"Hati-hati ya kalian, jika sudah sampai kabari aku." Ujar Jessica pada kedua sekretarisnya.
"Tidak perlu sok perhatian, kau membuatku ingin muntah saja." Saut Tiffany santai yang sekarang duduk di pinggir ranjang dengan memeluk tubuh Jessica.
Ya, pagi hari di kota Berlin yang segar ini adalah cuaca yang cocok untuk menikmati udara pagi dengan meminum tea atau kopi yang masih mengepul panas.
Tapi Tiffany tidak bisa merasakan itu dengan nikmat karena dirinya terpaksa harus kembali ke Korea bersama dengan Hyoyeon meninggalkan Jessica yang sementara ini memilih untuk menetap di Berlin satu hari lebih lama dari dirinya.
Itu... berhasil membuat Tiffany kesal karena tidak bisa berlama-lama di Berlin.
"Jika tidak ingat kau adalah sahabatku, sudah aku tenggelamkan kau sekarang juga, Tiff." Jessica membalas tak kalah pedas membuat Tiffany langsung memutar bola matanya bosan.
"Kalau aku mati, aku akan menghantuimu sampai kau ikut bersamaku!" Balasnya nyinyir setelah melepas pelukannya lalu bangkit dan meraih slingbag Gucci-nya, bersiap-siap untuk pergi dari kamar Jessica.
"Astaga, mulut kalian berdua ini ada masalah apa sih?" Keluh Hyoyeon yang sejak tadi mengobrol bersama Yuri yang entah Jessica juga tidak tahu tentang apa. Sepertinya si marga Kim itu sudah tidak tahan dengan pertengkaran 'kasih sayang' antara dua sahabatnya ini, "Cerewet sekali di pagi hari seperti ini." Lanjutnya dengan suara pelan sambil menggeleng.
Lantas teguran yang di berikan Hyoyeon tadi hanya membuat kedua gadis itu mendengus sambil kompak saling melirik lalu setelah itu sama-sama tertawa kecil; persis seperti anak kecil yang baru saja menjaili kakak-nya.
"Jessica, kami berangkat dulu, dan jaga dirimu baik-baik." Hyoyeon kembali bersuara, "Yuri, aku serahkan ini padamu." Lanjutnya lagi pelan karena memang ia berada tepat disebelah Yuri.
Yuri langsung mengangguk patuh, "Baik Hyung, jangan khawatir." Jawabnya.
"Bye, Yuri-ssi." Pamit Tiffany dan sukses membuat kedua bola mata Jessica memutar bosan.
Sedangkan Yuri hanya menunduk sopan, "Ne, hati-hati nona Hwang." Saut Yuri tersenyum melihat kelakuan sekretaris yang sangat hangat itu.
Maka setelah itu, tinggal lah Jessica dan Yuri saja di kamar itu. Membuat suasana sangat hening dengan Yuri yang hanya berdiri di belakang pintu masuk, sedangkan Jessica yang masih setia menyandar di sandaran ranjang.
Karena sedikit bosan Jessica pun berinisiatif untuk mengambil ponsel-nya untuk mengecek beberapa email yang masuk dengan sangat serius, dan kegiatan itu tanpa ia sadari menghabiskan waktu hingga hampir 2 jam lamanya.
Sekilas ia mendongak, kedua iris matanya melirik ke arah Yuri yang terus berdiri tegak di posisi seperti sebelumnya yang berada beberapa meter dari jaraknya hingga memunculkan rasa heran di akal Jessica.
"Orang ini... apa tidak pegal berdiri terus seperti itu?" Monolognya dalam hati.
Namun sedetik kemudian, Jessica langsung tersadar apa yang dia katakan.
"Astaga, kenapa juga aku harus peduli? Itu memang pekerjaannya, kan? Aish!" Ucapnya lagi dalam hati sambil menggeleng samar.
Setelah itu Jessica menutup ponselnya karena merasa sudah selesai. Gadis Jung itu beralih mengambil sebuah remote televisi, berniat untuk menyalakan benda tipis yang tergantung di dinding kamar hotelnya dan berakhir menonton film yang tersedia di Netflix.
Entah berapa lama Jessica fokus menonton TV hingga suara ketukan pintu membuat dirinya mengalihkan perhatiannya.
"Presdir, pelayan hotel mengantarkan makan siang." Ucap Yuri melaporkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract •Yulsic
FanfictionPernikahan kontrak yang terjadi antara Jessica Jung dan Kwon Yuri demi keuntungan mereka masing-masing. ❝Bisakah kita bersama untuk waktu yang lama?❞ Warning! ▶[M] / 21+ ▶ Bahasa baku ▶ Gender Switch! For Seme ▶Tidak sesuai real life ▶Hanya imajin...