"Terus berusaha dan optimis. InsyaAllah, Allah akan permudah harapan kita."
SETIAP hari, lelaki bertubuh kekar itu tak berhentinya berkutat di dekat laptop. Ia memanage waktu serta mengelola pekerjaan dengan sangat baik. Kedisiplinan bagi diri sendiri dan para pekerja ia sangat jung-jung tinggi. Motonya, tak ada pekerjaan yang berhasil jika yang bekerja lalai dalam hal waktu.
Lelaki berusia dua puluh lima tahun itu bisa di bilang sukses. Karena perusahaan yang ia rintis dari nol bisa sangat berhasil tanpa campur tangan orang tua.
Si pemilik iris mata sedikit kebiruan parasnya memang tampan. Hidung mancung, kulit putih. Hanya satu kekurangan yang membuat orang-orang serta karyawan tidak menyukai; Ia jarang sekali tersenyum di hadapan orang banyak.
Padahal, jika ia tersenyum, akan menampilkan lesung di pipi kanannya. Kata orang, jika lelaki mempunyai lesung di pipi dan lelaki itu tersenyum akan menambah kadar manisnya, kan?
Okay, back to topic
Perusahaan yang ia rintis dari nol itu diberi nama 'Pratama Family's Company'.
Sengaja di beri nama Pratama, karena nama belakangnya. Selain itu, Pratama juga marga dari nenek moyang keluarga. Hal kedua, di namai Pratama, agar selalu menjadi kekuatan dan semangat ketika letih tiba.
Fariz Kavindra Pratama, nama lelaki itu juga tak asing lagi bagi pengguna sosial media seperti Instagram. Namun ia jarang mengunggah sebuah foto di feed maupun di snap. Alasannya, karena terlalu sibuk ngantor.
Ditambah Followers Instagramnya kebanyakan para wanita, terutama para karyawan di kantor yang membuat Fariz lebih malas untuk meng-update
"Kesalahan kamu sudah tidak bisa di benarkan lagi." Fariz menatap karyawan lelaki yang ada di hadapannya. Tangannya terus membolak-balik berkas yang karyawan itu berikan. Bibirnya terus komplain dengan apa yang sudah di kerjakan si karyawan.
"Selain pekerjaan yang buruk, kamu juga sering sekali tidak hadir. Kedisiplinan dalam bekerja itu nomor satu. Kalau kamu tidak serius bekerja di perusahaan saya, silakan resign sebelum saya yang memutuskan," tukas Fariz dengan banyak penekanan. Karyawan itu tak membantah karena memang kerjanya yang culas dan tidak disiplin.
"Jadi, saya harap. Besok kamu segera resign di kantor saya," pungkasnya seraya menyodorkan berkas yang karyawan itu berikan.
"Saya mohon izin, Pak," ucapnya dan pergi dengan raut wajah murung.
Sebenarnya Fariz bisa langsung pecat karyawan tadi. Namun ia tak tega. Selain di luarnya terlihat dingin namun hatinya tetap lembut. Jadi ia berinisiatif untuk karyawannya sendiri yang resign. Memang sama saja, namun sedikit mengurangi rasa tak tega di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Rahasia [TERBIT]
Ficción GeneralPada malam yang masih dihiasi air hujan, petir serta kilat Haura harus menerima kenyataan yang menusuk perasaan. Mengikhlaskan kepergian sang ayah sebab insiden mengerikan. Serta takdir yang membawanya ke titik pendewasaan. Siapa sangka, setelah em...