LOST - 16

602 40 6
                                    

Grizelle

"Bersihkan apapun yang kotor oke? Dan 1 hal penting yang harus kau ingat, kau dilarang keluar dari ruangan ini dengan alasan apapun. Kau mengerti?" Jelas Carlos.

Aku benar-benar bersyukur Carlos yang mengantarkanku bekerja hari ini, bukan wanita ular itu.

"Baiklah. Um, Kuharap kau yang mengantarku tiap hari bukan wanita ular itu." Kata-kata ku keluar sebelum aku bisa menahan nya, membuat alis Carlos bertaut.

"Wanita ular?" Ulang nya, ada senyum geli diwajahnya.

"Maafkan aku." Kata ku cepat-cepat menutup mulutku dengan kedua tangan.

Diluar dugaanku, kupikir Carlos mungkin akan marah dan membela teman nya itu.
Tapi lelaki bertindik itu malah tertawa terbahak-bahak.

Membuatku yang tanpa sadar menahan napas, bisa pelan-pelan kembali mengisi paru-paruku yang mulai kehabisan oksigen.

"Wanita ular terdengar cocok dengan Mia." Katanya seraya tersenyum geli.

"Tolong jangan adukan padanya. Kau tau, aku hanya tidak mau membuat masalah dengan nya." Aku memohon.

Aku tidak takut pada wanita gila itu, aku hanya ingin cepat menyelesaikan semua hal ini.
Dan drama ketidaksukaan wanita itu padaku kurasa akan membuat semua menjadi sulit untuk ku.

Apalagi dia punya kuasa untuk membuangku kerumah pelacuran terkutuk itu.
Lagi, mengingat tentang rumah itu membuat aku bergindik ngeri.

"Baiklah. Bukan karena aku membela mu, tapi Karena aku juga merasa sebutan wanita ular sangat serasi dengan Mia." Lagi katanya tertawa kemudian.

Aku mengangguk dan bisa menghela napas lega.
Oh, andai saja pria bertatto bernama Dante itu punya sedikit saja kebaikan hati seperti Carlos. Mungkin aku sudah bisa kembali ke Bronx dan kembali ke kehidupan ku yang menyedihkan bersama bibiku.

Oh. Aku tidak pernah berpikir akan merindukan kehidupan buruk itu.
Tapi berada disini tidak lebih baik daripada disana.

Lagi, aku menghela napas panjang.

Tanpa sadar sedari tadi Carlos memperhatikan ku.
Sial, aku lupa pria itu masih berdiri disana.

"Um, errr.. aku.. akan- mulai bekerja." Kataku lalu segera meninggalkan Carlos yang terlihat bingung menatapku gelagapan.

***

Setelah aku menyelesaikan keranjang gelas dan piring kotor yang ke-sebelas, aku berdiri sejenak merenggangkan pinggangku.

Benar saja Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam ini.
Didapur kotor ini hanya aku seorang diri.

Aku tidak tau jika Club malam sebesar ini hanya ada aku seorang yang bekerja mencuci piring. Atau kah wanita ular itu sengaja mengerjaiku.
Memikirkan kemungkinan itu membuatku kesal.

Sedari tadi hanya ada 1 pria berumur 40-an yang mondar-mandir untuk mengantarkan tumpukan gelas dan piring kotor didalam keranjang.

Ini minggu malam.

Aku yakin malam ini Pub itu sedang penuh sesak, karena tidak sedetikpun aku bisa istirahat sejenak saja dari kegiatan mencuci tumpukan kotor itu.
Ditambah suara dentuman musik diringi dengan teriakan suara tawa dari ratusan orang yang semakin malam semakin keras.

Oh. Rhea.. dimana kah kau berada? Kuharap kau segera kembali kesini dan menjemputku.

Meskipun aku tidak yakin Rhea akan kembali datang lagi mencariku, masih bolehkah aku berharap?

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang