7. Kerja kelompok 2

1.4K 220 16
                                    

"Sembarangan kalo ngomong!" ucap Senja sedikit ketus. ia turun dari mobilnya diikuti oleh Himawari memasuki rumah. saat berada diambang pintu, Himawari sedikit ragu menginjakan kaki masuk ke dalam rumah Senja. "Kenapa? masuk aja lagi?" tanya Senja.

"Kayaknya gw harus pulang, Jen," ucap Himawari saat menyadari ia sama sekali belum mengganti baju sekolahnya, juga belum makan siang.

"Males ah, ngapain?" tanya Senja.

"Gw belum ganti seragam, gw laper mau makan dulu. gw juga gak suruh antar ke elo." jawab Hima sedikit meremehkan Senja.

"Ya lo pikir kalo gak gw anter, ada taksi yang lewat sini? enggak, asal lo tau."

"Yaudah anter gw balik."

"Males banget, udah lo pake seragam itu aja dulu. lagian kerja kelompoknya juga gak lama. tunggu diruang tengah sana, gw mau ganti baju," ucap Senja dan berjalan menaiki lift.

"Terus gw pulangnya gimana?" ketus Himawari.

"Ya jalan kaki lah, berharap banget gw anter?" teriak Senja dari dalam lift.

"Kalo aja di sini ada samurai udah gw penggal palanya." gumam Himawari sembari berjalan ke ruang tengah. Hiwamari bingung dimana letak ruang tengah, tanpa mau pikir panjang Himawari menduduki sofa di ruang tamu saja.

beberapa menit kemudian, Senja turun dari tangga dan melihat Himawari yang malah duduk di sofa ruang tamu. "Ngapain war?" tanya Senja.

"Menurut lo ngapain?" tanya Himawari balik.

"Gw suruh tunggu diruang tengah anwar," ucap Senja.

"Gw gak tau dimana, lo bisa gak sih berhenti panggil gw anwar?" tanya Himawari sedikit ketus.

"Yaudah lo laperkan? ayok makan dulu," Senja melangkah ke dapur di ikuti Himawari.

"Yang lain kapan datangnya?" tanya Himawari saat sudah duduk dikursi meja makan.

"Jam tujuh," jawab Senja dengan santainya. Mendengar jawaban Senja berhasil membuat Himawari mengalihkan perhatiannya penuh pada Senja yang sedang mengotak-atik dapurnya.

"Gw gak habis pikir sama lo, Jen. yang lain datang jam tujuh kenapa gw ada di rumah lo sekarang?" tanya Himawari dengan tampang tak percaya.

"Lo bisa pasang ekspresi itu juga? gw kira lo tembok." celetuk Senja. "Lagian kalo gw gak bawa lo sekarang bisa-bisa lo gak dateng lagi. mana rumah gw jauh dan lo gak tau rumah gw di mana," ujar Senja.

"Ya Rabbi, Rajendra." Himawari memijit pelipisnya dan melihat jam tangannya. ini masih jam lima dan teman-temannya yang lain akan datang jam tujuh, berarti Himawari harus menunggu dua jam di sini? bersama Senja?

"Lio, Lia, Papa makan dulu. Senja udah masakin makan malam!" dan sekarang Senja memanggil anggota keluarganya? bukankah Himawari akan terlihat seperti manekin duduk nantinya? Senja ini benar-benar.

"Senja?" tanya Himawari.

"Iya? eh, orang dekat gw sering manggil gw Senja," jawab Senja. dan sekarang Himawari tau satu fakta tentang Senja. Lalu Himawari mendengar suara langkah kaki di belakangnya, ia yakin pasti itu saudara dan ayahnya Senja. Lio dan papanya kebingungan saat melihat seorang perempuan yang duduk di salah satu kursi meja makan sedangkan Adelia mengambil tempat di samping Himawari. "hai kak, masih inget aku?" tanya Lia pada Himawari. Himawari menatap lekat wajah Lia lalu tersenyum dan mengangguk. ini adalah adik kelas yang ia kembalikan pin namanya saat itu, Himawari sedikit lupa karena Lia tidak mengenakan hijabnya.

"btw, nama kakak siapa?" tanya Lia.

"Himawari." jawab Hima seadanya dengan senyum kaku, ia benar-benar tidak biasa tersenyum. sedangkan Kay menghampiri Senja dan membantunya memasak.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang