Hari berikutnya Senja kembali ke sekolah seperti biasa, banyak yang menanyai kabarnya apakah ia sudah benar-benar membaik atau tidak. Guru-guru di sekolah Senja juga tak sedikit yang bertanya.
Saat menaiki tangga menuju lantai tiga, Senja tak sengaja berpapasan dengan Hwan di sana. "Eh AA Jen, sekolah lo?" tanya Hwan sembari berjalan berdampingan dengan Senja.
"Udah tau pake nanya, lo ngapain ikutin gue bukannya tadi lo mau turun?" tanya Senja bingung."Gak jadi deh, tadinya gue mau ke kantin. Lo udah sembuh total?" tanya Hwan perhatian.
"Belum sih, lukanya masih kerasa sakit," jawab Senja.
"Luka yang ditinggalin Himawari apa yang kena tembak?" tanya Hwan tanpa berpikir. Seketika itu Senja menghentikan langkahnya dan menatap ke lantai sesaat. Melihat Senja yang berhenti berjalan membuat Hwan juga ikut menghentikan langkahnya.
"Kenapa Jen?" tanya Hwan.
"Hwan?" panggil Senja.
"Iya?"
"Jangan bahas tentang itu," ucap Senja tanpa menatap Hwan lalu berjalan mendahului Hwan yang sedang merutuki dirinya sendiri.
"Mati gue, hiih ni mulut!" dengus Hwan pada dirinya Sendiri sembari memukul pelan bibirnya lalu menyusul Senja yang sudah memasuki kelas.
"Jen tungguin gue!"
***
Zaki menatap bingung kepada anak tampan yang duduk di depannya. Rambutnya yang semula rapi berubah jadi acak-acakan karena ulahnya sendiri.
"Lo kenapa sih kek orang sakit jiwa?" tanya Zaki yang sudah tak tahan dengan kelakuan Senja.
"Rambut acak-acakan, dasi gak di pake, baju gak di kancing. Kebiasaan lama lo balik lagi," ucap Zaki yang mulai mengoceh membuat Senja menatap malas kearahnya.
"Apa sih lo kek mak gue aja!" ketus Senja di tempat.
"Gue fotoin kirim ke Bunda Icha nih?" ancam Zaki sembari mengeluarkan ponselnya dan mengarahkannya pada Senja.
"Ck, huaaah…." Senja yang semula duduk tegap sekarang sudah beringsut ke bawah meja. "Kenapa semua yang gue suka pergi, kenapa guru sejarahnya harus diganti?" tanya Senja pada Zaki.
"Ya mana gue tau, mungkin udah pensiun kali. Yang hilangkan gurunya bukan pelajaran Sejarahnya, repot amat," ucap Zaki yang juga ikut bersender di jendela sampingnya.
Senja terdiam sejenak lalu kembali duduk tegap. "Itu sama aja kayak yang hilang orangnya bukan kenangannya," ucap Senja melankolis.
"Aelah, udah lah Jen. Udah cukup ya galaunya sampe sini aja. Hima palingan dirawat secara pribadi sama ortunya,kan kata lo mereka kaya?" tanya Zaki kesal pada Senja."Semalam gue ke mansionnya, tapi gak dikasih masuk sama pengawalnya!" ucap Senja yang juga ikut terpancing emosi.
"Kenapa?"
"Mana gue tahu..." desah Senja sembari menjatuhkan kepalanya di atas meja.
"Udah lah ntar juga ketemu lagi pas Hima udah sembuh," ucap Zaki.
***
"Lo gak balik?" tanya Gin setelah meneguk air minum di tepi lapangan pada Senja yang sedang men dribbling bola basket di tengah lapangan. Sepulang sekolah tadi, Senja mengajak Gin bermain basket sebentar, namun ini sudah terbilang cukup lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/229976571-288-k652895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Novela JuvenilSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.