Varian Tujuh

216 5 36
                                    

---
Neighbor (Junhui x Sana)

Oneshoot^^

.

.

.



"Sibuk amat kayaknya...,"

"Ah, Jun."Sana tersenyum kearah Jun yang kebetulan tengah menuntun motor bebek kesayangan dan melewati rumahnya. Mereka tetanggaan, omong-omong,"haha, engga kok. Cuma lagi di suruh siram tanaman aja sama mama. Itu Lucky kenapa lagi? Kumat?"

"Iya, nih. Biasalah, namanya juga motor tua."sahut Jun enteng. Sana manggut-manggut.

"Eh, gue masuk dulu, ya. Mau bebersih dulu. Lengket banget nih badan habis kerja rodi."kata Jun lagi sembari mengendusi aroma tubuhnya yang kurang sedap membuat Sana terkekeh,"iya, gih sana bebersih dulu. Gue juga mau masuk ke dalam. Mau masak buat makan malam nanti."

"Oke dah. Jan lupa, kalo udah mateng, bagi-bagi ke rumah gue, ya?"Sana terkekeh lagi,"haha, siap dah. Gampang itumah."

Dan mereka pun langsung berlalu masuk ke dalam rumah. Jun yang langsung pergi ke kamarnya untuk mandi dan Sana yang kini berjalan ringan menuju dapur dan mulai mengolah bahan masakan karena sebentar lagi waktu makan malam tiba.

.

.

"Wah, beneran di kirimin dong. Makasih loh, Na."kata Jun kala sang tetangga benar-benar bertandang ke rumahnya dengan sebuah goodybag di tangannya. Itu hasil masakannya malam itu. Sana tersenyum sembari mengulurkan goodybag pada Jun yang tentu saja menerimanya dengan suka cita,"haha, lebay lo. Mumpung gue lagi masak banyak. Jadi, engga ada salahnya berbagi. Sok, cobain. Semoga lo suka, ya?"

"Ya, pasti suka lah, Na. 'Kan makanan gratis. Wkwk."Sana terpingkal dan langsung mendudukkan dirinya di ruang tamu setelah sang empu rumah mempersilahkannya sementara Jun beranjak pergi menuju dapur guna menyalin makanan tersebut ke wadah lainnya.

"Mau minum apa, Na? Kayaknya, masih ada sisa kue bolu deh di kulkas. Mau?"

"Ah, engga usah. Jangan repot-repot, Jun."Jun tersenyum dan menggeleng,"sama sekali engga repot, kok. Gue bikinin teh, ya? Okay? Tunggu sebentar, ya?"Jun langsung beranjak lagi ke dapur dan kembali dengan nampan cokelat yang di atasnya terdapat secangkir teh melati dan sepiring kecil berisi beberapa potongan kue bolu. Mamanya Jun memang sering kali membuat kudapan manis semacam itu dan kali ini Sana mendapatkan kesempatan mencicipinya secara langsung. Ia mengambil salah satu potongan kue bolu itu dan menyuapnya dengan gerakan kaku lalu tersenyum kala rasa lezat meledak di mulutnya. Mama Jun memang juaranya membuat kudapan.

"Gimana rasanya? Enak?"tanya Jun penasaran yang langsung di angguki ribut oleh Sana yang kembali mengambil potongan kue selanjutnya. Jun tersenyum sembari memeluk nampan cokelatnya,"enak apa doyan, Na?"

"Dua-duanya, kayaknya Jun."keduanya terkekeh berbarengan lalu larut dalam obrolan hingga tanpa sadar sudah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya.

"Waduh, udah jam 9 aja. Gue balik deh, ya. Makasih loh buat hidangannya."pamit Sana sembari beranjak dari duduknya. Jun mengangguk dan mengantar gadis itu sampai pintu pagar rumahnya,"makasih juga buat lo yang udah repot-repot ngasih makanan kesini."

"Haha, santai aja kali, Jun. Kayak sama siapa aja."keduanya saling mengulum senyuman. Sana melambai kecil lalu beranjak menuju rumahnya yang berada tepat di sebelah rumah Jun. Jun masih disana, memandangi punggung sempit itu dalam diamnya hingga tanpa sadar menyunggingkan senyuman manis hingga tidak menyadari wajah bingung Myungho yang baru saja sampai di rumah karena mendapati tampang aneh sang kakak sepupu.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang