Chapter 52 - Enough

1.4K 216 104
                                    

Langit semakin pekat ketika waktu telah menunjukkan pukul 10 malam, Jessica masih belum bisa terlelap meski tubuhnya telah terbalut dengan gaun tidur bertali spaghetti menggantung di bahu dan ditambahi dengan kimono tipis sebagai luarnya. Ia masih duduk di sofa ruang tengah dengan tangan kanannya menggenggam sebuah gelas berisikan sisa susu khusus ibu hamil yang mulai hari ini ia konsumsi.

Dia sudah menunggu lebih dari 2 jam di sini agar saat Yuri nanti datang tidak ada cela untuk suaminya itu menghindarinya lagi. Jessica ingin menyelesaikan semua pertikaian yang telah terjadi malam ini juga.

Sesekali ia mengehela nafas ketika netranya menatap kosong pada ponsel yang kini tergeletak di atas meja; menunggu kabar dari cintanya meski ia tahu itu tidak akan mungkin terjadi, setidaknya dalam keadaan yang masih seperti sekarang. Yuri belum pulang hingga detik ini, dan itu sukses membuat pikiran dan hati Jessica semakin teramat gelisah.

Rasanya ia ingin menangis dengan keras karena situasi yang rasanya teramat sulit untuknya, namun berulang kali ia terus menahan itu.

Ia tidak bisa lagi menyuruh orang-orangnya untuk memantau Yuri seperti apa yang di lakukan oleh dirinya kemarin sebab dia tidak ingin membuat kondisi ini menjadi semakin rumit dan fatal jika Yuri mengetahui lagi. Maka dari itu dia hanya bisa menuruti keinginan Yuri.

Suara langkah kaki pun terdengar, Jessica langsung menoleh, tanpa sadar senyumnya merekah lega lalu bangkit setelah menaruh gelas bekas susu yang ia minum di atas meja, berharap itu adalah suara langkah kaki Yuri yang telah datang. Namun detik kemudian senyum yang merekah itu langsung sirna ketika ternyata ekspetasinya salah.

"Selamat malam, Presdir. Maaf menganggu waktu istirahat anda tapi saya datang membawa sebuah informasi," Ucap orang itu setelah membungkuk terlebih dahulu.

Jessica menghela nafasnya lelah dan merasa kesal karena yang datang bukanlah suaminya melainkan salah satu pengawalnya yang ia suruh untuk mengawasi seseorang yang ia tidak suka. Ia pun segera menghempaskan dirinya untuk duduk kembali.

"Lupakan saja, aku sedang tidak ingin mendengarkan apapun tentang dia." Serga Jessica lebih dulu sambil mengibaskan tangannya pertanda dia tidak ingin di ganggu.

Kepalanya sudah cukup pusing tentang masalah yang terjadi dan dia tidak ingin mendengarkan apapun hal tentang wanita yang sudah masuk dalam listnya sebagai orang yang tidak ia sukai.

"Maaf, Presdir, tapi sebelum itu anda sepertinya harus mendengarkan saya sebentar karena ini ada kaitannya dengan Tuan Kwon." Kata orang suruhannya yang seketika langsung menyita atensi Jessica dengan sangat cepat setelah dia menyebutkan nama Yuri. Dia kembali berdiri dengan tubuhnya yang kini langsung menegang.

"Ada apa dengan suamiku?" Kini pikiran Jessica penuh dengan skenario buruk yang sukses membuat degub jantungnya bertambah cepat.

"Saya mendapat laporan bahwa malam ini aktris itu sedang berada di sebuah bar yang terletak di daerah Itaewon dan ketika mereka sedang mengawasinya, mereka tidak sengaja melihat Tuan Kwon juga ada disana, Presdir."

"Maksudmu suamiku sengaja bertemu dengan aktris itu?" Potong Jessica yang tidak sabar dan asal menyimpulkan. Suaranya saat berucap sedikit terdengar bergetar sebab hanya dengan membayangkan saja itu membuat dadanya terasa sesak.

"Tidak, Presdir, Tuan Kwon sudah berada di sana lebih dulu dan beliau sedang minum seorang diri, sedangkan aktris itu datang bersama dengan teman-temannya."

Alis Jessica masih bertaut mengetahui bahwa suaminya sedang minum disana seorang diri, apalagi sedang berada di tempat yang sama dengan perempuan yang tidak ia sukai itu meski tidak di pungkiri ia sedikit merasa lega karena mereka tidak bertemu dengan sengaja bersama.

Marriage Contract •YulsicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang