WARNING!
TULISAN DI BAWAH INI AKAN MENGANDUNG KONTEN DEWASA. JADI UNTUK YANG BELUM CUKUP UMUR ATAU MERASA RISIH DAN TIDAK NYAMAN DENGAN TULISAN INI SILAHKAN SKIP SAJA DAN LANGSUNG LONCAT KE BAGIAN LEBIH BAWAHNYA.
ㅆ ㅆ
📍Îlot Maître, New Caledonia.Suara deburan ombak yang menyapu pasir dan karang tanpa sengaja membuat Jessica perlahan membuka kedua kelopak matanya, berusaha mengembalikan penuh kesadarannya setelah puas menikmati alam mimpinya.
Dan saat itu juga dahi Jessica mengernyit, matanya kembali menutup dan meringis nyeri saat merasakan kewanitaannya berdenyut sangat nyeri serta seluruh tubuhnya terasa remuk sekarang.
Dia menggigit bibirnya dan kembali sejenak mengingat kenapa tubuhnya sangat sakit sekarang, namun saat dirinya menyadari bahwa itu semua karena kegiatan tadi malam pipi halusnya itu langsung merasa panas.
Perlahan kedua mata Jessica kembali terbuka dan menyadari bahwa sekarang dia tidak lagi sama, dia tidak lagi tidur sendirian melainkan ada seseorang yang sudah sah menjadi suaminya sedang melingkarkan lengannya di sekitar perutnya—memeluknya dengan sedikit posesif.
Perlahan dia membalikkan tubuhnya ke belakang dengan sangat hati-hati untuk meminimalisir rasa sakit di bagian intimnya, setelah berhasil dia terdiam memeta wajah damai suaminya yang masih betah menjalajahi alam mimpi.
Tanpa sadar sudut bibir Jessica tertarik membentuk senyuman tipis, selagi jemarinya perlahan terangkat untuk mengusap wajah Yuri dengan lembut. Namun usapan itu malah tidak sengaja membangunkan Yuri hingga perlahan membuka kedua matanya.
"Sica-ya? Kau sudah bangun?" Gumam Yuri bertanya dengan suara berat yang terdengar parau khas bangun tidur. Kedua matanya masih terlihat setengah terbuka, sepertinya masih sangat mengantuk.
"Mianhae, aku pasti membangunkanmu." Ucap Jessica dengan sangat menyesal.
"Aniya, jam berapa sekarang? Apa kita bangun kesiangan?" Gumamnya Yuri, tangan yang tadi memeluk pinggang Jessica ia pakai untuk mengucek mata sambil masih mengumpulkan kesadarannya, membuat Jessica tak mampu menahan senyumnya karena merasa gemas.
"Eoh, kita bangun kesiangan." Saut Jessica, yang langsung di angguki oleh Yuri pelan.
Kedua mata si Kwon itu kembali terpejam dan perlahan malah semakin memeluk tubuh Jessica, sontak saja membuat Jessica merasa hangat dalam pelukan besar Yuri, apalagi saat kecupan kecil mendarat di puncak kepala-nya, Jessica merasa hatinya bergejolak aneh.
"Bagaimana tidurmu? Apakah nyenyak?" Tanya Yuri masih dengan suara beratnya.
Jessica tidak tau bahwa mendengar suara Yuri saat baru saja bangun tidur akan semenyenangkan ini, bahkan rasa sakit di kewanitaannya saja sejenak terlupakan. Dia jadi semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Yuri sambil menggangguk pelan lebih dulu kemudian bergumam, "Mm, sangat nyenyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanfictionPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...