LOST - 24

487 33 4
                                    

Grizelle

"Apakah kau tau alasan Tn. Dante memberikan ku kamar ini?" Tanyaku pada Carlos yang berjalan mendahului ku untuk mengantarku ke kamar yang layak untuk kutinggali menurutnya.

Aku benar-benar penasaran.
Bahkan semalaman tadi aku tidak bisa tidur memikirkan kemungkinan dari alasan Dante bersikap baik padaku.

"Tidak. Tapi kurasa dia sedang berbaik hati."

"Tapi.. ini.. terasa aneh."

"Stop berlebihan. Kau jadi menyebalkan saat kuatir seperti ini." Carlos mengendus pelan.

"Sorry. Aku hanya tidak terbiasa dengan kebaikan seseorang." Carlos berbalik dan menatapku sebentar lalu kembali melihat kedepan.

"Ini kamar barumu."

Akhirnya kami sampai didepan sebuah kamar dengan pintu berwarna putih.

Kamar itu tidak terlalu besar, tapi terasa nyaman. Meskipun terlihat sudah lama tidak ditinggali kamar itu masih dalam kondisi terawat.

Ada ranjang berwarna putih berukuran 160 dan lemari 2 pintu berwarna senada dengan tempat tidur.

Juga ada cermin yang dipasang didepan ranjang.
Disebelah kiri pintu ada TV LED yang digantung menghadap ke ranjang.

Dan hal terbaik lainnya kamar ini memiliki kamar mandi pribadi.
Ya Tuhan. Ini berlebihan.

Biaya?
Seketika aku panik mengingat isi perjanjianku dengan Dante.

"Carlos, apakah biaya untuk kamar ini juga akan ditagihkan kepadaku?"

Carlos mengerutkan alisnya.

"Harusnya kau menanyakan hal itu pada Dante, Elle. Itu keputusan dia, bukan aku." Ujar Carlos.

Aku tanpa sadar menepuk pelipisku.
Sial, kenapa aku tidak memikirkan hal itu kemarin saat aku bertemu dengan Dante.

Jika biaya kamar ini ditanggungkan kepadaku, aku akan ditahan disini selama sisa hidupku.

"Bolehkah aku bertemu Tn. Dante?" Tanya ku.

"Unm.. siang nanti aku bisa mengantarkan mu. Kamar nya di ujung lorong sana."

"Kamar? Umm.. tidak , tidak. Kekantor nya saja." Kataku.

Carlos tersenyum geli.

"Ok. Siang nanti aku akan mengantarkan mu."

Dante

"Kau memberikan kamar Lucy pada jalang itu? Are you totally lose your mind, hm?!" Mia menerobos masuk ke dalam kantorku siang ini.

"Kamar itu bukan milik siapa-siapa. Jadi bukan masalah besar."

"Tapi, dia hanya jalang rendahan. Kenapa tidak kau biarkan saja dia tidur digudang itu!"

"Barang kita semakin banyak, tidak mungkin menaruhnya disana. Kendalikan dirimu Mia!" Aku menatap, memperingatkan.

"Benarkah?! Kau bahkan tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam kamar sialan itu, dan sekarang kau membiarkan jalang asing itu tidur disana. Unbelieveable!!" Mia modar mandir, kesal.

"Itu dulu. Sekarang kamar itu sudah tidak penting. Kamar itu tidak berarti apapun. Hanya sebuah ruangan."

"Berikan dia pada Vice, Dee! Aku sudah muak melihat nya berkeliaran di sekitarku. Ok?!" Pertanyaan Mia lebih terdengar seperti pernyataan yang tidak ingin dibantah.

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang