mana ada sih istri membunuh suaminya sendiri?" Jihyo semakin panas, ada asap keluar dari telinganya.

"Aku istri pertama di Korea yang akan membunuh suaminya sendiri, buat apa punya suami yang tidak punya otak! Lebih baik aku menjanda!!"

"Hati-hati dengan ucapanmu Hyo, kalau didengar malaikat kau mau apa heuh?"

"Aku akan sangat berterimakasih!" Jihyo tidak mau kalah. Yoongi memandang Jihyo tajam, Yoongi tahu kalau Jihyo tidak serius, tapi baginya ini sudah kelewat batas.

Nyali Jihyo sedikit menciut melihat tatapan tajam dari Yoongi.

"Maaf." Lirih Jihyo menunduk takut.

"Apa gunanya polisi dan hukum kalau maaf bisa menyelesaikan masalah!" Balas Yoongi.

Tuk tuk tuk tuk

"Aissh sial." Umpat Yoongi saat melihat siapa yang mengetuk kaca mobilnya.

"Selamat sore, bisa tunjukkan surat-surat kendaraan dan surat ijin mengemudi?" Yoongi pasrah.

***

"Salah siapa aku jadi ditilang heuh?" Yoongi masih dendam karena kejadian tilang tadi.

"Salah kau sendiri kenapa sebut-sebut polisi, kan polisi jadi datang." Jihyo tak mau kalah.

Yoongi hanya menggeleng heran, kenapa bisa ada manusia seperti ini.

"Pengacaraku yang akan mengurus kontrakmu dengan agensimu, kau harus keluar dari agensi gila itu. Bagaimana bisa ada agensi seperti itu di Korea! Dan parahnya kenapa pacarku sampai bisa masuk ke agensi gila itu."

"Kau menyindirku?!" Teriak Jihyo.

"Baguslah kalau kau peka!" Jihyo cemberut, di sisa perjalanan Jihyo hanya diam kesal dengan Yoongi.

Yoongi langsung pulang dengan Jihyo keappartemennya, padahal agensinya menyuruhnya untuk datang, tapi namanya juga Min Yoongi, kalau tidak mau ya tidak.

"Jangan pasang muka seperti itu, kau mau membuat eommaku khawatir?" Yoongi mengingatkan Jihyo untuk menormalkan ekspresinya karena mereka sudah ada didepan appartement Jihyo.

Yoongi merangkul pundak dan mencium singkat puncak kepala Jihyo sebelum membawa Jihyo masuk.

"Pasangan baru harusnya terlihat romantis dan bahagia sayang." Bisik Yoongi, dan itu membuat Jihyo ingin menendang pantat Yoongi.

"Ya Tuhan, kalian sudah pulang?! Eomma menunggu kalian sejak tadi, eomma khawatir dengan kalian, bagaimana? Semuanya baik-baik saja? Jihyo bagaimana? Kau tidak apa sayang?" Eomma Yoongi langsung merebut Jihyo dari rengkuhan anaknya.

"Tidak apa eommonim."

"Maafkan anak eommonim yang bodoh ini sayang, kau pasti menderita kan?" Jihyo mengangguk sedih.

"Aigoo, sini eommonim peluk" Jihyo langsung berpindah kedalam pelukan Ny. Min.

Kalau sudah begini, Yoongi lebih memilih masuk kekamar dan menyegarkan dirinya.

Line

Suran
Aku sudah melihat beritamu. Semoga kau bahagia Yoon.

Yoongi langsung menghapus pesan yang menurutnya tidak penting, dan dia langsung melanjutkan niatnya untuk mandi.

Yoongi hampir setengah jam didalam kamar mandi, dia habis berendam air hangat untuk menyegarkan dirinya, dia keluar dan melihat Jihyo sedang duduk disoffa kamar sedang senyam-sneyum dengan ponselnya.

"Sudah rumpinya dengan eomma?" Sindir Yoongi.

"Sudah, hanya eommamu yang mengerti diriku." Balas Jihyo. Yoongi mendekat dan berdiri didepan Jihyo.

"Eumm wanginya. Sini aku mau peluk." Jihyo meletakan ponselnya lalu meraih pinggang Yoongi untuk dipeluk.

"Jangan begini Hyo, posisi kita ambigu." Jihyo tidak peduli, dia masih memeluk pinggang Yoongi dan ingin merasakan harum sabun dari tubuh Yoongi.

"Mandi sana." Suruh Yoongi.

"Nanti saja, aku mau membantu eommonim memasak."

"Aku saja yang membantu eomma, kau mandi saja sana." Jihyo menurut pada ucapan Yoongi. Jihyo berdiri lalu memeluk Yoongi lagi.

"Aku bahagia hari ini, terimakasih Yoon." Jihyo pergi setelah mencium singkat pipi Yoongi.

Yoongi terheran dengan sikap Jihyo, tadi marah-marah, sekarang manis begini.

"Jihyo tidak hamil lagi kan?" Tanya Yoongi pada dirinya sendiri. Yoongi melihat ponsel Jihyo yang masih menyala sedang menampilkan berita ku dengan Jihyo.

"Sudah kubilang jangan membaca komentar masih saja keras kepala." Yoongi men-scroll layar ponsel Jihyo.

______

Yang nungguin??

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang