"Eonnie, kita langsung ke hotel kan?" tanya Minji setibanya mereka di Jepang.
"Iya kita pergi ke hotel dulu buat taruh barang terus nanti kita keluar lagi buat makan siang." jawab Yeseul.
"Eonnie, nanti Minji tinggal di hotel aja ya? Soalnya Minji mau selesain urusan baju— masih banyak yang detail-nya belum selesai."
"Terus Minji ga makan dong?" tanya Yeseul.
"Nanti Minji beli take away aja terus makan di hotel. Atau nanti Minji pesan room service deh, biar Minji yang bayar sendiri."
"Ya udah, eonnie juga ga mau paksa Minji keluar dengan kondisi Minji yang kayak gini. Sekalian istirahat ya, nanti eonnie beliin obat kalo lewat apotek."
"Iya eonnie, thankyou!" ucap Minji.
Setibanya mereka di hotel, mereka langsung pergi menuju ke kamar masing-masing dan membongkar koper mereka. Tidak lama kemudian mereka harus pergi lagi untuk makan siang, kecuali Minji yang meminta untuk tinggal.
"Okay, let's do this Minji," ucapnya. Ia mulai membuka koper pertama dan mengecek kembali apabila ada baju yang bermasalah. Setiap baju yang menurutnya belum selesai dengan baik akan ia perbaiki satu per satu, baik itu dijahit ataupun ditambahkan aksesoris yang cocok.
Di sela pekerjaannya, tiba-tiba Minji teringat akan perkataan Jaein.
Capek apa coba kamu? Orang cuma milih-milih baju doang kok!
Bayangkan saja Minji harus membuka lebih dari 10 koper, memeriksa semua baju di dalamnya, memperbaiki baju yang masih ada kekurangan, dan mengemasnya kembali, tetapi Jaein malah bilang bahwa pekerjaannya tidak melelahkan dan hanya sekedar memilah-milah baju.
"Duh, tunggu aja kalo gue udah punya pengganti, langsung gue buang tuh si Jaein dakjal, setan, iblis, brengsek, sialan, bodat!" umpat Minji dengan kesal.
"Akh!" tiba-tiba Minji merasa nyeri pada perutnya yang tentu saja disebabkan oleh Jaein semalam. Sebenarnya sudah beberapa kali rasa nyerinya muncul hari ini, tetapi kali ini terasa lebih sakit dari sebelumnya sehingga ia memutuskan untuk pergi membeli obat penghilang rasa nyeri.
Setibanya di apotek, Minji langsung menanyakan keperluannya kepada sang kasir di tempat itu.
"Excuse me, do you have painkillers? For some kind of bruises and wounds," ucapnya dengan bahasa inggris yang fasih.
"Eh? Eto.. Watashi wa eigo ga hanasemasen,"
(Maaf, saya ga bisa bicara bahasa inggris)'Mampus, dibalas pake bahasa Jepang.. Maksudnya obat gue ga ada? Habis? Apa gimana sih?!' batin Minji frustasi.
"Pa-pardon?" ucap Minji dengan gagap.
"Ehm.. I.. English.. Cannot!" ucap pekerja itu ditambah dengan bahasa tubuhnya. Dengan inisyatif, Minji langsung membuka translator di hp-nya dan mengetik apa yang ingin dikatakannya. Setelah menunjukkan hpnya, untung sang kasir paham maksud Minji. Ia langsung mengambil obat untuk Minji dan membiarkan Minji membayar obatnya.
"Arigatou!" ucap Minji dengan sedikit membungkuk.
"Arigatou gozaimasu!" balas sang kasir.
Minji pun meninggalkan apotek dan kembali ke hotel. Setelah memakai obat penghilang rasa nyeri, Minji melanjutkan kembali pekerjaannya agar cepat selesai.
Kini jam di layar hp Minji menunjukkan angka 8 malam dan Yeseul serta staff lainnya baru saja tiba di hotel.
ding dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Encounter
Fanfiction[END] "Our encounter has brought everything I need although I've never searched for it. And that is you." -Jung Jaehyun