15. Makan malam

1.7K 237 53
                                        

Malam ini Kay mengundang teman-temannya untuk makan malam bersama di rumahnya, sudah lama juga mereka tidak berkumpul begini. Kay juga mengundang Raven malam ini.

"Kamu tetep gak sewa pelayan kak?" tanya Alisya yang melihat tumpukan kotak makanan yang baru saja diantar dari restoran. Alisya harus menyusun semua ini?

"Enggak, buat apa?" tanya Kay polos.

"Buat apa?" Alisya menatap Kayden tak percaya dengan mata berkedut. "Kamu pikir aku sanggup nyuci piring kotor segunung sendirian? Kamu mau nyiksa aku?" tanya Alisya yang hampir menangis.

"Eh? Enggak, kita nyuci bareng nanti, tenang sayang. Biar anak-anak ada kerjaan," ucap Kay sembari menarik hidung Alisya, istrinya ini sekarang terlihat sangat dewasa. Terdapat sedikit kerutan di dekat mata Alisya, Kay mengusap sudut mata Alisya dan mengecup kedua matanya. "love you," ucap Kay kemudian dan tersenyum. Seperti apapun Alisya ia akan tetap mencintainya.

"Ekhem ... Ekhem ... yang gada pasangan peluk tembok ajalah!" celetuk Senja sembari memukul pelan dinding di depannya.

"Lia peluk Lio aja, kasian abang hahaha!" celetuk Lia sembari memeluk Lio dan menertawakan Senja.

"Lepas, Ya," ucap Lio.

"Kenapa?" tanya Lia sembari mempoutkan bibirnya, Lia melihat ke arah Lio yang melihat ke arah lain.

"Ekhem ... gapapa lepas aja, kita udah gede bukan anak kecil lagi," ucap Lio sembari melepas paksa pelukan Lia.

"Issh!" dengus Lia.

"Udah mau malem loh ini, mandi sana ngapain turun ke bawah?" tanya Kay kesal.

"Pa Lio sama Lia comblangin aja, greget aku tu liatnya." celetuk Senja usil.

"Pala mu, mereka adek kakak mau dijodohin gimana? Ada-ada aja kamu, yang ada kamu papa jodohin!"

"Dih, gak mau!"

"Tau nih Senja, mulai sinting!"

"Heh! Dari pada ribut mending bantuin mama nyusun makanan di piring. Buruan!" titah Alisya, suami dan anak-anaknya ini harus diperlakukan dengan tegas.

"Siap!"

Mereka mulai membuka kotak dan menyusun makanan di atas piring, sesekali mereka bercanda dan berdebat lagi. Yah, siapa lagi kalau bukan Senja dan Kay.

"Eh Lio punya pacar?" tanya Alisya iseng. Lio yang sedang meletakan piring di atas meja lantas menatap mamanya tak percaya.

"Enggak ma seriusan," ucap Lio sembari mengangkat tangannya.

"Eleh, polos banget lo, Yo." celetuk Lia meremehkan kembarannya.

"Panggil gw kakak!" ketus Lio.

"Loh, berarti Lia punya?" tanya Alisya mulai mengisengi Lia.

"Enggak ma, serius. Tanya Senja kalo gak percaya." panik Lia sembari menunjuk Senja.

"Ohoho~ kemaren Senja lihat Lia ketawa sama cowok loh ma, aduh~ gawat!" tampang usil Senja membuat tangan Lia benar-benar ingin menamparnya. Tetapi apa yang dikatakan Senja memang benar bahwa Lia ketawa bersama teman prianya, hanya teman.

"Heh, gw tampol mulut lo Senja!" teriak Lia marah.

"Adek!" tegur Kay yang langsung membuat Lia ciut dan ingin menangis.

"Tuh kan ma, liat t-- apaan neh!" omongan Senja belum sempat ia selesaikan karena sebuah sapu tangan melayang keras mengenai wajahnya.

"Senja," ucap Kay dengan tatapan tajam. Senja ciut, tetapi ia ia malu mengakuinya. "Huh!" dengus Senja.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang