Mobil yang di tumpangi oleh Jessica telah melesat membelah jalanan kota Seoul untuk menuju ke penthouse-nya yang ada di kawasan Hannam The Hill itu.Jessica memijat pelipisnya pelan sambil menghela nafasnya lelah. Kepalanya saat ini mulai pusing karena harinya tidak berjalan dengan lancar. Dia semakin kesal saat mengingat kekacauan yang ada di depan gedung kantornya tadi.
Yuri yang berada tepat di sebelahnya hanya bisa menatap Presdirnya dengan perasaan khawatir dan penasaran yang bercampur aduk.
"Presdir, anda-baik-baik saja?" Suara berat dari Yuri langsung mengisi indra pendengaran Jessica.
Jessica hampir lupa bahwa pengawalnya itu sekarang duduk di sebelahnya. Diapun mengangguk pelan, "Aku baik-baik saja, dan—"
Ucapan Jessica langsung terhenti karena tiba-tiba ponsel yang ada di dalam tas chanel-nya. Diapun langsung meraih benda pipih berlogo buah yang tak utuh itu, alisnya mengernyit bingung saat melihat deretan nomor yang terasa asing baginya namun dia tetap mengangkat panggilan itu.
"Wow, lihatlah, apakah kau sekarang telah menjadi selebritas papan atas sekarang?"
"Siapa ini?" Tanya Jessica mengerutkan dahinya bingung.
"Kau ini sungguh kejam sekali Noona, setelah memblokir nomerku dengan seenaknya sendiri sekarang kau tidak ingat dengan adik sepupumu satu-satunya?"
Seketika otot wajah Jessica menegang menahan amarahnya kembali saat mengetahui siapa yang sekarang meneleponnya. Dia memejamkan matanya erat-erat sembil menghirup nafas dalam-dalam untuk mengontrol amarahnya agar tidak meledak sekarang.
"Apa lagi maumu?!" Desis Jessica. terdengar suara tawa dari seberang sana yang membuat Jessica semakin mendidih.
"Tenanglah, Noona. Aku hanya ingin menyapamu. Bagaimana apa kau suka hadiah yang aku berikan hari ini?"
"Yah, dengarkan aku baik-baik. Apapun yang kau lakukan demi untuk menyingkirkanku, itu tidak akan berhasil. jadi lebih baik kau berhenti sampai disini dan jangan sampai kau benar-benar membuat kesabaranku habis."
"Ah, Aku sangat takut sekali," Jessica kembali mendengar tawa Sooyoung yang terbahak-bahak. "Tapi, bagaimana ya? Ternyata hadiahku lebih besar dari yang aku bayangkan. Maaf, Noona. Aku baru tau bahwa ternyata kau dan Tyler sudah putus karena dia berselingkuh. Sekarang kau tidak punya cara lain selain kembali pada Tyler dan memohon padanya, itu pun jika kau tidak punya malu."
Sooyoung kembali tertawa terbahak-bahak dan itu sukses membuat kepala Jessica semakin mendidih sekarang.
"Kita lihat saja nanti!" Desis Jessica lalu segera menutup teleponnya dan tak lupa untuk menekan tombol blokir pada nomor itu.
Wajah Jessica sudah sangat memerah menahan amarah dan rasanya dia ingin menangis saat ini. Tapi dia berusaha untuk menahan, dia tidak ingin menumpahkan air matanya hanya untuk masalah ini apalagi untuk Sooyoung.
Dia pun menangkup seluruh wajahnya sambil menunduk, kepalanya serasa mau pecah sekarang dan dia ingin secepatnya sampai di penthouse-nya.
Yuri yang melihat itu hanya diam sambil menatap si marga Jung yang menjadi atasannya itu dengan tatapan iba.
"Sepertinya, ini masalah yang besar." Batin Yuri.
🌸🌸🌸
Jessica melangkah memasuki penthouse-nya setelah pintu lift itu terbuka. Dia sudah di beritahu oleh Tiffany bahwa pengacaranya itu sudah sampai di penthouse-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
Fiksi PenggemarPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...