In Need Of Help

426 54 7
                                    

"Pantesan macet, ada kecelakaan tuh," Johnny menunjuk ke depan dengan kepalanya.

"Aigoo, kasihan banget yang celaka cewek lagi.." ucap sang sopir taksi sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat lebih jelas.

"Kok belum ada ambulans ya?" tanya Johnny yang hanya melihat beberapa orang yang turut melihat kecelakaan tersebut tanpa adanya tenaga medis.

"Berhenti." ucap Jaehyun dengan lantang.

"Hah? Kenapa?" tanya Johnny kebingungan.

"Ahjussi, kita turun di sini aja," ucap Jaehyun.

"Ya, lo mau ngapain?!"

"Minji.. Perempuan yang ada di depan itu Minji!!" ucap Jaehyun dengan suara yang lebih keras dan sangat panik.

"Hah?! Lo yakin Jae?"

"Ragunya nanti aja, pokoknya gue mau turun dulu," ucap Jaehyun tergesa-gesa.

"E-eh, ahjussi kita turun di sini aja, ini uangnya, terima kasih banyak," ucap Johnny yang langsung mengeluarkan uang untuk membayar biaya taksi mereka kemudian turun dari mobil mengikuti Jaehyun.

Mereka langsung masuk diantara kumpulan orang-orang yang turut melihat dan benar saja, mereka mendapati Minji dalam keadaan tidak sadar.

"MINJI!" sahut Jaehyun sambil membuka pintu dan langsung menarik Minji ke dalam dekapannya.

"Oh my god, dude—"

"Telpon 119 sekarang!" perintah Jaehyun memotong kalimat Johnny.

Tak sempat untuk panik, Johnny langsung menelpon 119 dan menghubungi ambulans.

"Minji, Minji-ya," panggil Jaehyun.

"Minji, bangun Minji!" panggil Jaehyun kembali kepada Minji yang kini berada di dekapannya.

Jaehyun meletakkan jarinya di pergelangan tangan Minji dan untungnya ia masih bisa merasakan denyut dari urat nadi Minji.

"Minji, tunggu sebentar ya, dikit lagi mereka datang kok, ya? Tahan dulu ya Minji, gue ada di sini kok," ucap Jaehyun panik sambil membenarkan rambut Minji yang berhamburan menutupi wajah cantiknya.

Jaehyun kemudian memutuskan untuk menyandarkan kepala Minji pada pundaknya agar ia dapat menutupi luka Minji menggunakan bajunya dengan harapan darah yang keluar dapat berkurang.

"Gue tahu lo kuat, lo cewek yang kuat— tolong bertahan kali ini. Jangan tinggalin kita dulu, jangan tinggalin gue," gumam Jaehyun yang memohon dengan sangat sambil sesekali mencium pelan kepala Minji.

"Katanya paling lambat 5 menit mereka sampai Jae," ucap Johnny kepada Jaehyun.

"Hyung, pinjam kemejanya, buat kepala Minji,"

Johnny menuruti Jaehyun dan langsung melepas kemejanya untuk diberikan pada Jaehyun. Jaehyun pun menutupi dahi Minji menggunakan kemeja tersebut karena bajunya sudah dipenuhi darah.

"Minji-ssi," panggil Johnny yang sedang berjongkok dan mengelus-elus pundak Minji.

"Hyung ini gimana? Kita gini terus sampai ambulans-nya datang? Kalo lama gimana?"

Kini Jaehyun benar-benar panik, bahkan ia bisa menjadi orang gila saat ini juga.

'Tuhan, aku sudah kehilangan begitu banyak hal, tetapi tolong jangan hilangkan orang ini dari hadapanku.. Tolong ijinkan aku untuk bisa melihatnya tersenyum kembali..' batin Jaehyun yang terus menerus memohon.

"Hng.." Minji mengeluarkan suara kecil.

"Y-ya, Minji-ssi!" panggil Johnny yang terkejut mendengar suara Minji.

"S-sa.. kit.." ucap Minji dengan suara yang pelan dan sangat lemah.

"Iya Minji, sebentar ya, dikit lagi mereka datang kok," ucap Jaehyun yang kemudian mengeratkan pelukannya.

"Iya, kita di sini kok, tahan dulu ya," tambah Johnny.

Tak lama kemudian ambulans tiba dan mereka langsung membawa Minji ke rumah sakit terdekat. Setibanya di rumah sakit, Minji langsung dibawa masuk ke dalam ruang operasi sedangkan Jaehyun dan Johnny hanya menunggu di ruang tunggu.

Sekarang sudah 2 jam Minji berada di dalam ruang operasi dan mereka menjadi semakin khawatir.

'Gimana kalo dia ga selamat?'

'Gimana kalo gue ga bisa lihat dia lagi?'

'Gimana kalo gue ga akan bisa sebut namanya lagi?'

'Gimana kalo hari ini bakalan jadi hari terakhir gue liat mukanya?'

Hanya itu yang bisa Jaehyun pikirkan saat ini.

Bertepatan sekali tiba-tiba dokter yang menangani Minji keluar dari ruangan. Secara refleks mereka berdua pun langsung berdiri dari tempat duduk.

"Minji gimana dok?" tanya Johnny.

"Jadi saat ini pasien sedang kekurangan darah karena ia tidak langsung ditangani secepatnya sebagaimana semestinya dan saat ini kita sedang mencari pendonor darah yang cocok dengan Minji," ucap dokter.

"Biar saya saja dok yang mendonorkan darah,"

"Memangnya golongan darah Minji apa dok?" tanya Johnny.

"Golongan darahnya O," jawab dokter.

"Jae bukannya lo A ya? Golongan darah gue juga B, jadi ga bisa bantu donor.. Gimana nih?"

Kini mereka berdua kebingungan. Bagaimana mereka bisa mendapatkan pendonor darah secepat mungkin dalam situasi seperti ini? Mereka terus menerus berpikir apa yang bisa dilakukan hingga seseorang datang menghampiri mereka dan membuka suara,

"Apa kalian keberatan kalau saya yang mendonorkan darah untuknya?"

"Apa kalian keberatan kalau saya yang mendonorkan darah untuknya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeng jengg.. Siapakah itu?👀 Sekali-kali yaa ceritanya ngegantung😌

EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang