Di pagi menjelang siang hari yang cerah, Minji memejamkan matanya sejenak dan menghirup udara segar di Florence, Italia.
'Apa lagi yang lebih baik dari ini?' Ucapnya dalam hati.
Minji cukup terpukau dan bersyukur karena ia masih bisa mendapatkan hal sederhana seperti ini. Ya, kalau dibandingkan dengan Seoul, jarang sekali Minji bisa menemukan hal seperti ini.
Minji memutuskan untuk memulai harinya dengan mengantri di sebuah toko gelato yang selalu diinginkannya. Minji berpikir dia tidak bisa melewatkan kesempatan ini karena pada hari-hari sebelumnya setiap kali ia pergi pada sore hari pasti gelato yang diinginkannya sudah sold out.
Tapi sepertinya hari itu tidak akan menjadi seindah yang Minji pikirkan ketika ada seseorang yang menabaraknya hingga ia terjatuh.
bruk!
"Excuse me?" Ungkap Minji dengan wajah yang kesal.
"Oh I'm so sorry, are you okay? Can you get up?"
"Do I look okay to you?!"
Lelaki itu terdiam sejenak-seperti sedang mengamati wajah Minji- kemudian ia kembali bertanya, "Orang korea ya?"
"Eh?" Minji sempat terkejut ketika laki-laki itu berkata-kata dalam bahasa Korea tapi saat ini bukan itu yang harus dipikirkannya.
"Kalo iya kenapa? Emangnya itu penting sekarang?!"
"Eh, iya, maaf, ada yang luka ga?" Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan membantu Minji berdiri. Minji hendak menjawabnya tetapi laki-laki itu menoleh ke belakang sesaat dan melihat kembali ke arah Minji.
"Tch, sial!" Laki-laki itu tiba-tiba menarik tangan Minji seolah-olah mengajaknya untuk ikut bersamanya.
"Ya! Lo mau culik gue?!"
"Ya kali gue mau culik orang, gue mau ganti rugi tapi gue lagi buru-buru. Jadi buat sekarang ikut gue dulu ya!" Kata laki-laki itu tergesa-gesa.
"Hah?! Maksudnya apaan?!" Minji mulai meninggikan suaranya ketika laki-laki itu mulai berlari sambil menggandeng tangan Minji.
"Nanti gue jelasin deh, tapi ikut gue dulu ya!"
"EH INI KENAPA GUE MAU DIBAWA-ASTAGA MAK TOLONG CARIIN MINJI KALO MINJI GA BALIK, MINJI DICULIK!"
"GA ADA YANG PENGEN NYULIK LO, BEGO!"
Dengan napas terengah-engah akhirnya mereka berhenti berlari.
"Hah.. Lo gapapa?"
"Hah? Habis jatuh terus langsung dibawa lari dan lo tanya kalo gue gapapa?!"
"Sorry, gue lagi lari dari temen-temen gue."
"Kok lari dari temen-temen? Oh, lo pasti ga mau ikutan bayar ya? Hm, habis bikin kekacauan? Atau jangan-jangan lo habis bikin tindakan kriminal?!"
"Kalau tindakan kriminal malahan yang ngejar gue itu polisi, bego. Temen gue pada maksa buat ikut jadwal rencana mereka tapi gue ga tertarik jadi gue lari deh."
"Eh perasaan dari tadi lo manggil gue bego, emangnya lo siapa manggil gue bego?" Minji mulai kesal dengan cara berbicara laki-laki itu yang tidak sopan.
Tiba-tiba lelaki itu menurunkan maskernya hingga wajahnya terlihat dengan jelas dan ia perlahan mendekatkan wajahnya kepada wajah Minji.
"Udah tahu gue siapa?"
Minji sempat tersentak karena saat ini ia sedang berhadapan dengan seorang Jung Jaehyun yang hampir memotong jarak diantara mereka.
'Jung Jaehyun? NCT?' Batinnya.
Jaehyun menaikkan maskernya kembali dan tersenyum miring.
"Lo pengen apa? Gue traktir deh sebagai ganti rugi." Ucapnya dengan nada yang sombong.
"Gapapa, ga perlu. Makasih udah nabrak gue sampai jatuh dan makasih udah ngajak gue lari. Seketika gue merasa sehat, udah lama banget gue ga lari begini. Permisi ya," Ucap Minji sambil melangkahkan kakinya meninggalkan tempat. Namun niatnya terhenti ketika Jaehyun menahan tangannya dan menghentikannya.
"Gue ga mau karir gue rusak karena lo gossip ke orang. Mending gue ganti rugi aja biar mulut lo diem."
'Yang terhormat bapak Jung Jaehyun, kalau lo bukan idol pasti udah gue gampar dari tadi. Okay, sabar Minji, anggap aja ini uji kesabaran.' Ucap Minji dalam hati sebelum ia mulai bersuara.
"Emangnya gue lambe turah?! Gue juga males kali mikirin hidup orang!"
"Kata orang sedalam-dalamnya laut, tetap kedalamannya masih bisa diukur. Tapi kalau hati manusia ga bisa diukur- jadi gue ga tahu apa maksud dan niat lo yang sebenarnya." Ucap Jaehyun yang tiba-tiba menjadi sok bijak.
"Hm, terserah aja deh." Minji pun pasrah ketika ia mendengar Jaehyun melontarkan kata-kata bijak. Pasalnya, ia tidak mau mendengar Jaehyun yang akan menjadi lebih cerewet lagi jika ia terus membantah.
"Ya udah, ayo." Ajak Jaehyun kepada Minji, dan Minji pun hanya mengikutinya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter
Fanfiction[END] "Our encounter has brought everything I need although I've never searched for it. And that is you." -Jung Jaehyun