Prolog

2.8K 186 8
                                    


--------

-

-

Seorang lelaki dengan pijakan kakinya yang tegas, tengah berada dalam sebuah ruangan gelap. Pencahayaan yang minim membuat kedua netra itu berkilat berang sekejap, seluruh indranya kian tajam saat merasakan tubuhnya berbeda dari yang dirasakan sebelumnya.

Lamban tapi pasti, berusaha keras dirinya terus melangkah. Mendapati raga baru hasil tapa bisunya selama seribu tahun yang tak sia-sia, menjadikan rupa dan bentuk wajah terpahat indah layaknya manusia pada umumnya. Rahang tegas, alis hitam nan tebal, diserta kedua iris mata tajam bak hewan pemangsa.

Tentu saja, kecuali kedua matanya yang selegam langit malam benar-benar perwujudan dari sosok aslinya.

Siluman elang.

Bahuwirya laun tersenyum. Meski tak ada lagi sepasang sayap, tubuhnya kini sudah dirasa cukup sempurna untuk kembali melanjutkan tapa. Mengumpulkan kembali kekuatannya yang sudah lama musnah, guna mengambil kembali takhtanya sebagai raja yang telah dirampas. Hanya satu-satunya lah ia pewaris tunggal penguasa Gunung Arjuna.

Tubuh manusia adalah tubuh paling sempurna yang ia dapatkan. Dua kekuatan berbeda aliran yang ada pada tubuhnya mengalir dengan seimbang. Bahuwirya bisa merasakan hal itu tatkala memejam mata. Demikian ingin melanjutkan bertapa, tetapi nampaknya lebih dahulu dirinya beradaptasi dengan raga yang diperoleh.

"Nawasena, tunggu pembalasanku." Itu adalah kalimat pertama yang diucapkan sebagai wujud manusia, teramat pelan menyisakan geraman rendah.

_________________________________________________________________

Selamat datang di cerita baruku dengan genre fiksi yang halunya bukan main. Di sini aku bakal nampilin cerita cinta beda alam antara manusia dengan siluman elang. Mungkin, akan ada cerita kedua dari Cinta Terjalin Senja ini. Atau... hanya satu saja. Entah, aku masih memikirkan. Yang jelas, aku sudah ada niatan buat cerita ini sejak aku masih nulis cerita Cinta Bertakhta-dan sempat ada yang setuju juga waktu itu. Jadi, ditunggu ya update-annyaa.

BTW, untuk Sandyakala Betari mungkin butuh waktu agak sedikit lebih lama. Selain satu partnya itu panjang, ga memungkinkan juga kalau nulis cerita satu itu gampang. Nyatanya aku perlu buka buku lagi biar tahu sistem pemerintahan yang adil dan seimbang itu seperti apa (Eaa, sok wkwkwk) Ya walaupun fiksi, mesti ada bumbu pengetahuannya lah biar ga kosong-kosong amat. hehehe.

Terima kasih teman-teman yang sudah mau baca cerita ini, sehat selalu semuanya.

Cinta Terjalin SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang