Chapter 51 - Tentang Kabar Bahagia dan Pertemuan Tak Terduga

1.2K 181 162
                                    

Sesuai dengan apa yang diminta oleh Jessica, Tiffany telah mengatur jadwal pertemuan dengan salah satu dokter kepercayaan keluarga Jung, dan kini keduanya sudah ada di dalam ruangan direktur dari rumah sakit Gyongjae—duduk di sofa untuk menunggu hasil lab yang sebelumnya telah Jessica lakukan.

Sejujurnya, Jessica bisa saja memakai satu kamar VIP untuk menunggu hasil lab dirinya yang masih belum keluar hingga detik ini, namun dia urungkan sebab dia tidak mungkin melakukannya dan membuat Yuri mengetahui keberadaannya di rumah sakit ini dengan berada di satu lantai yang sama dan membuat semuanya menjadi semakin rumit di tengah masalah yang terjadi.

Maka dari itu dia memilih untuk menunggu di ruangan ini dan menyuruh direktur rumah sakit untuk menutup mulut tentang keberadaannya disini kepada Yuri. Ya, setidaknya sampai seluruh masalah yang ia perbuat selesai, dia akan memberitahu Yuri sendiri—begitulah pilihannya.

Entah sudah berapa kali Jessica menghela nafasnya kasar sembari menggigit ujung kuku ibu jarinya menunggu hasil lab yang tidak kunjung keluar, Tiffany yang berada di sebelahnya itu pun sangat mengerti bahwa Jessica sedang gelisah dan gugup hanya dengan melihat kebiasaan sahabatnya itu.

"Kau yakin tidak ingin memberitahu suamimu? Dia pasti sekarang berada di ruangan ibunya?" Tanya Tiffany sekaligus berusaha untuk mengintrupsi kegugupan Jessica.

Untuk beberapa saat Jessica terdiam, lalu kembali menghela nafasnya sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya pelan.

"Dia masih marah padaku, dan memberitahu tentang hal ini sepertinya bukanlah ide yang bagus apalagi ini masih dugaanku saja dan belum terbukti."

"Tapi setidaknya kau harus memberitahunya, bagaimana jika dugaanmu benar bahwa kau sedang hamil? Dia berhak mengetahui itu." Sahut Tiffany.

"Kalaupun memang dugaanku terbukti benar maka aku tetap akan memberitahunya setelah masalah kami selesai." Jawab Jessica tetap pada pendiriannya.

Tiffany tidak berhak untuk memaksa Jessica tentang keputusannya. Maka yang hanya dapat dia lakukan adalah menghela nafasnya kemudian berkata, "Baiklah jika itu keputusanmu."

Setelah perkataan itu, pintu ruangan direktur dari rumah sakit itupun diketuk kemudian muncul lah dua orang dokter yang salah satunya adalah pemilik dari ruangan ini yang tidak lain adalah direktur Gong dan juga Dokter Kim.

"Selamat siang, Presdir, maaf telah membuat anda dan sekretaris Hwang menunggu lama." Ujar Direktur Gong sembari membungkuk hormat pada Jessica dan Tiffany sebelum akhirnya dia dan Dokter Kim bergabung dan duduk di sofa lainnya.

Setelah itu Dokter Gong itupun menyodorkan sebuah map berbentuk amplop berwarna coklat berisikan kertas yang menjadi alasan utama dari Jessica dan Tiffany berada di sini, "Ini hasil lab pemeriksaan anda baru saja keluar, Presdir."

Namun bukannya segera meraih map yang sudah tergeletak di atas meja itu, Jessica hanya terdiam dan menatap intens pada map itu untuk beberapa saat. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang dan dia kembali merasa gugup yang amat kuat dari sebelumnya, rasa cemas langsung menyelimuti dirinya karena beberapa scenario yang tiba-tiba saja muncul di kepalanya.

Bagaimana jika asumsinya salah bahwa dia tengah mengandung hanya karena dia sedang tidak enak badan dan terlalu stress akhir-akhir ini? Atau bagaimana jika itu malah menjadi sebuah berita buruk seperti dia divonis suatu penyakit yang ternyata sudah lama namun dia baru menyadarinya? Dia tidak bisa membayang–

Pikiran yang berkecamuk itupun harus buyar ketika tangan Tiffany menyenggolnya untuk mengembalikan kesadarannya.

"Yah, apa yang kau lakukan? Cepat buka." Bisik Tiffany terlihat mulai gemas karena Jessica malah melamun.

Marriage Contract •YulsicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang