Yuri terbangun ketika indra pendengarannya menangkap suara aneh dari dalam kamar mandi, suara seseorang yang seperti sedang berusaha untuk mengeluarkan seluruh isi perutnya.
Ia mengerjapkan kedua matanya disaat alisnya bertaut; nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul usai menikmati alam mimpi, namun detik kemudian dia tersentak bangkit setelah tangan kanannya mengusap sisi sampingnya dan tidak mendapati Jessica berada disana.
Yuri langsung tersadar suara itu pasti berasal dari sang istri yang berada di kamar mandi. Ia pun segera melangkahkan kedua kakinya ke kamar mandi dan mengetuk pintu itu.
"Sica-ya? Gwaenchana?" Tanya Yuri sambil mengetuk pintu kamar mandi yang tertutup. Ia sama sekali tidak mendengar jawaban dari sang istri dan hanya terdengar suara mual dan gemericik air yang mengalir dari wastafel.
"Sayang, aku masuk ya?" Lantas tanpa menunggu jawaban dari Jessica, Yuri segera membuka pintu itu.
Yuri segera menghampiri Jessica yang masih menunduk karena berusaha mengeluarkan isi dalam perut meski hanya sebatas cairan.
Ia membantu Jessica dengan meraih seluruh surai kecoklatan istrinya itu dan memegangnya agar Jessica tidak kerepotan, kemudian tangan lainnya mengusap punggung kecil sesekali memijat tengkuk belakang Jessica.
Yuri terus menatap khawatir dan tidak tega pada Jessica yang terlihat seperti tersiksa dalam menghdapi morning sickness—ya, Yuri telah mengetahui salah satu istilah dari beberapa hal yang terjadi dalam masa kehamilan.
Setelah mengetahui bahwa Jessica tengah mengandung, dia segera mencari informasi yang untuk pertama kalinya ia ketahui dan juga di bantu oleh Jessica, dia ingin lebih memahami serta menjaga Jessica dan calon buah hatinya.
Setelah beberapa saat kemudian, tubuh Jessica melemas tepat setelah mual yang ia rasakan mulai mereda. Yuri segera meraih tubuh Jessica—merangkul agar Jessica tidak meluruh terjatuh ke lantai.
"Gwaenchana?" Tanya Yuri yang di balas hanya sebuah anggukan pelan.
Perempuan kelahiran California itu masih belum kuat untuk sekedar menjawab dan bersuara seolah seluruh tenaganya di pagi hari yang cerah ini telah ia keluarkan sampai tak tersisa.
Meski sudah melihat keadaan Jessica dan mengetahui semuanya lewat internet sejak kemarin, Yuri tetap saja tidak tega setiap kali istrinya itu melewati hal seperti ini.
"Kau yakin?" Pertanyaan Yuri langsung di angguki oleh Jessica meski terlihat lemas.
"Gweanchana." Lirih Jessica seraya perlahan berdiri tegak kembali dan kembali meraih kran wastafel untuk muli membersihkan wajahnya.
Setelah selesai membersihkan wajah—berusaha untuk mengabaikan tatapan Yuri yang masih menatap dirinya dengan sorot khawatir lewat pantulan cermin, pada akhirnya Jessica menyerah dengan menghela nafas sebelum berbalik dan kembali behadapan dengan Yuri.
Jessica sangat paham bahwa Yuri masih merasa sangat khawatir ketika melihat dirinya sejak kemarin merasakan morning sickness ataupun rasa mual di saat-saat tertentu.
Tentu saja dia dapat menebak dengan mudah, ini seperti hal baru untuk Yuri sebab di waktu sebelumnya—ketika hubungan mereka belum membaik kemarin, Jessica selalu terbangun dengan menatap permukaan ranjang yang kosong karena Yuri yang seperti terus menghindarinya.
"Kau kan sudah tau kalau ini adalah hal yang wajar untuk ibu hamil yang masih pada trimester pertama." Ucap Jessica pelan sambil tersenyum tipis menatap pantulan cermin agar suaminya itu tidak lagi merasa khawatir. Dia juga ingin mengingatkan Yuri dengan salah satu informasi yang mereka baca bersama di internet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanfictionPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...