LOST - 45

389 29 4
                                    

🍁

"Dimana Gadis itu?!" Dante berusaha menahan suaranya, tapi tidak menghilangkan kemarahan pada wajahnya.

"Take it easy, dude. Kau seperti akan membunuh seseorang." Vice bersikap bajingan seperti biasa.

"Mau minum?" Tanya Vice santai.

"Stop bersikap memuakkan, Vice. Cepat berikan gadis itu."

"Berikan aku alasan yang tepat untuk melakukan itu, Dante. Apakah kau jatuh cinta pada gadis itu?" Vice mengangkat alisnya.

Dia sudah tau bahwa tebakannya itu benar, dari kali pertama Vice bisa melihat tatapan berbeda yang di lemparkan Dante pada Grizelle.
Dia hanya ingin mendengar itu dari mulut Dante langsung.

Vice dan Dante sadar, mereka berada di lingkaran kutukan.
Selalu ada wanita diantara mereka, yang membuat mereka akan selalu saling membenci dan memburu sampai salah satu diantara mereka mati.

"Kau jatuh cinta pada gadis itu, atau hanya terobsesi padanya karena dia memilihku? Hm?" Dante kembali melemparkan bola panas kepada Vice.

"Bukan itu pertanyaan nya, dude. Dan menurutku, kau terlalu percaya diri. Gadis itu bahkan belum memutuskan." Vice melipat kedua tangannya didada.

Dante tau, gadis itu jatuh cinta padanya.
Tapi kejadian kemarin malam saat gadis itu menanyakan tentang sesuatu yang tidak bisa Dante berikan membuat Dante tidak yakin apakah gadis itu akan memilihnya.

Terlebih selama ini Vice bersikap manis pada Grizelle.
Tidak seperti Dante yang sejak awal mereka bertemu sudah menorehkan kengerian dan tidak berbelas kasihan. Shit!

"Lalu, biarkan dia memilih." Ucap Dante.

Meskipun nanti nya Grizelle tidak memilih ku, ohh! Tidak. Gadis itu harus memilih ku. Walau aku harus membunuh Vice. Suara dikepala Dante berdebat.

"Apa kau berusaha menjebakku?"

"Aku tidak suka mengambil sesuatu yang bukan milikku, dan aku tidak akan mencuri keahlian itu dari mu, Vice." Dante tersenyum miring.

Tepat seperti perkiraannya, Vice mulai terpancing. Akan lebih baik jika mereka saling memukul atau menembak daripada bermain kata. Karena itu bukan keahlian Dante.

"Tentu saja. Seperti halnya gadis itu, aku akan mendapatkannya. Selalu seperti itu, brother." Vice berusaha mengulas senyum palsunya.

Vice menutup mulutnya, sedetik kemudian berkata, "Seperti halnya Lucy, sampai diakhir hayatnya, dia tetap memilihku."

"Bukankah sebenarnya dia lebih memilih mati ditanganku daripada harus berada di sampingmu?" Dante tersenyum penuh makna.

Vice menarik pistolnya, dan mengarahkan pistol itu kearah Dante.
Bingo! Vice termakan umpan Dante.

Membuat Julio dan Roger kaki tangan Vice bergerak mengambil pistol dari saku nya.
Diikuti Carlos dan Jose yang sudah sedari tadi mengangkat pistol ditangan mereka.

"Sepertinya kau sudah sangat siap membayar dosamu, Dant."

"Bagaimana jika kita bermain sebuah permainan kematian, bajingan? Kau duluan." Kata Dante lalu segera menarik pelatuknya.

Membuat timah panas itu melesat menembus lengan kiri Vice, membuat pistol Vice terjatuh dari genggamannya.

Disusul tembakan lain yang dilontarkan oleh Carlos, Jose begitu juga dengan Julio dan Roger.

Vice yang tertembak segera bersembunyi disamping dinding.

"Kita tidak sedang bermain hide and seek, asshole."
Dante bergerak disamping dinding. Dan berbalik, mengarahkan pistolnya kearah Vice.

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang