Forget And Restart

327 52 6
                                    

"Ini surat perceraian kalian, papa mau kamu cerai sama Jaein secepatnya," ujar ayah Minji sambil menyerahkan surat perceraian.

"Eh kok papa yang urus? Padahal Minji bisa urus sendiri kok," ujar Minji sambil meraih kertas yang diberikan ayahnya.

"Papa ga mau ulur waktu lebih lama lagi jadi papa udah urusin semuanya, kamu tinggal cap aja di sini," ucap ayah Minji.

Minji pun pergi mengambil cap nama miliknya kemudian mencapnya di tempat yang tersedia.

"Pa, Minji boleh minta sesuatu ga?" Tanya Minji.

"Minta apa sayang?" Jawab sang ayah dengan lembut.

"Minji mau rumah Minji dan Jaein dijual, nanti Minji pindah ke apartemen yang deket tempat kerja aja. Rumah itu bikin Minji trauma," ucap Minji.

"Ya kalau Minji maunya begitu gapapa, papa terserah kamu aja, kan kamu yang tinggal. Yang penting kamu bisa nyaman tinggal situ, bisa makan yang bener, tidur nyenyak," jawab ayahnya.

"Kamu maunya di daerah mana? Nanti papa cariin apartemen yang bagus buat kamu," lanjutnya.

"Eh jangan, jangan, nanti Minji aja yang urus soal itu, papa ga usah mikirin apa-apa. Soal biaya apartemen juga nanti Minji yang bayar aja," jawab Minji.

"Yah papa juga sekali-kali pengen ngasih sesuatu ke kamu, kamu tuh dari dulu selalu nolak kalau papa mau kasih sesuatu."

"Pa, pas Minji kecil papa selalu ngasih yang terbaik buat Minji– kebutuhan Minji selalu terpenuhi. Tapi sekarang papa ga usah khawatir lagi, Minji udah bisa cari uang sendiri kok. Mending uang papa sekarang dipake buat quality time sama mama."

Usai mendengar perkataan Minji, ayahnya menghela napas dan mulai membelai kepala Minji.

"Papa merasa gagal nak.. Ternyata keputusan papa udah bawa penderitaan di hidup kamu. Papa minta maaf ya, sayang? Maaf kalau papa selama ini ga seperti orangtua yang lain atau ga seperti yang kamu mau. Mulai dari sekarang, kalau ada yang Minji ga suka atau ada yang Minji perlu, Minji ngomong ya sama papa? Biar papa ga ngulangin kesalahan yang sama lagi. Susah lihat kamu menderita nak, hati papa teriris waktu lihat kamu di rumah sakit kemarin," ujar ayahnya dengan mata berkaca-kaca sedangkan Minji ternyata sudah meneteskan air mata sejak ayahnya berbicara sedari tadi.

"Pa.. Ini bukan salah papa ya? Minji tahu maksud papa baik kok, papa juga ga tahu kan kalau Jaein orangnya ternyata begitu, kita semua ga tahu, pa. Jadi papa ga usah minta maaf lagi ya? Minji bersyukur banget kok punya papa di hidup Minji, ga ada yang bisa gantiin posisi papa di keluarga kita. Papa yang sekarang itu udah paling sempurna," balas Minji sembari memeluk ayahnya.

"Mulai sekarang, papa ga bakal milih lagi buat kamu, kamu bebas milih siapa yang mau jadi pendamping hidup kamu asalkan dia anak yang baik, ya?"

"Pasti pa," Minji meyakinkan ayahnya.

"Pasti pa," Minji meyakinkan ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang