50. Mian

1.5K 216 81
                                    

"Kau kapan ada waktu luang?" Yoongi bertanya pada Jihyo meskipun dirinya masih sibuk dengan ponsel pintarnya.

"Aku kan selalu ada waktu luang, kau saja yang super sibuk!" Sarkas Jihyo membuat alis Yoongi terangkat satu dan atensinya kini teralih pada Jihyo.

Kode dari Jihyo rupanya diterima mulus oleh Yoongi.

Yoongi mendekat pada Jihyo yang sedang berbaring ditempat tidur sembari melihat akun sosial media.

"Okay, jadi kapan aku dan keluargaku bisa kerumahmu, heum?" Tanya Yoongi yang kini sudah ikut berbaring disamping Jihyo.

Tangan Jihyo yang tadi sibuk dengan ponsel, kini berhenti sejenak saat mendengar pertanyaan Yoongi.

"Untuk apa kerumahku?" Tanya Jihyo bingung.

"Kau tanya untuk apa? Aneh sekali. Tentu saja untuk bertemu keluargamu dan membahas pernikahan, kau lupa?"

Deg!

"Kau masih mau menikah denganku kan?" Tanya Yoongi.

"Aahh itu." Respon Jihyo sungguh tidak ada niat sama sekali, dia seakan acuh dan ingin menyudahi pembicaraan ini.

"Aahhh itu? Hanya itu? Ada apa dengan responmu itu heuh?" Heran Yoongi.

Jihyo mengigit bibirnya, dia bingung harus bagaimana.

"Akhir pekan ini aku free, dan orang tuaku juga bisa datang untuk menemui keluargamu, jadi nanti kita mungkin akan pulang terlebih dahulu kerumahmu, lalu orang tuaku akan menyusul dan bertemu disan--"

"Yo-on." Jihyo tiba-tiba memotong ucapan Yoongi.

"Wae?" Tanya Yoongi, disini dia sudah mulai curiga dengan sikap Jihyo.

Jihyo diam, dia belum berani berbicara untuk mengutarakan isi hatinya.

"Katakan selagi aku masih mau untuk mengerti dirimu nantinya!" Paksa Yoongi.

"Tapi jangan marah." Pinta Jihyo.

"Kapan aku pernah marah denganmu heuh?"

"Sering! Kau bahkan sering marah-marah tidak jelas seperti ahjumma yang sangat cerewet!" Jihyo langsung menaikan nada suaranya.

"Baiklah, terserah kau! Jadi katakan sekarang."

Jihyo melihat mata sipit Yoongi, dia sungguh ragu tapi ini harus dia katakan!

"Kau masih mau membuatkan agensi untukku kan?" Tanya Jihyo

"Kalau Twice ingin pindah ke agensi yang kau buatkan untukku, bagaimana?" Tanya Jihyo lagi, kali ini dia semakin ragu.

"Maksudnya?"

Yoongi belum dapat mencerna secara utuh kalimat dari Jihyo.

"Eumm, jadi begini Yoon. Waktu acara pernikahan Momo eonnie, aku menginap bersama Twice kan? Dan malam itu, kami semua saling mengutarakan apa yang beberapa tahun belakangan ini kami pendam sendiri, dan ternyata--"

Mata bulat Jihyo mulai berkaca-kaca, dia teringat cerita membernya yang ternyata memiliki perasaan dan derita yang sama seperti dirinya.

"Ternyata aku tidak menderita sendiri Yoon, mereka juga ternyata sama menderitanya sepertiku, mereka juga sebenarnya tidak mau menerima perlakuan yang tidak adil ataupun perlakuan lebih hingga membuat perpecahan diantara kami, tapi mereka tidak semuanya berani untuk menolak ataupun berkata tidak, mereka hanya bisa diam dan menerima itu semua. Aku salah Yoon, aku salah sangka selama ini."

Tangis Jihyo pecah hingga membuat Yoongi reflek memeluk Jihyo.

"Kami sama menderitanya Yoon, terlebih Mina, depresinya semakin memburuk setelah Twice terpecah, dia lebih parah dariku Yoon." Tangisan Jihyo semakin keras, seiring hatinya merasakan sakit yang teramat sangat membayangkan bagaimana menderitanya Mina dan membernya yang lain.

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang