LOST - 28

485 37 5
                                    

Hii, hii.. hari ini aku bakal upload 2 part, next part mungkin bakal aku upload 3minggu lagi karena aku bakal sibuk mau holiday bareng keluarga besar, yey!🥳
Doain ya, kalo sempat bakal aku upload lebih cepat. Jangan lupa comment & vote nya.
Enjoy!🫰🏻

Grizelle

Pertemuan Ku dengan Dante tidak pernah lebih canggung dari ini. Meskipun semua pertemuan kami tidak pernah baik apa lagi hangat. Hanya saja tidak pernah setidak-nyaman ini.

Kami sudah berada dimobilnya menuju OPIO, tadi pukul 4.20 Aku sudah siap didepan kamar Ku menunggu nya keluar dari kamar milik nya.

Selama perjalanan itu Dante hanya diam, bersikap dingin seperi biasa.
Oh syukurlah.
Lebih baik aku melupakan tentang itu. Toh itu bukan sesuatu yang besar.

Sesaat mobil kami sudah tiba didepan gedung bertuliskan OPIO, Aku hendak menarik handle pintu mobil sampai tangan Dante menahanku.

Aku terkejut oleh sentuhan tangan hangatnya.
Mata nya menatap tajam sesuatu dibelakangku, Aku menoleh kearah matanya menatap.

Disana ada Vicente sedang bersandar pada mobil nya.
Mata Vice juga terlihat menatap kearah mobil milik Dante.

"Tunggu disini." Perintahnya.

Dan Aku mengangguk pelan.

Oh.
Seperti ini kah yang dirasakan wanita ular itu.
Pantas saja dia begitu menuruti setiap perkataan Dante, bahkan tanpa kata yang keluar dari mulut Dante Mia langsung menurut hanya dengan tatapannya.

Aku baru menyadari, bahwa Dante memiliki sesuatu yang bisa membuat siapa saja mengikuti perkataanya seperti sebuah sihir.
Setiap kata yang keluar dari mulut nya seperti tidak terbantahkan dan menjadi sesuatu yang mutlak.

Supir Dante entah siapa namanya juga ikut turun mengiringi Dante bertemu dengan Vice.

Beberapa saat Aku memperhatikan Dante dan Vice berbicara.
Berkali-kali Dante membuang pandangan nya dari Vice, seperti tidak Ingin menatap Vice.

Ada apa diantara mereka? Apakah mereka Saling mengenal? Teman? Atau bahkan musuh?

Cukup lama sampai akhirnya Dante kembali kedalam mobil dan kulihat Vice pergi menggunakan mobil nya.

"Turun lah." perintahnya.

Lagi Aku hanya mengangguk. Menurut tanpa membantah seperti seseorang yang terkena hipnotis.
Padahal begitu banyak pertanyaan yang sebenarnya jika boleh ingin kutanyakan pada Dante.

Tapi Aku cepat-cepat membuang pikiran itu.
Selain Aku memang bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain.
Rasanya tidak akan menguntungkan ku jika Aku berani melewati batas ku.

...
Setelah jam kerja selesai, Dante memanggilku keruangan kerjanya.

"Duduk." Ucap Dante.

Aku segera mengikuti perintahnya.

"Ku dengar kau meminta Carlos untuk mencari teman mu." Katanya langsung ke inti pembicaraan.

"Ummmm.. y-ya."

"Untuk apa kau tau dimana teman mu?"

"Kurasa mungkin dia membawa tas ku. Andai benar, Aku bisa membayar mu paling tidak setengah dari hutangku." Aku coba menjawab dengan tenang.

"Hanya itu Alasan mu?" Lagi tanyanya, mata nya meneliti seperti dia tidak mendapatkan jawaban yang dia ingin kan.

"Ya, tentu saja karena dia temanku. Aku ingin tau apakah dia baik-baik saja? Dia masih hidup, atau apa alasan dia meninggalkan Aku sendiri, Sir."

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang