LOST

LOST - 10

Last night.

"Biarkan dia." Ucap Dante pada salah satu pelayan nya.

Wajah Dante meneliti wajah gadis yang terlihat habis hangover itu.
Sesaat Dante membeku, menatap manik mata biru gadis itu. Mata itu mirip seseorang yang di kenal.

Batin nya penasaran, "Siapa wanita ini? Apakah salah satu orang suruhan Vicente untuk berulah didaerah nya."

Sampai beberapa saat gadis itu pingsan dan jatuh roboh di lantai tepat didepan kakinya.

Dante hanya terdiam beberapa saat, sampai akhirnya bergerak mundur. Lalu berpaling pergi.
Gerakan nya diiringi seringai manja Mia, yang berdiri disisi nya.

Lalu Dante menghentikan langkahnya sedetik kemudian.

"Bawa dia keruanganku." Ucap Dante pada Carlos.

"Apa kau gila?! Untuk apa membawa jalang itu?!" Mia mengendus kesal.

Tapi Dante hanya diam dan berlalu membuat Mia semakin kesal tapi tetap berjalan mengikuti pria pemilik pub bernama OPIO itu.

...

"A-apa??" Tanya Grizelle terbata.

"Kau mendengarnya, nona" Ucap Carlos kepadaku.

"Tidak, tentu tidak. Aku akan membayar tagihan itu. Aku bersumpah." Aku yakin aku terdengar sungguh putusasa sekarang.

Mereka akan menjualku dirumah bordir jika aku tidak bisa membayar tagihan itu.

Apakah ini memang kutukan yang kubawa saat aku lahir didunia ini, bibiku ingin menjualku dan sekarang aku bertemu orang asing yang juga ingin menjualku.

Sial!

Ayo,Elle! Berpikir.. gunakan otak cemerlangmu!
Aku coba mencari cara agar bisa meyakinkan orang-orang diruangan itu agar tidak menjalankan niatan busuk mereka.

"Kumohon, kau bisa menyuruh orangmu untuk mengikutiku sampai tempat aku dan teman ku menginap. Aku yakin dia ada disana dan membawa tasku. Aku akan membayar tagihan itu, tolonglah." Aku memohon lagi.

Sial!

Andai tasku ada disini, aku pasti tidak akan memohon, aku akan melemparkan semua yang aku miliki untuk membayar tagihan sialan itu dan tidak akan membiarkan mereka terutama wanita ular itu menghinaku.

"Baiklah. Jika ternyata kau berbohong, tentu kau tau konsekuensi nya." Ucap Dante menatapku tajam penuh ancaman.

"T-thank you, Sir." Kataku sedikit lega.

Meskipun tidak seharusnya aku merasa lega sekarang, aku harus berdoa semoga Rhea dan tasku ada di penginapan itu.
Jika tidak, ini akan jadi akhir dari hidupku.

Tentu aku tidak akan rela dijual kerumah bordir, aku lebih baik mati daripada melakukan hal itu.

Akhirnya..

Pria bernama Carlos itu mengantarkan ku ketempat penginapan yang rencana nya akan menjadi tempat aku dan Rhea tinggal selama di Brazil.

"Tunggu lah, aku akan masuk sebentar." Kataku.

"Jangan coba-coba lari, gadis kecil. Ini daerah kekuasaan Dante. Kau harus tau itu." Ujar nya tersenyum tapi bernada penuh ancaman.

Dan aku hanya mengangguk mengerti lalu segera turun, masuk kedalam motel itu sambil berdoa Rhea dan tasku ada disana.

"Sore, mam..." kataku pada wanita paruh baya yang langsung melihatku kesal.

"Kemana saja kalian? Aku sudah mengosongkan kamar itu dan menolak setidaknya 3 orang yang ingin menginap. Kalian membuatku rugi!" Bentak wanita itu.

Seketika membuat lututku lemas seperti tak bertulang.

"A-apa madsudmu, mam? Apakah temanku belum kembali kesini?" Tanyaku berharap apa yang kusimpulkan salah.

"Andai saja dia datang, aku tidak akan rugi setidaknya 500$! Kau pikir uang 50$ mu berharga? Aku tidak akan mengembalikan uang muka mu, anggap saja itu sebagai biaya untuk menjaga koper kalian!" Lagi wanita itu berkata dengan membentak dan kesal.

Seketika pertahananku rubuh, aku terduduk didepan meja receptionist itu. Otak ku terasa blank dan tubuhku mati rasa.

Ya Tuhan! Apa yang harus ku lakukan? Apakah hidupku memang harus seburuk ini? Untuk itu kan aku lahir didunia, untuk menderita? Untuk dipermainkan oleh takdir?

Grizelle

Dante Miguel

Carlos

-TH-