6 Tahun Kemudian....
Senja memperhatikan bocah kecil dihadapannya yang sedang berkutik dengan potongan puzle. Senja kembali dibuat bingung, kenapa anak ini sangat mirip dengannya? Terlebih lagi, memangnya ada manusia setampan ini?
Merasa diperhatikan, bocah 5 tahun itu berbalik menatap kakaknya dengan tatapan bingung.
"kenapa?" tanya bocah itu dengan mata bulat teduhnya. Senja benar-benar dibuat sayang olehnya.
"Kamu kenapa sih ganteng banget?" celetuk Senja langsung bertanya pada objeknya.
"Ya karena ganteng, kakak sendiri kenapa ganteng?"
"Enggak, kamu tuh gantengnya masya Allah terlalu ganteng tau gak?"
"Apa sih, jangan lebay," ucap adiknya.
"Zeyaa sayang..." sapa Adelia girang sembari menuruni tangga.
"Apa sih!" ketus Zeya saat Adelia memeluk dirinya.
"Apasii!" ejek Adelia sembari menciumi Zeya habis-habisan.
"Kakak, gak bisa liat orang ganteng dikit!" ketus Zeya sembari mendorong kakaknya yang tertawa terbahak-bahak.
"Judes banget sih, si ganteng gak boleh judes," ucap Adelia. Zeya tak lagi membalas ucapan kakaknya, ia kembali menyusun puzle di depannya.
Sadyakala Zaverino Zeya, anak ke empat dari Alisya dan Kayden merupakan seorang anak laki-laki yang memiliki paras tampan bak makhluk surgawi. Senyumnya sangat menawan sehingga mampu membuat hati orang lain tersentuh lalu kemudian menyukainya. Mata hitamnya yang sedikit zambrud itu dapat membuat orang lain tenggelam di sana.
"Sayang, ayok pergi?" ajak Alisya yang sudah berpakaian rapi dan mewah sembari mengulurkan tangannya pada si buah hati.
Zeya menggenggam tangan mamanya."Yah, Zeya jangan dibawa ma," ucap Adelia sembari memeluk Zeya.
"Aaa lepasin, Zeya mau ikut mama!" amuk Zeya yang sama sekali tidak menakutkan.
"Kalian ngapain masih duduk, ayok buruan nanti acaranya keburu mulai!" seru Alisya.
"Acara apa?" tanya Senja sembari mengekor dibelakang mamanya.
"Yah? Pesta paman kamu loh, masa lupa?"
"Ooh, paman yang sepupunya papa kan?" tanya Senja.
"Iyaa anak ku, udah ah sana siap-siap. Lio mana Lio?" tanya Alisya sembari menarik kembali tangan Zeya.
"Ini juga, cepet ganti baju!" Alisya melotot pada Adelia yang membuat gadis itu langsung bangkit berlari ke kamarnya. Takut jika mamanya tambah marah.
"Lioo, siap-siap yo jangan main game mulu!" seru Senja sembari berbalik badan berjalan menuju kamarnya.
"Gue udah duluan siap!" celetuk Lio yang baru saja keluar dari dapur. Terlihat Adelio yang sudah rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam putih yang melekat ditubuhnya. Adelio menggulung lengan kemejanya serta membuka semua kancing, memperlihatkan kaos hitam didalamnya.
"Anjay, udah ganteng aja bang," ucap Senja sembari mengedipkan sebelah matanya pada Lio.
"Dih?" celetuk Lio sembari menenteng sepatu putihnya yang baru ia ambil dari lemari sepatu keluar.
"Udah cepet buruan Senja!"
"iyaa mama cantik, cinta deh sama mama. Perhatian banget sama Senja," cerocos Senja yang masih berada di tangga. Ia berjalan sangat lamban membuat Alisya geram ingin melempar hill padat yang ia pakai.
"Kakak kenapa sih Freak banget, cepet naik tangganya!" seru Zeya gemas.
"Hey, tanpa Senja ini rumah kayak rumah tinggal tau gak?" balas Senja.
"Cerewet, kalem dikit kek kayak bang Lio!"
"heh, gak boleh bentak-bentak," ucap Senja yang gemas dengan adik kecilnya.
"Apa?" tanya Zeya menantang.
