LOST - 33

523 34 10
                                    

Dante

Sedari tadi dorongan didalam diriku untuk melihat gadis itu tidak berhenti bergejolak.

Minuman dan air hangat yang membasahi tubuhku tidak cukup ampuh melarutkan keinginan dan kebutuhan tubuhku atas gadis itu.

Aku memutuskan mendatangi gadis itu.
Entah hanya untuk sekedar menatapnya tanpa berbicara atau mengajaknya membicarakan tentang hal semalam.

Mungkin aku akan meminta maaf karena sudah mengambil sesuatu dari dirinya, Meski aku sama sekali tidak menyesal melakukan hal itu.
Sama sekali tidak.
Harus nya aku melakukan itu sejak awal aku melihatnya.

Aku mengetuk pintu kamar Grizelle Beberapa kali tapi tidak ada jawaban.

Apakah dia masih tertidur?

Aku membuka pintu itu pelan, tapi gadis itu tidak ada dikamar nya.

Apakah dia pergi?

Aku memeriksa lemari pakaian nya. Semua baju nya masih tersusun rapi disana.

Samar aku mendengar suara air mengalir dari dalam kamar mandi.

Oh. Sepertinya dia sedang mandi.

Cukup lama aku menunggu gadis itu selesai dari kegiatan nya.
Tapi nyatanya gadis itu tidak kunjung muncul.

Aku memutuskan untuk meninggalkan kamar itu dan akan kembali lagi nanti.

Langkahku terhenti ketika kudengar suara pintu terbuka.
Aku segera membalikan tubuhku.

Mata kami bertemu, Matanya membulat dan tangan nya meremas handuk yang melilit dibadan setengah basahnya.

"Sir?" Ucapnya terdengar tidak nyaman.

Aku masih membisu menatap tubuh indah nya dengan rambut basah yang tergerai menutupi pundak.

Tanpa pikir panjang, Aku mengambil langkah besar, hingga menutup jarak antara aku dan dia.
Tubuhnya sontak berangsur mundur, hingga menabrak dinding yang ada di belakangnya.

Wajahku hanya 1 cm dari wajahnya.
Aku mendekatkan wajahku hingga hidung kami bersentuhan.
Aroma Nafas nya begitu memabukkan.

"Sir, kau t-tidak bis-..."

Kalimatnya terpotong kecupanku pada bibirnya.
Setiap bibirnya terbuka membuatku ingin melumat bibir itu. Lagi dan lagi.

"Kumohon.. Si-"

Lagi aku mengecup bibirnya.

"Sir! Ka-.."

Aku memungut bibirnya, melumat nya lembut. Dia tidak melawan tidak juga menerima ciuman ku.
Tapi yang ku tau, napasnya mulai diburu dan tubuh indah nya menegang.

Aku menyentuh pinggangnya, tangan nya menarik tanganku, menghentikan gerakanku pada pinggangnya.

Aku melepaskan tautan bibir kami.
Lalu, Kedua tanganku menarik tangan gadis itu dan mengunci nya diatas kepalanya.

Napasnya yang diburu berubah sedikit terengah.
Mata kami masih saling menatap.
Ya Tuhan.
Apakah gadis ini menggunakan sihir, kenapa aku tidak bisa menahan diriku didekat nya?

Dia berusaha melepas kuncianku, tapi aku tidak memberinya kesempatan.

Kembali aku membawa bibirku, melumat bibirnya kasar dan menuntut.
Dia membuka sedikit bibirnya, lidah ku tidak perlu menunggu lama untuk mengclaim rasa manisnya.

Tubuh bagian depan ku menyentuh tubuhnya.
Dadaku bisa merasakan dada kenyalnya yang masih di balut handuk.
Aku melepaskan bibirku dari bibirnya, terdengar rintihan protes dari nya karena kehilangan kontak bibirku.

LOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang