***
Saga yang sedari tadi mengontrol perawatan Alisya memperhatikan bahwa denyut jantung Alisya mulai melambat dan melambat. Saga mengecek apakah ada yang salah dengan mesin medisnya dan kemudian mengecek denyut nadi Alisya.
Ini tidak beres, Saga segera keluar dari ruangan dan berlari keruangan Kayden untuk memberitahukan keadaan Alisya. Mungkin saja kemungkinan terburuk akan terjadi. "Kay!" Saga membuka kasar pintu ruangan Kay.
Kay yang sedang menulis entah apalah itu di suatu kertas segera mendongak dan mendapati Saga yang panik. "Kenapa?" tanya Kay.
"Alisya, denyut jantungnya makin melemah!" ucap Saga sedikit ngos-ngosan. Mendengar itu, Kay segera bangkit dari kursi dan berlari ke ruangan tempat Alisya berada diikuti oleh Saga.
Senja, Lia dan juga Lio yang baru saja menginjak anak tangga terakhir lantai dua melihat papanya yang berlari dengan raut wajah panik ikut berlari menyusul papanya.
"Alisya?" panggil Kay sembari menggenggam tangan Alisya. Senja dan adik-adiknya yang baru saja sampai di depan pintu langsung masuk ke dalam dan melihat Saga yang sedang berkutat dengan alat-alat medisnya. (Author gak ngerti dunia medis)
Senja mendekat ke brangkar mamanya dan melihat sang mama yang kesusahan bernapas, denyut jantung Senja semakin kencang bahkan ia bisa mendengarnya, samar-samar ia mendengar suara mesin medis yang menunjukan detak jantung Alisya.
Lio tidak bisa mengontrol dirinya untuk tenang sekarang, bahkan detak jantungnya seakan lari ke otak, kepalanya berdengung ia hanya bisa mendengar napas dan detak jantungnya yang saling bersahutan. Lio mendekati brangkar Alisya dan bertumpu di sana. Sedangkan Lia sudah berada disamping kiri Alisya dan sedang menangis.
Saat Saga ingin menyuntikan sesuatu pada Alisya mesin pengukur detak jantung itu sudah duluan memunculkan garis hijau lurus dan bunyi yang tidak mengenakan.
Tit.............
Semua yang ada diruangan terdiam untuk beberapa saat, semua yang berada di sana dapat mendengar helaan napas Kay yang menatap tak percaya pada Alisya.
"Icha..." lirih Kay, tubuhnya merosot ke lantai masih dalam keadaan menatap Alisya. Kay menarik napas panjang karena merasa dadanya sesak dan menangis sejadi-jadinya. Seumur hidup, anak-anaknya belum pernah melihat Kay menangis seperti ini. Bahkan Saga terkejut saat melihat Kay menangis, sepertinya Kay sangat-sangat mencintai Alisya.
Senja dan Lio, dua kakak beradik ini menatap kosong kearah Alisya. Mamanya pergi begitu saja bahkan sebelum berbicara sebentar? Lio masih tak percaya, ia tidak mau omongan orang padanya itu menjadi benar bahwa Lio kehilangan kasih sayang mamanya saat usia tiga tahun. "Mama..." tenggorokannya serasa terjepit, hatinya sakit dan matanya perih.
Senja memeluk Lia yang menangis kuat disamping Alisya, Senja sangat sedih tetapi ia tidak bisa mengeluarkan air matanya meskipun matanya perih. Senja berusaha berpikir positif mungkin semesta mempunyai rencana baik dari kepergian mamanya, namun tak bisa. Senja merasa dipermainkan, harapannya terlalu besar untuk Alisya dan sekarang harapannya runtuh. Hatinya kecewa dan sangat sakit.
"Mama ... Senja gak pernah berpikir mama sejahat ini," tenggorokan Senja perih.
"Mama ... seenggaknya bicara sama Lio satu kalimat aja mah, jangan langsung pergi, panggil nama Lio juga boleh," Lio meremas sprei brangkar Alisya.
"Mama gak jahat kok Senja bercanda hehe ... Maafin Senja kalo selama ini Senja banyak salah sama Mama," ucap Senja kemudian dengan senyum mengembang.
"Ya, mama tau gak? Senja tumbuh jadi anak baik loh, Senja ganteeeeng banget sayangnya mama gak lihat Senja tapi Senja gak suka Lio dia lebih ganteng dari Senja masa?" cerocos Senja sembari menunjuk Lio.
"Oiya mah, pas bayi Senja ngerepotin mama ya? Sebenarnya Senja mau kasih lihat ke mama seberapa pintarnya anak mama ini, tapi karena mama udah dijemput ... " Senja menunduk dalam. Saga tak kuasa menahan tangisnya melihat kelakuan Senja.
"... Karena mama udah di jemput, senja peluk aja ya?" Senja kembali mengangkat kepalanya dan tersenyum. Senja memeluk mamanya, Kay yang melihat anaknya sekuat itu merasa makin bersalah. Satu detik, dua detik, tiga detik...
Tiba-tiba mereka melihat bahu Senja yang gemetar itu tadanya ia menangis, Senja memeluk mamanya semakin erat saat tangisnya tak bisa ia sembunyikan lagi.
"Aaa, ma bangun! Senja gak mau mama pergi Senja butuh mama di sini," lirih Senja.
"Jangan mainin Senja, mama gak kasihan lihat Senja yang kayak orang gila gini?"
"Tolong jangan ambil mama sekarang Ya Tuhan, Senja mohon..." suara Senja semakin pelan. Senja masih memeluk dan enggan melepaskan Alisya.
"Udah, Senja." Kay berusaha memisahkan Senja dari Alisya. "Mama pernah bilang, anggap yang kamu cintai ini hanya manusia dan jangan terlalu mencintainya, supaya saat dia pergi kamu gak begitu sedih," ucap Kay lirih. Suasana kembali hening saat itu.
Senja perlahan melepaskan mamanya dan ingin berbalik, tetapi langkahnya terhenti saat mesin pengukur detak jantung kembali berbunyi. Senja langsung menoleh dan menatap haru mamanya yang mulai bernapas kembali.
Saga langsung mendekat dan mengecek keadaan Alisya, "icha?" panggil Saga saat melihat Alisya yang perlahan membuka matanya, Alisya melihat Saga sekilas. Kay menatap haru sembari menggenggam tangan Alisya. "Terimakasih..." lirihnya dan air matanya kembali keluar.
"Alhamdulillah," ucap Saga.
Lia, Lio dan Senja sangat ingin memeluk mamanya, tetapi takut jika mereka bisa menghimpit Alisya yang baru saja sadar setelah sekian lama.
***
Saat ini Kay sedang menyuapi Alisya makan, karena koma selama belasan tahun tubuh Alisya menjadi kaku dan susah di gerakan. Tadi pagi Senja dan adik-adiknya berkali kali memeluk dan menciumi pipi mamanya sebelum berangkat sekolah.
"Habis ini kita terapi ya?" ucap Kay sembari menyeka sudut bibir Alisya, Alisya dengan susah payah membuat senyum dibibirnya.
"Aku sayang kamu." Kay sekali lagi memeluk Alisya. "Aku kangen tau, kamu lama banget tidurnya," ucap Kay selanjutnya.
"Maafin aku ya, pokoknya i love u sepuluh ribu kali lipat!"
Mood nulisku hancur ya ampun. Sampai jumpa di chapter selanjutnya
POKOKNYA AKU SAYANG KAMU SERIBU KALI LIPAT!
![](https://img.wattpad.com/cover/229976571-288-k652895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Novela JuvenilSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.