"Dih, bukan anak Kayden," ucap Senja sembari memicingkan matanya dan tersenyum kemenangan saat melihat raut wajah Zeya yang sudah ingin menangis.
"Senja." tegur Kayden yang sudah berdiri tak jauh darinya, sepertinya papanya ini baru saja keluar dari kamar.
"Eh, pa?" sapa Senja dengan senyum lalu berlari cepat menaiki tangga dan masuk ke kamarnya. Jika tidak, hill sang mama akan benar-benar mendarat di kepalanya.
Alisya menghela napas melihat kelakuan anak-anaknya. Ia melihat Zeya yang sedang menahan tangisnya walaupun akhirnya pecah juga.
"Euum..." Zeya merapatkan mulutnya agar mamanya tidak mendengar, namun apa daya, rintihan kecil Zeya saja Alisya dapat mendengarnya.
"Huaaaaaaa!" tangisnya pecah saat Kay mendekat dan mengusap rambutnya. Alisya dan Kay saling beradu tatap ingin tertawa, tetapi mereka tahan.
"Kenapa, hm?" tanya Kay yang sudah berjongkok di depan Zeya. Di perhatikannya rupa rupawan Zeya yang sedang menangis.
"Senjaa papa...senja jahat...hiks," adu Zeya pada papanya sembari memeluk Kayden. Kay kembali berdiri sembari menggendong Zeya.
"Aduh... Senja jangan di dengerin, emang begitu anaknya. Nanti kalo udah gede ajak berantem aja," ucap Kay yang kemudian menerima cubitan halus dari Alisya.
"Adu duh... sakit sayang!" eluh Kayden.
"Jangan ajarin yang enggak-enggak deh!"
"Iyaa, udah Zeya jangan nangis lagi kasian air matanya nanti abis loh. Zeya kan anak papa, anak siapa coba yang seganteng Zeya kalo bukan anak papa, yakan?" Kayden membujuk Zeya dan Alisya tersenyum melihat itu. Setidaknya Kay tidak se-kaku dulu.
"Iyaa, Zeya anak papa kan? Kak Senja bukan anak papa kan?" tanya Zeya dengan polosnya.
"Anak papa juga, semuanya anak papa," ucap Kayden.
"Tapi kak Senja nakal pa," ucap Zeya yang kembali mencibir.
"Nanti papa kasih hukuman, Zeya tenang aja ya?"
"Bener?"
"Iyaa, masa bohong?"
"Papa pilih kasih!" celetuk Lio yang sedari tadi memperhatikan papanya dari ambang pintu.
"hahh..." Alisya menghela napas dan memilih duduk di sofa. Sepertinya perdebatan ini akan panjang. Belum lagi jika Lia juga mendengar mereka, pasti akan ikut berdebat.
"Kenapa Lio, mau digendong juga kayak Zeya?" tanya Kayden yang membuat Zeya tertawa.
Lio mendelik sebentar. "Enggak lah, papa apaan sih?"
"Biar gak pilih kasih kan?"
"Abang udah tua, mau papa gendong dimana hahaha!" celetuk Zeya.
"Tau nih papa, Lio udah 22 kali."
"22 tapi belom nikah, wakawaka," bisik Zeya yang masih bisa didengar oleh Lio.
"Tua banget omongan lo, Zey. Senja noh suruh nikah, udah mau 25 juga," ucap Adelio.
"Apa nih, siapa yang mau nikah?" tanya Senja yang baru saja turun dari lantai atas menggunakan lift rumahnya.
"Kamu, mau?" tanya Kayden begitu saja.
"ya, gimana?" tanya Senja bingung.
"Iya, lo nikah udah tua lo," ucap Lio.
"Sembarangan, masih 24 gini dibilang tua, lo aja yang nikah, gue mah masih kecil," ucap Senja.
"Dih, gak sadar diri," ucap Lia yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Udah! Ayok berangkat!" titah Alisya tak terbantahkan. Membuat lima orang itu mengikutinya.
Author balik.
Kemaren sempat hilang ya, biasa, manusia banyak masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Teen FictionSQUEL dari YOUNG MOM. ☜☆☞ Tawa yang ia nampakkan adalah luka yang ia pendam.