“Bicaralah selagi ada waktu, ungkapkan selagi masih ada kesempatan, supaya penyesalan tak kamu rasakan.” — CDR
Tiiittt
Suara klakson mobil membuat Bapak sekuriti mendorong gerbang hitam itu ke samping untuk memudahkan mobil masuk ke dalam. Fariz membuka kaca mobil yang transparan di dalam namun gelap di luar.
"Den Fariz, tambah seger aja nih."
Suara Lelaki paruh baya yang mengenakan PDH atau seragam sekuriti berupa kemeja putih lengan pendek dengan beberapa aksesoris bordir.
Asep Sunandar
Nama yang terukir di Bordir nama di dada kanan atas sakunya.
"Mang bisa aja. Mama ada di dalam, kan?"
"Ada dong, Den. Nungguin malahan mah, dari tadi terus bolak-balik ke sini ngecek den Fariz udah datang apa belom."
Fariz terkekeh mendengar jawaban lelaki paruh baya itu.
"Mang asep nyari siapa?" tanya Fariz karena gelagat Asep tampak menyelidik ke dalam, tepatnya ke arah samping Fariz duduk.
"Istrinya cantik," puji Asep dengan tersenyum jahil.
"Awas ya, Mang. Jangan macem-macem!"
Fariz mengeluarkan tatapan elangnya.
"Hahaha, mana ada Den. Istri Aden seumuran sama anak Mang Asep." Asep terkikik geli mendengar Fariz mengancamnya. Ia rasa anak majikannya ini sangat mencintai gadis di sebelahnya.
"Bagus deh, Yaudah Mang, Fariz lanjut ke dalam, ya."
"Siap-siap, Den. Silakan."
Fariz menggelengkan kepalanya saja seraya tersenyum, lalu kembali menstater untuk sampai di depan pintu masuk.
Ting Tong!
Tangan kekarnya menekan bel berbentuk persegi panjang berwarna putih.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Tak membutuhkan waktu lama, sang empu langsung membuka pintu sembari menjawab salam. Sepertinya benar apa kata Mang Asep tadi, Oliv sudah bolak-balik ke pagar rumah sejak tadi.
Ravi dan Oliv menyambut Fariz dan Haura di ambang pintu dengan tersenyum manis. Tatapan Rindu sang anak terpampang jelas dari manik mata Oliv. Padahal baru sehari Fariz tak di rumah.
"Ayo masuk."
Kami mengayunkan kaki menuju dalam, Oliv langsung merangkul Haura dari belakang sembari melangkah.
"Sudah sarapan, Nak?"
"Alhamdulillah sudah, Ma."
"Ya sudah, ayo duduk dulu sama Mama disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Rahasia [TERBIT]
General FictionPada malam yang masih dihiasi air hujan, petir serta kilat Haura harus menerima kenyataan yang menusuk perasaan. Mengikhlaskan kepergian sang ayah sebab insiden mengerikan. Serta takdir yang membawanya ke titik pendewasaan. Siapa sangka, setelah em...