34. Adek baruuu (Baru)

374 58 2
                                        

Hari ini Senja keluar dari rumah sakit setelah melewati lima hari yang membosankan dan menyakitkan di sana. Senja menghembuskan napas lega saat sudah menginjak lantai rumahnya.

"Rumah, aku rindu," ucap Senja dramatis di ambang pintu.

"Minggir, lo Senja bukan rindu!" celetuk Lio yang sengaja menyenggol Senja untuk masuk ke dalam rumah.

"Apaan sih ni anak?" tanya Senja ketus lalu mengekor di belakang Lio.

"Makan dulu yuk, mama udah masak?" ajak Alisya yang baru saja memasuki pintu rumahnya diikuti oleh Kayden di belakang yang sedang membawa barang-barang Senja.

"Kapan mama masaknya?" tanya Senja yang sudah duduk di atas sofa ruang tamu.

"Sebelum jemput kamu," jawab Alisya yang sedang berjalan ke arah dapur.

"Lia, turun makan dulu!" panggil Kayden sedikit berteriak sembari mendongak.

"Iyaa, Senja udah pulang?" tanya Lia sedikit berteriak dari lantai dua, gadis jangkung itu terlihat sedang berlari menuruni anak tangga dengan girangnya.

"Jangan lari-lari nanti jatuh!" peringat saudara kembarnya yang sedang berjalan menyusul sang ibu ke dapur. Lia tak terlalu mendengarkan Lio, ia tetap berlari hingga anak tangga terakhir dan menyapa Senja dengan girang.

"Abdullah Aqila Rajendra Senja Valeryan's son, udah sembuuuhh," ucap Adelia dengan girangnya sembari berjalan mendekati Senja.

"Mama, Lia seneng banget nih kayaknya ada apa nih?" tanya Senja sedikit berteriak.

"Karena kakaknya pulang kali," jawab sang Mama dari dapur.

"Gak ma enggak bukan, dari tadi loh si Lia keliatan girang banget mama tau gak kenapa?" dari arah dapur terdengar suara Lio yang bertanya pada Alisya. Lia yang mendengar itu nyaris berjalan menuju dapur dengan garis wajah ganas.

"Kenapa tuh?"

"Tadi di sekolah ada cowok yang nempel terus sama Lia tau Ma, kalo Lio gak ngajak Lia pulang bareng mungkin Lia udah terima tawaran pulang dari itu cowok, mama tau gak itu cowok terkenal sebagai pembuat onar di sekolah, mama tau gak berapa kali dia masuk ruang bk? Dia juga sering bolos, dia-- hmppp?" saat sedang asik menceritakan tentang anak lelaki yang dekat dengan kembarannya, tiba-tiba Lia menyumpal mulut Lio dengan kue bolu yang ada di atas meja makan.

"Bah HAHAHAHA, sama Lia main-main!" celetuk Senja yang entah sejak kapan sudah berada di dapur.

"Diem lu ye, mulut lo lemeeess banget kek banci tailan!" ketus Lia pada Lio yang sudah bermuka masam sembari mengunyah bolu itu susah payah.

"Lia," panggil Kay memperingati. Dengan mendengar panggilan ayahnya saja, Lia sudah mengerti di mana salahnya.

"Maaf Pa, abis Lio nih ngeselin!" ketus Adelia di depan kembarannya.

"Nyenyenyenye," ejek Adelio yang sudah menelan kue bolu tadi. Lia menggertak Lio sembari mengangkat kepalan tangannya ke udara.

"Apa lo?" tantang Lio sembari memasang raut wajah arogan.

"Sudah-sudah... ayo makan dulu," ucap Alisya menengahi perdebatan mereka. Masing-masing dari mereka mulai mengambil tempat duduk dan mulai makan.

"Ma, besok Senja balik sekolah ya?" disela-sela makannya, Senja membuka suara.

"Lho kamu kan baru keluar dari rumah sakit, kak?"

"Gak apa-apa ma, kan cuma sekolah bukan mau berantem, hehe," ucap Senja sembari menunjukan cengirannya.

"Yaudah kalo kamunya udah gak apa-apa. Tapi inget ya, jangan berantem dulu?" peringat Alisya.

"Maksudnya gimana?" tanya Kayden bingung.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang