(Song: 'How Can I Love The Heartbreak, You're The One I Love - Akmu)
Selama di rumah duka, mereka terus memperhatikan tamu yang satu per satu masuk dan memberikan hormat kepada mendiang Ha Jung Seop.
Seoyeon masih terpukul akan kepergian suaminya dan terus menerus menangisinya. Bahkan jika ia berhenti menangis, itu hanya berlangsung selama setengah hingga satu jam, kemudian ia akan menangis kembali. Ketika melihat kondisi ibunya– mau sesedih apapun Minwoo dan Minji, mereka berpikir bahwa mereka harus berusaha untuk menahan tangis mereka. Jika mereka ikut menangis tersedu-sedu, maka siapa yang akan memerhatikan ibunya? Bagaimana jika Seoyeon menjadi stress hingga jatuh sakit dan berakhir menyusuli Jung Seop? Mereka berdua tidak akan sanggup menghadapinya jika hal itu benar-benar terjadi.
"Dek, bawa mama makan dulu. Dari pagi mama belum makan," pinta Minwoo.
"Ya udah, kakak jaga sini ya?"
Minji kemudiam beralih berbicara kepada ibunya, "Ma, kita makan bentar ya?" Seoyeon menggelengkan kepalanya.
"Ayo ma, papa ga suka lihat mama sakit. Kalau mama sakit, gimana mama bisa jaga papa di sini? Makan, ya? Dikit aja kok." Bujukan Minji berhasil membuat Seoyeon menurut dan mengikutinya ke tempat makan.
"Bentar ya ma, Minji ambil dulu makanannya." Seoyeon mengangguk– mengiyakan. Minji pun pergi mengambil makanan untuknya dan Seoyeon.
"Saya turut berdukacita," ucap seorang tamu yang baru saja datang kepada Minji.
"Terima kasih banyak tante." Minji menjawab dengan sebuah senyuman.
"Saya memberi hormat dulu ya," ucap wanita itu. "Kalau sudah, jangan lupa makan dulu ya tante sebelum pergi," balas Minji dengan ramah.
Setelah mengambil makanan, Minji meraih tangan ibunya untuk memegang sendok. "Makan ya, ma? Minji mau lihat tamu bentar habis itu Minji balik lagi." Melihat ibunya mulai menyuapi nasi ke dalam mulutnya, Minji pergi melayani tamu-tamu lain yang baru selesai memberi hormat.
"Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk datang," Minji membungkuk kepada seorang pasangan suami istri. "Mari makan, om, tante," Minji menyambut mereka. Ia juga melakukan hal yang sama kepada 3 tamu lainnya yang baru saja selesai memberi hormat.
"Sepertinya dia sudah gila."
"Kenapa?"
"Coba lihat, masa dia tidak menangis sedikit pun ketika ayahnya meninggal?"
"Iya ya, malahan sedari tadi ku perhatikan dia terus tersenyum ketika melayani orang."
"Sepertinya dia senang karena bisa mendapatkan harta ayahnya."
"Hhh, dasar anak jaman sekarang– tidak tahu bersyukur. Ayahnya meninggal tetapi ia malah bersukacita."
"Hey, apakah dia tidak apa-apa? Seoyeon sudah menangis dengan seluruh jiwa dan raganya tetapi anak perempuannya bahkan tidak meneteskan air mata."
"Aku turut prihatin kepada ayahnya.. Ia tidak pantas mempunyai anak yang tersenyum pada hari kematiaannya.."
Minji bisa mendengar jelas bisikan dari tamu-tamu yang ada di situ. Entahlah jika ia masih bisa menyebutnya sebagai 'bisikan'.
Sebenarnya Minji sudah muak. Ia ingin sekali menunjukkan seberapa menderita dirinya. Tetapi ia tahu ia harus mementingkan Seoyeon daripada keegoisannya.
Mengabaikan semua yang terjadi barusan, Minji menemani Seoyeon menyelesaikan makanannya kemudian kembali ke dalam. Kebetulan saat mereka baru masuk, Yoonsoo tiba bersama pacarnya– Hyemi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter
Fanfiction[END] "Our encounter has brought everything I need although I've never searched for it. And that is you." -Jung Jaehyun