22. "mati aja lo"

552 91 9
                                    

Senja menggeram ditempat saat melihat balasan Toro. Hima ada bersama Toro, apakah akan baik-baik saja? Bagaimana jika Toro berbuat yang tidak-tidak?

Senja turun dari jendela kamarnya dan menghampiri Raven untuk memberitahu dimana keberadaan Hima. Namun, Senja baru ingat Raven baru saja pergi entah kemana. Senja tidak tau kapan Raven akan kembali, akhirnya Senja memutuskan untuk memberitahukan pada Raven besok saja.

***

"Om Raven... " panggil Senja yang baru saja turun tangga dan melihat Raven yang ada di ruang tengah. Ia harus memberitahukan Raven tentang ini kan? Tetapi belum sempat Senja mengatakannya pada Raven, Ponselnya kembali berbunyi.

+628126758***
Kalian gak boleh sentuh Hima atau tiba-tiba nyerang gue. Ingat, Hima selalu disamping gue dan gw bisa lukain Hima kapan pun^__^.

Senja menelan umpatan terkasar yang ia ketahui. Melihat pesan dari Toro benar-benar membuatnya ingin menghampiri Toro sekarang juga.

"kenapa Jen?" tanya Raven.

"..........Hima, ada sama Toro om," jawab Senja yang merasa tidak enak. Gara-gara dia, Hima juga ikut terseret kedalam masalah.

"lacak keberadaan Toro!" titah Raven dengan penekanan pada anak buahnya. Melihat anak buah Toro yang sudah ingin bergerak, Senja menghentikan mereka dengan ucapannya.

"tapi om, Hima dalam masalah kalo kita serang Toro tiba-tiba." tukas Senja yang membuat Raven menatap ke arahnya. Mendapat tatapan mengintimidasi dari Raven, Senja merasa ciut. "maaf om" cicit Senja.

"awasi gerak-gerik Toro." perintah Raven pada anak buahnya yang ada dibagian IT. Raven menatap Senja penuh peringatan seakan dia berkata jika terjadi sesuatu pada Himawari, maka tunggu saja balasannya.

"awasi Toro waktu di sekolah." perintah Raven pada Senja yang diangguki Senja dengan mantap. Raven berlalu dari sana meninggalkan Senja yang juga ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguk gadis yang ia tinggalkan kemarin.

"Ma, Senja pergi sebentar ya?" pamit Senja pada Alisya yang juga berdiri di sana.

"mau kemana?" tanya Alisya.

"keluar sebentar."

"yaudah. Hati-hati ya?"

"iya, Assalamualaikum." pamit Senja dan langsung keluar dari kastil. Sepeninggalan Senja, Alisya menghampiri Kay yang sedari tadi sedang menelpon dengan seseorang di teras kastil.

"sayang?" panggil Alisya ragu-ragu sembari menarik ujung kaos Kayden. Mendapati panggilan dari istrinya Kay menoleh dan mengakiri panggilan.

"iyaa?"

"anu..." Alisya terlihat memilin-milin jarinya dan mengalihkan pandangan dari Kay. "itu... Aku gak nyaman tinggal di sini." cicit Alisya nyaris tak terdengar.

"itu..." Alisya terlihat bimbang ditempat. Kay mengangkat satu alisnya pertanda bingung.

"kenapa, hm?" tanya Kay sembari mengusap kepala Alisya.

"aku gak nyaman tinggal disini... soalnya... Kan itu... dulu... " ucap Alisya ragu-ragu. Mengerti maksud dari perkataan Alisya, Kay segera bersuara.

"ooh, kamu mau balik ke rumah?"

"iya."

"tadi aku baru aja terima laporan kalo rumah kita udah hampir siap perbaikannya, besok kita balik ya? Soalnya kan udah hampir seminggu juga kita di sini." jelas Kay membuat Alisya mengangguk sembari menggulum bibirnya.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang