(Song: Day & Night - Jung Seung Hwan)
"Halo pa, maaf karena Minji baru ke sini lagi. Kemarin Minji masih ga kuat buat ketemu papa, tapi sekarang Minji udah belajar buat ikhlas."
"Di sana enak ya, pa? Papa udah ga sibuk lagi sama perusahaan, papa ga harus pulang malem lagi. Sekarang mama juga udah sama tante Yeon Mi di Busan, terus Minji tinggal bareng kakak. Tapi perusahaan papa masih jalan, kok, untuk sementara ada tante Esther sama om Ian yang jalanin. Kita semua baik-baik di sini."
"Oh ya," Minji mengeluarkan sebuah bingkai foto dan seikat bunga tulip berwarna kuning dari paper bag dan meletakkannya di depan batu nisan ayahnya. "Nih, bunga kesukaan papa- tulip warna kuning. Minji pilih yang paling bagus, loh. Semoga papa suka ya," ia tersenyum lebar.
Setelahnya, tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Suasana pun menjadi hening karena hanya ada dirinya, ditemani dengan hembusan angin yang menyejukkan.
Cukup lama ia memandang kubur sang ayah hingga ia memutuskan untuk pergi pamit.
"Makasih pa, udah jadi sosok yang hebat buat Minji. Ga ada yang bisa nandingin cinta papa ke Minji. Minji janji, Minji ga bakal sia-siain apa yang selama ini papa kasih buat Minji. Tolong jaga Minji dari atas sana ya, pa? I love you more than words can say- my first love and my forever hero."
"Gimana? Udah bisa kerja? Kalo belum bisa, jangan masuk dulu, deh- takutnya ngerusak kerjaan kita."
Ya, siapa lagi kalau bukan Jinhee-sunbae yang akan menyemprot Minji dengan kata-kata pedas pada pagi hari?
"Tidak, saya sudah bisa bekerja kembali," jawab Minji dengan tegas.
"Ya sudah, awas aja ya kalau sampai ada yang kacau," Jinhee kemudian langsung berbalik badan dan meninggalkan Minji begitu saja.
"Tahun baru malah jadi lebih sombong," ujar Yeseul heran.
"Shh!" Minji berusaha untuk mendiamkan Yeseul karena jarak Jinhee dengan mereka belum terlalu jauh.
"Emang bener, kan?" Kali ini Yeseul berbisik dengan wajah yang polos.
"Udah ayo, kerja, yuk!" Minji menggandeng lengan Yeseul dan pergi dari tempat itu.
"Aigoo, baru awal tahun udah kerja lagi," ujar Yuta sambil meregangkan tubuh.
"Yuta-ssi, silahkan ganti baju," ujar Minji sambil menyerahkan sebuah pakaian serba hitam. Seperti biasa, setelah mengganti baju, Minji menata pakaian milik Yuta hingga sedemikian rupa agar terlihat bagus.
"Tunggu, tangannya mau di pake perban dulu," Minji menghentikan Yuta sebelum ia bergegas pergi.
"Hah, kenapa? Yuta luka?" Tanya Taeyong dengan wajah lugunya.
"Eh, ga, ga!" Dengan cepat, Minji segera melambaikan tangannya. "Kan konsepnya memang begitu," lanjutnya kemudian.
"Oh iya, ya?" Taeyong pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan terkekeh. Setelahnya, Minji juga ikut tertawa kecil karena tingkah Taeyong yang menurutnya terlihat menggemaskan.
"Duduk aja biar ga capek," usul Yuta karena saat ini mereka masih dalam posisi berdiri sehingga mereka pun beralih duduk di kursi sambil berhadapan.
Sementara Minji tengah membaluti sebagian dari jari Yuta dengan sebuah kain perban, Dasom datang dan menghampirinya.
"Siapa aja yang udah?"
"Taeyong, Doyoung, Jungwoo, lagi di hairstyle, Johnny sama Jaehyun lagi make up."
"15 menit lagi semuanya udah harus beres, ya?"
"Siap, eonnie." Minji pun mempercepat kerjanya dengan telaten dan menyelesaikannya. "Thank you, Yuta! Langsung ke Dasom-eonnie, ya," ujarnya sebelum pergi.
"Thank you, Minji-ssi." Setelah membungkukkan badan, Yuta pergi meninggalkan Minji.
"Minji-ssi, bantuin dong!" Sahut Yeseul dari ujung ruangan. Minji berlari kecil ke arahnya dan bertanya, "Siapa, eonnie?"
Yeseul menengok sebentar dan menjawab, "Mark, Mark."
"Mark-ssi, udah ganti inner clothes, kan?" Ujar Minji sambil membuka kancingan pakaian yang akan dikenakan Mark.
"Udah, noona."
"Okay," Minji berpindah ke belakang Mark dan membantunya untuk mengenakan outer. Usai berhasil dikenakan, ia kembali berhadapan dengan Mark dan mengencangkan ban yang ada di bajunya.
"Gimana? Kekencangan ga?"
"Ga," Mark menggelengkan kepala. Minji pun lanjut merapikan pakaian Mark dan membalut jarinya dengan kain perban.
"Noona udah gapapa?" Tanya Mark di tengah sibuknya Minji.
"Hm?" Minji bertanya balik karena ia sedang tidak fokus, saat ini pikirannya sedang disibukkan oleh pekerjaannya.
"Are you okay? Mentally and physically. Karena.." Mark enggan untuk melanjutkan kalimatnya karena dirinya takut salah berbicara, tapi untung saja Minji bisa menangkap maksudnya.
"Can't say yes but I'm trying to be okay. Bagaimanapun juga, hidup harus terus berjalan, bukan? I don't wanna die out of sorrow." Minji terkekeh sebentar.
"Guess I'll just trust the timing of my life and try to see the good in every situation."
Jawaban Minji barusan benar-benar berhasil membuat Mark tercengang dan kagum. Ia tak habis pikir betapa luar biasanya sosok di hadapannya saat ini. A very simple answer, yet it hits him hard.
"You have my respect," balas Mark dengan sebuah senyuman tulus.
"Thanks- you're good to go," ucap Minji setelah ia selesai dengan pekerjaannya.
Sorry untuk update yg sangat lama kali ini. Sad to say, tapi ide buat cerita ini kemarin sempat mentok, ga kepikiran apa2:(
Jadi tolong banget supportnya lewat vote dan comment, karena itu bener2 jadi sumber penyemangat gue buat nulis❤
Dan juga, mari kita semua berdoa untuk Indonesia, semoga negara kita cepat pulih. Kalau bisa, ayo kita bantu lewat donasi, sekarang banyak banget penggalangan dana buat teman2 kita yg kena bencana. Hati-hati buat kalian yang daerahnya kena bencana dan stay safe semuanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter
Fanfiction[END] "Our encounter has brought everything I need although I've never searched for it. And that is you." -Jung Jaehyun