Senja meniup-niup rambutnya yang jatuh ke dahi berulang kali setelah pelajaran olahraga selesai. Senja menengadahkan kepalanya menatap langit biru dengan sedikit menyerngit lalu membuang napas lelah.
"Gin, lo tau gak--"
"Ck, berisik ah udah tau gue Hima pindah dan lo galau kan?"
"Main potong aja!"
"Gausah galau, samperin sana!"
"Gak di kasih bokap gue, Gin!"
"Ya derita lo!"
"Woi, cog!" seru Hwan sembari melemparkan sebotol air mineral kepada Senja.
"Cag cog pala lo, kenapa lo?" tanya Gin yang duduk di samping Senja sembari menjitak kepala Hwan saat anak itu duduk disampingnya.
"Anjing," umpat Hwan sembari membuka segel botolnya.
"Kenapa sih, udah lama lo gak begitu? Ingat Hwan, kata Hima ngumpat itu dosa!" tegur Senja mirip seperti Nusa lalu terkekeh ringan.
"Stres, orangnya udah pisah benua masih aja bucin lo," sinis Hwan. Senja menatap Hwan serius, jika Hwan sudah berbicara kasar begitu pasti ada masalah.
"Kenapa, hm? Cerita deh sama aa Jen," ucap Senja sembari menyugar rambutnya, tanpa tahu jika para gadis yang melihatnya dari balik lapangan sudah kejang-kejang ditempat.
"Demen banget bikin gadis orang jejeritan!" celetuk Gin.
"Gue kesel banget sumpah haha, tidak bisa di definisikan!" seru Hwan.
"Iye kenape?" tanya Senja sebelum meneguk minumannya.
"Pacar gue selingkuh sama jagoan IPA," ucap Hwan yang berhasil membuat Senja tersedak bahkan air mineral itu sampai keluar dari lubang hidungnya.
"Uhuk... ah... perih banget," gumam Senja sembari menyeka hidungnya.
"Gak estetik banget, Jen haha," ejek Gin dengan santainya.
"Pala kau! Hidung gue perih banget sempat-sempatnya lo mikirin estetika!" amuk Senja.
"Sejak kapan lo punya pacar? Kok gue gak tau?" tanya Senja dengan tidak santainya langsung duduk di depan Hwan.
"Kemane aja bang? Satu sekolah udah tau kali. Kudet lu!" geram Hwan sembari menyentil kepala Senja.
"Siapa emangnya?"
"Hestia," jawab Hwan sedikit ketus.
"Sejak kapan lo pacaran?" tanya Senja lagi.
"Udah setahun kali, Jen. Lo parah sih temen sendiri gak tau," ucap Gin mengompor-ngompori Hwan.
"Yee, si Hwan aja yang gak pernah cerita," jawab Senja.
"Tiap hari gue cerita perasaan. Lo nya aja yang pikiran enta kemana sibuk ngebucinin Hima!" ketus Hwan.
"Kapan gue bucin ke dia?" tanya Senja sewot.
"Dih, gak nyadar!"
"Jadinya, gimana ceritanya lo sama anak IPA?" tanya Senja lagi.
"Gak, Gue tadi jalan ke kantin beli minum kan, terus pas mau balik lagi ke lapangan gue gak sengaja ngeliat Hestia sama jagoan IPA lagi pelukan di gang sempit, sakit hati gue cog, gue kurang apa coba?" curhat Hwan sembari menyeringai. Gin dan Senja saling melemparkan tatapan bingung ingin menghibur Hwan bagaimana. Biasanya kan Hwan yang selalu menghibur mereka.
"Eeee..." Senja menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue cariin cewek baru mau?" tanya Senja sembari cengengesan.
"Lo?" tanya Hwan dengan tampang meremehkan. "Yang ada ceweknya yang naksir sama lo, lagian gue tuh udah sayang banget sama dia," ucap Hwan sembari menengadah.
"Makanya gausah pacaran!" celetuk Gin yang mendapat pelototan dari Hwan.
"Yang masih di ambang gausah bacot, cewek lo aja naksir Senja noh," ejek Hwan.
"Kata siapa, udah bucin ke gue tuh?" Gin menyeringai.
"Mana coba?" tanya Hwan menantang, bertepatan dengan itu terlihat Ocean yang sedang berjalan di koridor bersama dengan teman-temannya.
"Sayang!" panggil Gin begitu lantang membuat Senja reflek memukul punggungnya. Ocean yang mengenali suara itu langsung mengalihkan atensinya ke arah lapangan dan terlihat Gin yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Ocean memberikan flying kiss sembari mengedipkan matanya lalu kembali berjalan tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya iri.
"Tuh kan apa gue bilang," ucap Gin bangga.
"Waah... hebat, dia bisa suka ama lo Gin, lo kan jelek," ucap Senja bercanda. Gin sangatlah tampan, Senja saja mengakuinya bahkan tidak jarang ia merasa insecure pada Gin. Padahal jika dibandingkan, Senja tidak kalah tampannya.
"Lo yang jelek!" balas Gin.
"Gue yang jelek," ucap Hwan lesu.
"Ututuu Hwan gue ganteng kok manis banget malah kalo senyum, mata tu cewek aja yang bermasalah bisa-bisanya suka ama jagoan IPA," ucap Senja sembari memeluk kepala Hwan.
"Tapi, Hestia kayaknya suka cowok maco kulit sawo matang deh, gue mulus banget putihnya mana manis gini kayak anak anjing, pasti dia ngeliat gue kayak anak kecil," ucap Hwan sedih."Sebenarnya lo lagi ngeluh apa lagi muji diri sih?" tanya Gin heran.
"PENGUMUMAN PENGUMUMAN. HWAN BARU AJA PUTUS, YANG BERMINAT SILAHKAN ANTRI DI LAPANGAN!" dari kejauhan terlihat Arya yang berteriak menggunakan toa yang ia dapat entah dari mana bersama Zaki yang dengan santai menutup telinganya sembari berjalan menuju lapangan berdampingan dengan Arya tanpa rasa malu.
"Like a bakaa..." gumam Gin.
"Kalian ngapain kata siapa gue putus!" teriak Hwan dari lapangan pada teman-temannya.
"YA GAK TAU!" jawab Arya menggunakan toa. Arya dan Zaki melihat ke belakang saat mendengar suara ribut-ribut dan mereka langsung lari dari sana saat melihat anak perempuan yang berdesak-desakan memasuki lapangan.
"Good luck," ucap Senja lalu ngacir dari sana bersama Gin. Hwan cengo ditempat melihat para gadis yang berdesakan memenuhi lapangan.
"Woi, GAK ADA YANG BAGIIN SEMBAKO, BALIK SANA BALIK!" teriak Hwan frustasi sembari berlari keluar dari lapangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/229976571-288-k652895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Fiksi RemajaSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.