Hima keluar dari kamar Toro dan langsung melihat Toro yang sedang berkutik dengan ponselnya.
"Bisa lo ganti jilbab gw sekarang? Gw mau pulang," ucap Hima yang berada di depan pintu kamar yang berjarak dua meter dari ruang tamu tempat Toro duduk.
"Gw belum keluar, besok aja," ucap Toro enteng tanpa menatap Hima. Hima mengerutkan alisnya dan menatap tak suka ke arah Toro.
"Terus gw pulang gimana?" tanya Hima lagi yang membuat Toro mengehentikan aktifitas bermainnya.
"Buru-buru banget pengen pulang?" tanya Toro.
"Iya, ngapain gw di sini?" sahut Hima. Toro melihat ke belakang, tepatnya ke arah Hima.
"Sini deh," ucap Toro sembari menepuk sofa disampingnya.
"Apa jaminan gw aman kalo kesana?" tanya Hima.
"Tulang kering gw." jawab Toro. Maksudnya, Hima bisa menendang tulang kering Toro kalau dia macam-macam.
"Lo gak punya kain apa gitu? Gw gak nyaman?" tanya Hima yang merasa risih.
"Sprei mau?" tanya Toro usil. "Gw gak punya kain lain selain sprei sama baju jadi atau lo mau selimut?" sambung Toro lagi.
"Yang bener aja!" ketus Hima. "Jilbab gw kemaren dimana?"
"Udah gw buang di tong sampah." jawab Toro. Kalau sudah begini ia harus bagaimana lagi? Tidak ada cara untuk menutup kepalanya, haruskah ia mengambil selimut dan menutupi kepalanya? Ya sepertinya itu boleh juga.
Hima kembali memasuki kamar dan keluar dari sana dengan selimut yang membungkus kepalanya. Ia berjalan dan duduk di sofa seberang Toro.
"Ribet banget lo ya?" desis Toro.
"Iya kan gw cewek." jawab Hima.
"Pengap gw lihat lo."
"Makasih," ucap Hima tiba-tiba.
"Ha?"
"Udah bantu gw."
"Siapa bilang?" Toro memperlihatkan seringainya dan tertawa jahat.
"Iya, gw tau sih, ada udang dibalik batu." gumam Hima saat melihat Toro tertawa.
"Jadi, apa?" tanya Hima.
"Tentu lah gw barteran sama bokap lo, atau tepatnya dibilang beli elo dari dia?" Hima menatap malas pria di depannya ini. Pria jahat ini kenapa bisa memiliki wajah tampan?
"Oke, gw pulang sekarang," Hima kembali kedalam kamar dan melempar selimut itu diatas tempat tidur. Ia mulai menggulung rambut panjangnya dan celingak-celinguk mencari selembar kain, barang kali bisa ia jadikan jilbab.
Hima berdecak kesal saat tidak mendapatinya. Lalu, Hima melihat hordeng yang bergantung di sana. Tanpa pikir panjang Hima mengambil gunting dan memotongnya menjadi segi empat.
Setelah membenarkan letak kerudung yang aslinya adalah kain hordeng itu, Hima keluar dari sana. Toro yang tadinya sedang meminum air karena haus, saat melihat Hima ia kebingungan. Dimana Hima menemukan penutup kepalanya itu?
"Dari mana itu?" tanya Toro yang berdiri di meja dapur apartemennya.
"Ini, kain gorden." jawab Hima tanpa menoleh, tangannya menggapai gagang pintu dan berusaha membukanya. Tapi, terkunci.
"Kenapa, gak bisa keluar ya?" tanya Toro santai dan kembali meneguk airnya. Pantas saja pria itu terlihat santai, ternyata pintunya sudah duluan di kunci.
"Mau lo apa sih?" tanya Hima malas sembari berbalik.
"Kan udah gw bilang, lo itu udah gw beli dari bokap lo. Jadi, sekarang lo itu milik gw, barang gw!" jawab Toro penuh penekanan di ujung kalimat. Toro kembali duduk di sofa.
![](https://img.wattpad.com/cover/229976571-288-k652895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Dla nastolatkówSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.