16. Makan malam

1.4K 216 38
                                        

"Makan malam?" tanya istri Raven padanya. Saat ini merrka sedang ada di atap kastil.

"Iya, bisa dibilang aku dan dia teman lama." jawab Raven seadanya.

"Oke, aku bilang ke anak-anak dulu," ucap istrinya yang ingin pergi dari sana.

"Ruhi?" panggil Raven pada istrinya.

"Ya?" Ruhi berbalik.

"Gapapa." Raven melambai tangan sembari memberikan cengiran. Ruhi tersenyum sebentar dan pergi dari sana menuju tempat Leo dan Himawari berada.

Ruhi mendekati Leo dan Himawari yang sedang belajar di dalam perpustakaan di kastilnya. "Leo, Hima?" panggil Ruhi.

"Iya?" jawab mereka berdua serempak. Ruhi ikut duduk di samping Himawari.

"Mandi gih, nanti malam kita mau makan malam di rumah temannya papa Leo," ucap Ruhi. "Hima juga ikut ya?" tanya Ruhi.

"Iya, ma." jawab Hima sembari menggulum senyum. Seminggu yang lalu, Ruhi dan Raven sudah menyetujui akan mengangkat Hima sebagai anaknya. Mengingat Hima yang tidak diinginkan oleh orang tuanya. Alhasil, sekarang Hima resmi menjadi anak angkatnya.

"Nanti abis sholat udah harus siap semua ya, Mama keluar dulu." Ruhi segera pergi dari sana setelah memberitahu anak-anaknya. Himawari segera menutup buku yang tadi ia pelajari dan menengadah kepalanya. "Masih banyak buku yang belum aku baca." gumam Himawari yang masih bisa didengar oleh Leo.

"Hm?" Leo mengangkat sebelah alisnya pertanda bingung.

"Gak-gak." Himawari mengipas tangannya dan turun dari kursi itu. "Ayok siap-siap, bentar lagi azan!" ajak Himawari pada Leo.

***

Mobil Raven memasuki kawasan sepi, rumah-rumah besar penduduk setempat saling berjarak dan makin kedalam tidak ada rumah yang ditemukan. Sampai di depan gerbang besar mewah itu. Himawari sepertinya tau dengan kawasan ini.

"Rumahnya terasingkan ya, kayak rumah kita!" celetuk Leo. Saat melihat pekarangan yang luas dan rumah yang megah itu Himawari membeliakan matanya. Ini rumah Senja!

Mobil Raven berhenti di samping mobil lainnya, kiranya itu adalah mobil teman-temannya Kay. Raven turun dari mobil diikuti oleh Ruhi dan Leo, sementara Hima masih sibuk dengan pemikirannya.

Gimana ini, kenapa harus di rumah Senja? Kami kan bukan teman baik, nanti pasti ada Lia, apalagi katanya mama senja mau ketemu gw, gimana ini

Sekelebat pertanyaan itu menyerang Himawari, sampai sebuah suara membuatnya sadar. "Hima?" Ruhi penepuk pundak Hima membuatnya sedikit terkejut.

"Ayo turun?" ajak Ruhi.

"Iya, Ma."

Himawari dan Ruhi berjalan berdampingan menyusul Raven dan Leo yang sudah di depan pintu. "Pintunya jauh ya?" celetuk Ruhi. Saat sudah sampai di depan pintu, Raven memencet bel rumah Kay dan tak lama pintu pun terbuka.

"Silahkan masuk om, tante," ucap Lia ramah sembari mengembangkan senyumnya.

"Terimakasih," ucap Raven dan Ruhi kompakan.

Suasana rumah Kay terlihat ramai dengan teman-temannya yang lain. "Ya ampun kak, anak lo bikin gw jantungan!" celetuk Farel yang sedang mengejar anak Leonel yang berusia tiga tahun dan sedang membawa lari vas bunga.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang