Beberapa orang yang sedang berdiri tegak di sebuah ruangan rusuh itu langsung membungkuk sopan ketika pintu terbuka dan menampilkan pria dengan balutan kaos polo berwarna hitam khas orang bermain golf memasuki ruangan itu.Netranya langsung melihat dua orang dengan wajah penuh darah sedang tidak sadarkan diri di ruangan itu.
"Yah, bangunkan mereka berdua." Perintahnya pada salah satu anak buah yang ada di ruangan itu.
Salah satu anak buah itupun langsung mengambil sebuah jerigen berisikan air yang ada di ruangan itu dan langsung menyiram kedua orang yang tak sadarkan diri itu.
"Good morning guys~" Sapaan terdengar dari seorang pria yang tak lain adalah Jo Tyler itu pada dua orang yang sudah sadar namun tetap tak berdaya karena tubuh yang terasa remuk setelah semalaman di pukuli.
"T-Tuan, tolong—uhuk, tolong ampuni kami." Ujar salah satu dari kedua pria yang tak berdaya itu dengan terbata-bata.
Hal itu langsung mengundang sebuah tawa keras yang keluar dari mulut Tyler karena merasa bahwa itu sangat lucu untuk masuk ke dalam indra pendengarannya.
"Kau bilang apa? Ampuni?" Tanya Tyler sembari masih tertawa namun tidak terlalu keras, "Setelah mengetahui kalian yang ingin melarikan diri kemarin?"
"Ampuni kami, k-kami tidak tau jika mereka bisa selamat dari ledakan mobil itu dan itu membuat kami takut." Timpal pria lainnya dengan salah satu matanya yang tidak dapat terbuka karena bengkak yang sudah parah akibat pukulan dari beberapa anak buah Tyler.
"MAKA DARI ITU KAU HARUS MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN SEMPURNA!" Sambar Tyler dengan suara meninggi lalu melayangkan satu bogeman pada pria yang baru saja berbicara itu untuk melampiaskan kekesalannya.
"Padahal aku sudah mempringati kalian, tapi kalian malah tidak menuruti perkataanku. Kalian membuat hatiku terasa sakit." Tambah Tyler berdesis selagi tangannya kembali melayangkan beberapa pukulan pada dua pria yang semakin tidak berdaya dalam ikatan.
"Semuanya menjadi gagal—Jessica dan bajingan tengik itu masih hidup dan itu semua karena kalian tidak melakukan sesuai dengan keinginanku, dasar brengsek!"
"M-maafkan kami, tolong jangan bunuh kami, Tuan." Ujar Pria itu hampir seperti bergumam karena sudah tidak kuat lagi.
Tyler mengatur nafasnya setelah puas melampiaskan kemarahannya dengan memukuli dua orang suruhannya yang sudah semakin tidak berdaya itu, sorot kedua matanya bahkan terpancar penuh tidak kepedulian saat mendengar permohonan yang sangat putus as aitu.
Dia pun membalikkan tubuhnya, lalu menatap pada sekretarisnya yang sedari tadi ada di belakangnya itu selagi berkata, "Singkirkan mereka, dan pastikan tidak ada yang tersisa."
"Ne, Sajangnim."
Lantas setelah mendengar jawaban dari sekretarisnya itu, Tyler pun mulai melangkahkan kakinya untuk kelar untuk segera meninggalkan ruangan rusuh dan lembab itu tanpa menghiraukan teriakan-teriakan tak perdaya yang memohon untuk ampunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanfictionPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...