Akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di rumah Raven untuk beberapa waktu. Raven sudah menyiapkan kamar mereka masing-masing. Sepulangnya ke sini, Raven mempersilahkan mereka untuk beristirahat.
"Perasaan, konflik ini gak ada habisnya ya?" Alisya membuka percakapan dengan Kay.
"Gak akan habis, sampai bagian akhir. Karena kita tokoh utama mungkin?" ucap Kay yang sedang membaca bukunya.
"Kita ini tokoh sampingan, karena tokoh utamanya adalah Senja."
"Tau dari mana?"
"Kan yang punya masalah Senja, tapi serius. Ini kapan sih berakhirnya, kenapa ya anak itu mau bunuh Senja?" tanya Alisya santai. Jika biasanya ibu-ibu akan menangis jika anaknya akan dibunuh, beda halnya dengan Alisya yang terlihat biasa saja. Ya, karena ia tau Senja tidak akan terbunuh semudah itu, Senja itu anaknya yang pintar.
"Anginnya enak ya," ucap Alisya mengalihkan pembicaraan. Sekarang ini mereka sedang berada dibalkon kamar, di kastil Raven.
"Masuk, angin malam itu gak baik," ucap Kay sedikit memerintah. Kay masih membolak-balik buku yang berbau politik itu, ooh tidak Alisya benci dengan politik.
"Kamu juga ngapain di sini?"
"Lagi baca."
"Yaudah aku temenin."
"Gausah, tidur sayang udah malem."
"Kamu suka banget hal-hal politik."
"Gak semua sisi politik itu negatif, jangan salah paham."
"Iya-iya, politikus."
"Masuk sana, tidur. Bandel banget sih?"
"Gak mau tidur sendiri lah."
"Ada guling tuh, peluk guling."
"Kay!"
"Saya?"
"Iiih, kakak!"
"Apa sayang, hm?"
"Kak Kay!"
"Tau lah bodo amat," ucap Kay cuek sembari membenarkan posisi duduknya. Alisya sudah cemberut ditempatnya dengan melipat tangan.
"Suami?"
"Apa istri?"
"Kok dicuekin?"
"ini nyaut."
"Kak Kay~" rengek Alisya akhirnya. Akhirnya Kay bangun dari tempat duduk dan memeluk Alisya.
"Masuk sayang, tidur. Nanti masuk angin," ucap Kay.
"Kan ada kamu yang kerokin."
"Dih, gak mau."
"Jahat!" Alisya melepas pelukan Kay dan manatap garang pada Kay. Sejurus kemudian Alisya mengecup singkat bibir Kay, membuat Kay mematung ditempat.
"Heleh baru di kecup aja matung, lemah Kay lemah!" gurau Alisya.
"Apasih?" ketus Kay.
"Kenapa, hm? Ahahaa, jadi ini rasanya liat pengantin baru malu-malu?" gelak Alisya mengudara.
"Kamu--"
"Apa-apa? Aku apa?" tanya Alisya menantang. Kay yang tadi malu-malu. Tatapannya mulai berubah, membuat Alisya bergidik ngeri.
"Ekhem ... Iya ya, di sini dingin. Nanti aku masuk angin, aku mau tidur duluan, silakan lanjut bacanya. Aku gak mau ganggu lagi," ucap Alisya sembari berbalik ingin memasuki kamar. Tetapi sebelum itu Kay sudah lebih dulu mengangkatnya dan berjalan ke arah kasur membuat ia sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Novela JuvenilSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.