"Selesai!" Gumam Yuri lalu menghembuskan nafasnya sambil berkacak pinggang menatap puas pada koper Jessica.Jadi, tadi malam Jessica memberitahu bahwa mendadak harus terbang ke Prancis karena ada sedikit masalah mengenai kontrak dengan salah satu brand terkenal dari negara itu untuk departement store milik Jung Group.
Lantas dengan sedikit memaksa dia membantu menyiapkan segala perlengkapan yang akan di bawa oleh istrinya itu dalam beberapa hari kedepan untuk perjalanan bisnis ke Prancis hari ini.
"Harusnya kau tidak perlu melakukannya, aku bisa meminta pelayan untuk mempersiapkan semuanya." Ucap Jessica yang baru saja masuk kembali membawa file dari ruang kerjanya yang harus ia bawa juga.
Well, biasanya memang seluruh keperluan yang di bawa oleh Jessica untuk perjalanan bisnis akan disiapkan oleh pelayan. Namun kali ini berbeda, Yuri dengan memaksa ingin membantu mempersiapkan keperluannya itu.
"Gwaenchana, ini hal yang mudah dan aku memang ingin melakukannya." Saut Yuri santai.
Sejenak Jessica terdiam namun dengan cepat ia kembali menormalkan ekspresinya, ia pun menaruh file yang ia pegang di dekat kopernya lalu beralih menatap Yuri dengan lamat.
Jujur saja, sejak kejadian kemarin perasaan Jessica serasa bercampur aduk, contohnya seperti sekarang—ia merasa senang sekaligus benci dengan perlakuan Yuri yang seperti ini; di satu sisi ia merasa begitu di perhatikan namun disisi lain dia benci karena dengan seperti ini perasaannya menjadi semakin sulit.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" Dan Yuri yang di tatap seperti itu tidak dapat menahan untuk tidak bertanya.
Jessica yang sedang larut dalam pikirannya sendiri itupun dengan cepat menggeleng,
"No. I just..." Terdapat sedikit jeda dengan nada yang menggantung karena Jessica harus mencari alasan yang tepat, " I just wanted to say thank you to you for all this."
"Kurasa hal ini tidak perlu menerima ucapan terima kasih." Saut Yuri sambil mengernyitkan dahinya heran.
"A-apa salahnya untuk mengucapkan kata terima kasih pada suamiku sendiri yang sudah mau membantu menyiapkan keperluanku?" Argu Jessica tidak ingin kalah.
"Geurae, memang tidak ada salahnya," Jawab Yuri mengalah, "Tapi daripada kau berucap seperti itu, akan lebih baik jika kau melakukan hal lain."
"Hal lain? Seperti apa?" Tanya Jessica penasaran.
Lantas tangan Yuri terangkat, mengusap lembut puncak kepala Jessica selagi menyunggingkan senyumannya dan berucap, "Seperti halnya kau langsung menghubungiku setelah sampai di sana nanti, bagaimana?"
Jessica tidak langsung menjawab, dia kembali terdiam untuk beberapa saat menatap Yuri dengan berbagai perasaan yang sama sekali tidak dapat ia jelaskan, lantas saat sadar ia langsung memaksa dirinya sendiri menarik dua sudut bibir dan membentuk senyuman kecil lalu menjawab,
"Aku akan melakukannya."
Mendengar jawaban Jessica, Yuri pun langsung menangguk-anggukan kepalanya pelan karena merasa puas dan juga lega. Sepertinya Yuri sama sekali tidak menyadari perubahan sikap Jessica dan malah mendaratkan sebuah kecupan di kening Jessica dengan lembut membuat tubuh Jessica menegang sejenak.
"Bagus," Gumamnya senang setelah memberi kecupan lalu kembali menambahkan, "Kalau begitu, kau bisa memeriksa isi kopermu dan melihat apakah ada yang tertinggal atau tidak."
"Aniya, sepertinya semua lengkap dan itu karena kau selalu dapat di andalkan." Jawab Jessica yang berusaha bersikap biasa saja dengan cara melontarkan pujian pada Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanficPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...