Bab 15. Berharap hanya pada Allah

378 60 64
                                    

وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَب
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. QSQS. Al-Insyirah ayat 8.

MATAHARI telah naik ke tempatnya, udara panas berasal dari banyaknya kendaraan cukup menghalangi pandangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MATAHARI telah naik ke tempatnya, udara panas berasal dari banyaknya kendaraan cukup menghalangi pandangan. Tiang tinggi berisikan lampu berwarna-warni itu masih menyala merah, bertanda setiap kendaraan harus berhenti.

Netra Haura menoleh ke kaca sebelah kiri, begitu banyak anak-anak yang berjualan tisu dan air mineral kala lampu merah seperti ini. Anak berusia kurang lebih sepuluh tahun itu seharusnya belajar di sekolah bukan malah bekerja di bawah terik matahari. Pikirnya.

Ia pun mengerti, nasib seseorang tidak ada yang pernah tahu, mau bagaimana pun orang itu menginginkan hidup senang jika dilahirkannya dengan nasib seperti itu harus menerima. Namun percayalah, nasib bisa di ubah dengan kegigihan dan berharap pada sang kuasa. Agar nasib yang di Ikhtiarkan dengan kegigihan akan berubah seperti apa yang di harapkan.

Berharaplah hanya kepada Allah, jangan yang lain. Berdoalah hanya kepada Allah, jangan yang lain. Seperti kata Allah di ayat ke-8, surat Al-Insyirah:

وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَب

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Kenapa berharap harus dengan niat untuk Allah semata? Karena kalau niat dan tujuannya untuk manusia ataupun sebagainya. Jika kelak harapan melenceng dari yang di inginkan akan timbul kekecewaan dan tidak bersyukur atas apa yang diberikan. Maka dari itu berharaplah hanya kepada Allah.

Begitu pun dengan anak-anak malang itu, semoga saja mereka selalu menggantungkan hidup dan harapannya hanya pada Allah. ia pun berdoa, agar anak-anak itu mendapatkan kehidupan yang layak, kehidupan yang bahagia dan penuh suka cita.

***

Ruang kerja lumayan luas dengan meja berwarna putih panjang itu tak pernah henti di singgahi si pemilik. Kaca kotak-kotak berukuran besar menjadi latar belakang kursi kerjanya. Sorot cahaya pagi menjelang siang menembus ke dalam menghangatkan segalanya.

Lelaki berusia dua puluh enam tahun itu terus berkutat di laptop, tangan kirinya tak pernah berhenti mengelus pelipis yang sejak lama berdenyut aneh, tubuh pun terasa lemas padahal sudah saatnya pergi ke kantor.

"Kok pusing banget, Mata juga berkunang-kunang rasanya," keluh lelaki itu sembari mengedarkan pandangan dan menyenderkan kepalanya di kursi.

Tok!Tok!Tok!

Ketukan pintu terdengar bising membuat netra lelaki itu langsung mengarah ke daun pintu.

"Den Al, ini sudah siang. Ayo sarapan dulu, nanti sakit loh." Suara wanita bergema dari balik pintu yang sudah di yakini adalah Nani—artnya.

Cklekk

"Iya, Bi, nanti Al sarapan. Sebentar lagi selesai." Suara Alvaro terdengar parau.

Cinta & Rahasia [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang