LOST - 31

576 37 12
                                    

Dante

Sial! Bagaimana bisa sampai seperti ini!
Aku meruntuk kesal pada diriku.

Lagi aku menyesap cairan dari gelasku, entah sudah gelas keberapa sejak kepergian gadis itu.
Tapi cairan coklat bening ini tidak membuatku melupakan wajah terutama rasa manis bibir gadis itu di bibirku. Fuck.

Aku menyuruh Jose Mengantar gadis itu terlebih dahulu kembali ke tempatku, dengan dia terus berada di sekitarku tidak akan berakibat baik baginya.

Lagi aku menghela napas panjang.

...
Aku sudah berada didepan pintu kamar ku, berkali-kali aku menatap pintu kamar gadis itu.

Malam kemarin aku tidur dengan nyenyak dikamar itu. Entah karena kamar itu memiliki semua kenangan tentang Lucy, atau karena ada gadis itu disana.

Pertanyaan yang tidak pernah timbul tiba-tiba bersarang dikepalaku.
Apa yang sedang gadis itu lakukan sekarang?
Apakah gadis itu sudah tidur?
Apakah yang dia pikirkan tentang ciuman kami?
Apakah dia menikmatinya atau bahkan tidak sama sekali?

Aku sadar melangkahkan kaki ku menjauh dari depan pintu kamarku melewati lorong menuju kamar gadis itu.
Beberapa saat aku mematung didepan pintunya.

Aku tidak tau apa yang hendak aku lakukan.
Aku bergerak mundur, tapi gerak kakiku terhenti saat suara derit pintu terdengar.

Mata gadis itu bertemu dengan mataku.
Bibirnya sedikit terbuka seperti terkejut melihatku berada didepan pintu kamarnya.

Dia terlihat sangat mempesona meski hanya menggunakan kaos besar dan celana pendek. Bahkan Terlihat lebih seksi daripada menggunakan sepotong lingeri.

Mataku terkunci oleh bibir merah merekah nya.
Apakah dia menggunakan pewarna bibir sebelum tidur?
Pertanyaan itu sempat lewat di benakku.

"Tn.D-dante? " Katanya gugup.

Aku masih terdiam, terhipnotis gerakan bibirnya yang masih terasa nyata didalam mulutku.

"Fuck!" Aku meruntuk, lalu bergerak maju menutup jarak diantara kami.

Tanganku menahan kepala belakangnya. Bibir ku tentu saja sudah melumat buru-buru bibir yang sedari tadi menghantui pikiranku.

Kurasakan tangan kecil gadis itu mendorong dadaku pelan.
Aku mendorongnya kedalam kamar, dan kaki ku mendorong pintu putih dibelakangku itu sampai tertutup.

Lagi dia mendorong dadaku, kali ini lebih kuat tapi tidak memutuskan pungutanku pada bibirnya.

Oh.. bibirnya terasa seperti heroin Yang membuat aku begitu ketagihan.

Aku membawa tubuhnya jatuh keatas ranjang.
Wangi ini, wangi baru yang menjadi favorite ku.

Grizelle

Syukurlah malam ini aku hanya pulang bersama Jose.
Paling tidak meminimalisir pertemuanku dengan Dante.
Kuharap besok atau segera Carlos kembali jadi aku tidak perlu sering bertemu Dante.

Aku sudah selesai mandi dan mengenakan pakaian longgarku untuk tidur.
Sedaritadi aku memperhatikan tidak ada suara pintu tertutup yang menandakan kemungkinan besar Dante belum kembali ketempat ini.

Semoga dia tidak pulang malam ini dan besok aku bisa pergi kerja hanya bersama Jose atau supir Dante.

Aku berencana pergi ke dapur untuk mengambil segelas air, tapi wajah Dante dibalik pintu membuatku tersentak kaget.

Apa yang dilakukan nya disini, didepan pintu kamarku?
Apakah dia mabuk lagi seperti malam kemarin?

Aku meneliti wajahnya, matanya mengunci mataku.
Membuat jantungku berdebug tidak karuan.

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang