LOST - 43

404 31 3
                                    


"Dimana aku?" Tanyaku entah pada siapapun yang mungkin bisa mendengar.

Kepalaku terasa penat, dan berputar.

Aku mencoba-coba mengingat apapun yang bisa membuatku tahu dimana aku sekarang.
Tapi semakin aku mencoba, kepalaku semakin berdenyut nyeri.

Tubuhku terasa panas, ada rasa tidak enak yang menjalar disepanjang tulang belakangku.

Aku merebahkan diriku kembali ke kasur, kasur itu berukuran besar dengan dominasi warna putih.
Ada tirai yang membingkai diatas tempat tidur nya.

"Apakah ini kamar gadis itu?"
Didetik yang sama, Aku tersentak.

Gadis itu?!

Iya, gadis yang aku temui.
Dia membawaku ke sebuah rumah besar dengan bangunan ber'ornamen batu klasik berwarna abu-abu tua.

Rumah itu megah, ruang tamu nya sangat besar. Dari yang ku ingat, Disamping ruang tamu ada tangga yang menjulang tinggi menuju kelantai 2 bangunan megah itu.

Lalu gadis itu menawarkan aku minum, setelah itu...

Aku mencoba mengingat lagi.
Tapi aku kehilangan bagian dari ingatan itu.

Apakah ini bangunan megah itu? Dan aku baru menyadari, baju siapa yang kukenakan? Ini bukan bajuku.

Baju dress selutut berwarna kuning pastel dengan tangan yang menutupi seperempat lenganku.

Aku berusaha bangkit dari tempat tidur, seraya menahan pegar pada kepalaku dan gelenyar aneh pada tubuhku.
Aku menarik tuas pintu coklat besar itu.

Shit!
Pintu itu terkunci!
Apakah gadis itu menculikku?
Apakah dia menjebakku?!
Pemikiran itu membuat aku ngeri.

Rasa takut perlahan tapi pasti mulai menyelinap ke seluruh tubuhku.

Apa yang harus aku lakukan?!

Dante.

Apakah dia yang ada dibalik semua ini?
Atau kah ini arti dibalik kata-kata nya bahwa aku yang akan segera meninggalkan dia?
Apakah ini?!

God! Apa ini?!

Aku merasakan airmata membasahi pipiku. Meskipun tidak seharusnya aku menuduh Dante, tapi hanya dia yang mempunyai alasan cukup untuk mungkin melakukan ini padaku.

Aku menarik-narik tuas pintu itu, menggedor pintu besar itu lagi, dan lagi. Berharap ada seseorang diluar sana yang mendengar ku atau mungkin bisa menolongku.

Cukup lama aku mencoba sampai aku sudah tersungkur lelah bersandar pada pintu.

Sampai suara kunci diputar mengagetkanku.

Vice

"Mundur!" Teriak Vice.

Tapi belasan pria itu tidak bergeming.
Vice menarik pistolnya dan mengarahkan kehadapan mereka, mereka mundur beberapa langkah tapi masih tidak memberi Vice akses untuk masuk kedalam tempat itu.

Vice memberi isyarat pada anak buahnya, anak buah Vice yang berjumlah cukup banyak mendorong belasan pria itu hingga Vice bisa melewati mereka.

Vice mengedor pintu hitam itu tapi tidak ada jawaban dari dalam sana.

"Sial!" Vice memaki.

Vice menembak gagang pintu dan menendang pintu itu, akhirnya pintu itu terbuka.

Vice menarik lengan pria yang sudah shirtless dari atas ranjang.

"Bajingan!!" Maki Vice dan membanting pria itu hingga tersungkur dilantai.

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang