Semerbak aroma obat-obatan langsung masuk kedalam indra penciuman Yuri yang baru saja menginjakkan kakinya di sebuah salah satu rumah sakit yang ada di Seoul sambil membawa sebuket bunga tulip yang selalu ia ia bawakan setiap hari untuk seseorang yang sangat ia sayangi.Ia langsung memasuki lift yang berisikan beberapa perawat serta pasien-pasien yang tak di kenalinya.
"Permisi, bisakah anda menekan tombol untuk lantai 3?" Tanya-nya pada salah satu perawat yang kebetulan berada di hadapan tombol lantai.
"Tentu saja."
"Khamsahamnida."
"Ne."
Ting!
Pintu lift pun terbuka, sesegera mungkin Yuri kembali menggerakkan kedua kakinya untuk keluar dari lift itu. Buket bunga itu di genggamnya dengan erat sesekali menghirup aromanya, senyumnya mengembang mengiringi langkahnya yang semakin dekat dengan kamar rawat inap yang sudah ia hafal di luar kepala.
Lalu tibalah dirinya di depan pintu kamar yang di tuju, tak menunggu lama dirinya langgung menggeser pintu itu untuk membuka.
Pandangan Yuri langsung menangkap seseorang yang menjadi tujuannya berada di sini sedang tergeletak damai di salah satu brankar pasien. Suara yang di hasilkan dari mesin elektrokardiograf itu selalu menyapa Yuri.
Tersenyum tipis, pria bermarga Kwon itu mulai mendekat dan berhasil mendudukan dirinya di kursi kosong tepat di sebelah brankar setelah dirinya berhasil meletakkan bunga yang ia bawa di atas meja pasien.
"Eomma, aku datang~" Mulainya lalu perlahan meraih sebelah tangan Eomma-nya untuk ia genggam.
"Maaf, aku sedikit terlambat karena tadi harus bekerja." Lanjutnya bermonolog.
"Eomma pasti tidak akan menyangkah bahwa mulai hari ini aku akan menjadi pengawal dari salah satu pewaris Jung Group."
Wanita yang di panggil Eomma itu sama sekali tidak merespon. Bukan, bukan karena ingin mengabaikan ucapan anak laki-lakinya, tapi karena memang sejak setahun yang lalu Eomma-nya terus tertidur dengan damai dengan bantuan alat-alat kedokteran di sisi brankar Eomma-nya.
"Yah." Seketika Yuri langsung menoleh ke sumber suara yang sangat ia kenali.
"Taeyeon-ah, Kau disini daritadi?" Ucap Yuri pada pria yang baru saja menyapanya itu.
"Aniya, Aku juga baru sampai," Saut Taeyeon saat sudah berada di hadapan Yuri. "Bagaimana hari pertamamu kembali bekerja?" Lanjutnya bertanya.
"Sangat lancar dan mulai besok aku mungkin hanya akan kemari jika waktuku senggang seperti sebelumnya." Jawab Yuri lalu kembali memandang sang Eomma-nya dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan dingin itu.
"Baiklah, seperti biasa semua serahkan padaku." Saut Taeyeon sambil tersenyum kecil.
"Yah, tidak perlu. Fokus saja dengan cafemu." Tolak Yuri, ia tidak enak hati pada sahabatnya ini yang selalu menyempatkan diri untuk sekedar membantu mengurus Eomma-nya.
Ya, dia tahu bahkan sangat tahu bagaimana rasa sayang Taeyeon kepada keluarganya. Sahabatnya itu mempunyai hati yang hangat walau terbalut oleh wajah dingin sama sepertinya.
"Gwaenchana, aku pemiliknya jadi aku bebas melakukan apapun." Saut Taeyeon.
"Aish, Sombong sekali." Cibir Yuri sembari terkekeh kecil. "Tapi, meskipun begitu, aku sungguh berterima kasih padamu, Taeng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanfictionPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...