"Jodoh itu tidak pernah di sangka dan di duga. Sering kali diri mencari yang jauh, tapi ternyata jodoh di depan mata. Memang, jodoh itu hanya diketahui sang Kuasa." — CDR
"Baiklah untuk mempersingkat waktu, mari kita mulai acara pertama, berupa doa yang akan dipimpin oleh, Bapak Ravi Firdaus Pratama selaku orang tua dari pebisnis muda kita, Bapak Fariz Kavindra Pratama," ucap MC dengan mik di tangan kanannya.
Ravi berjalan dengan gagahnya menaiki panggung, MC memberikan mik itu. Doa bersama di mulai, semua tamu yang jumlahnya puluhan itu sangat khusyuk, kepalanya di tundukkan agar setiap doa yang diucapkan meresap ke dalam hati.
"Aamiin, Aamiin ya rabbal'alamin." Mc itu kembali bersuara.
"Apa bapak sangat bangga dengan kesuksesan yang telah di raih anak bapak?" tanya MC itu.
"Tentu, orang tua mana yang tidak bangga melihat putranya maju, melihat putranya semangat. Namun, kesuksesan Fariz saat ini belumlah sempurna. Karena kesuksesan menurut sudut pandang saya, jika diri berguna bagi banyak orang, bisa menebarkan manfaat bagi orang lain, memberikan kebahagiaan untuk orang lain tanpa terkecuali." Ravi memberikan jeda.
"Saya sebagai Papanya, tentu selalu mendoakan Fariz menjadi anak yang memenuhi kriteria sukses," tambahnya.
Dari bawah, tepatnya di barisan kursi yang berjejer rapi di depan, terlihat sosok lelaki yang sedang di perbincangkan sedikit mengeluarkan buliran bening di sudut matanya. Hatinya sangat terenyuh mendengar kalimat itu. Salah satu impian Fariz untuk membahagiakan dan membuat orang tua bangga telah ia raih.
"Wah, MasyaAllah, sangat luar biasa sekali. Saya pun, yang hanya seorang MC bisa merasakan dan melihat jelas bagaimana kebanggaan dan kebahagiaan yang terpancar dari wajahmu, Pak."
Ravi tersenyum. "Alhamdulillah."
"Baik, Terima Kasih, Pak. Silakan kembali bergabung dengan keluarga Bapak."
Ravi mengayunkan kakinya menuju barisan para tamu setelah menganggukkan kepalanya.
"Kita lanjutkan dengan acara yang kedua, sambutan Pimpinan Pratama Family's Company yaitu Bapak Fariz Kavindra Pratama. Silakan naik ke panggung."
Lelaki itu berdiri, melihat ke arah kirinya, lengan Ravi menepuk pelan pundak putranya. Kemudian Fariz melirik juga ke arah kanannya, Melihat Haura yang sedang tersenyum menatapnya.
Tanpa basa-basi lagi Fariz mengayunkan kaki menuju panggung yang tidak tinggi itu. Saat kaki jenjangnya menaiki tangga yang hanya lima undakkan itu, gemuruh tepuk tangan terdengar sangat kencang mewarnai lelaki itu naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Rahasia [TERBIT]
General FictionPada malam yang masih dihiasi air hujan, petir serta kilat Haura harus menerima kenyataan yang menusuk perasaan. Mengikhlaskan kepergian sang ayah sebab insiden mengerikan. Serta takdir yang membawanya ke titik pendewasaan. Siapa sangka, setelah em...