Mereka baru saja sampai di area parkiran restoran Italia yang Jessica inginkan.
Jessica keluar dari mobil yang mereka tumpangi dengan Yuri yang baru saja membukakan pintu penumpang untuknya dan membantunya agar bisa berdiri dengan tongkatnya— dia sengaja meminta untuk memakai tongkat saja sebab dia tidak ingin menarik perhatian orang-orang yang tidak ia kenal yang sedang menikmati makan siang di dalam restoran. Dia tidak nyaman dengan hal itu.
Biasanya Jessica akan kemari bersama Tiffany atau Hyoyeon atau mereka bersama-sama bertiga. Namun sekarang ia hanya sendiri dan ini menjadi pertama kali untuknya.
Yuri mengangkat lengannya membantu Jessica yang berjalan dengan tongkat— menjadikan lengannya untuk pegangan Jessica yang mulai melangkah untuk masuk ke dalam. Mereka langsung menuju ruangan VIP yang tersedia setelah dua orang pelayan menyambut lalu menggiring mereka.
"Apa yang kau lakukan? Cepat duduk!" Perintah Jessica pada Yuri yang masih terus berdiri di dekat pintu ruangan VIP yang mereka masuki.
"Ne?" Saut Yuri yang merasa bingung dengan perintah Jessica.
"Cepatlah duduk, kau tau kan aku tidak suka di bantah?" Retorik Jessica menatap dingin pada Yuri.
Dan hal itu sukses membuat Yuri susah untuk menelan salivanya sendiri.
Well, Sebenarnya, dia bukan orang yang penakut atau yang selalu bisa di intimidasi hanya karena tatapan. Tapi sekarang jujur saja dia sedikit nyali-nya sedikit goyah. Dia juga bingung kenapa dia selalu bisa bisa terintimidasi oleh Jessica. Wanita ini seperti memang tercipta menjadi penguasa.
Tak beberapa lama pelayan pun datang, memberikan sebuah buku yang berisikan menu-menu yang ada di restoran pada Yuri dan Jessica.
"Linguine Alle Vongole, satu chopped chicken salad," Ucap Jessica pada pelayan yang langsung di catat oleh pelayan itu, "Kau?" Jessica langsung mendongak menatap Yuri dengan pandangan bertanya.
"Air putih saja, Presdir." Jawab Yuri yang memang sama sekali tidak membuka buku menu karena sebenarnya dia masih bingung.
"Yah, pilihlah menu yang ingin kau makan." Hardik Jessica, sedikit jengah dengan sifat Yuri yang seperti ini.
"Animnida, saya akan pesan itu saja. Trimakasih, Presdir." Dan lagi-lagi Yuri menolaknya itu membuat Jessica berdecak kesal menatap tajam pada sang pengawal sebelum dia kembali berujar pada pelayan.
"Dua Linguine Alle Vongole, satu chopped chicken salad, satu lasagna, dan wine tahun 1951." Yuri yang mendengar pesanan Jessica langsung melebarkan matanya, ia dengan cepat menyelah.
"Presdir—" namun dia langsung terdiam lagi saat tatapan mata Jessica kembali menajam dan dingin padanya. Dia tidak bisa membantah. "Jeosonghamnida." Lanjutnya melirih kikuk.
Dan entah mengapa hal itu malah membuat Jessica harus menahan senyumnya karena merasa lucu dengan ekspresi kikuk pengawal pribadinya itu. Ah, mood-nya jadi sedikit membaik.
"Aku sangat tidak suka makan sendiri jika berada di luar, biasanya aku akan bersama dengan Tiffany dan Hyoyeon jika kemari tapi mereka sekarang sedang sibuk. Jadi mau tidak mau kau harus menemaniku makan sekarang." Ujar Jessica membuka suara setelah pelayan yang mencatat pesanannya pergi dari ruangan meninggalkan mereka berdua saja.
"Animnida Presdir, ini sungguh suatu kehormatan untuk saya bisa satu meja dengan anda." Saut Yuri merendah.
Jessica yang mendengar itu hanya tersenyum kecil lalu beberapa saat kemudian dia kembali membuka suara karena teringat kejadian kemarin saat berada di Berlin dan dia belum sempat menanyakan keadaan pengawalnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanfictionPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...