Varian Sembilan

222 8 31
                                    

---

MATH Teacher (Jihoon x Mingyu) 😏

Oneshoot ^^

.





.





.





"Sudah, 'kan pak? Saya boleh pulang sekarang?"

Jihoon melirik sejenak sebelum memberikan gelengan,"belum. Kamu masih kurang lancar di perkalian 7x6. Dan, kamu harus mengulangnya dari awal."

"Tapi, pak...,"Jihoon mengedikkan bahunya tak acuh, menatap sosok muridnya itu dengan tatapan datar,"terserah, kalau kamu memang berniat menginap semalaman disini."

Helaan nafas berat keluar dari belah bibir si manis Kim Mingyu yang kini mulai mengulang hafalan perkaliannya dari awal dengan wajah tertekuk dalam hingga tidak menyadari seulas senyuman tertahan di balik wajah datar nan dingin sang guru muda yang masih menatapnya penuh intimadasi tanpa peduli akan dirinya yang merasa tak nyaman dengan hal itu. Lihat saja keningnya yang di penuhi keringat dingin. Tiba-tiba teringat rumor dari beberapa temannya tentang sosok guru matematikanya yang bahkan lebih galak dari Medusa membuatnya bergidik karena terbayang hal-hal mengerikan hilir mudik dalam benaknya begitu saja. Meneguk ludah kasar dan mencoba untuk kembali fokus.

Tujuan utamanya hanya bisa segera menyelesaikan hafalannya dan pulang ke rumah sebelum pria berperawakan mungil itu habis kesabaran dan berakhir menjadikannya gulai untuk santap malamnya. Mingyu bergidik lagi. Sama sekali tidak bisa membayangkan kalau hal itu sampai terjadi.

Ia bahkan belum sempat mengutarakan perasaan terdalamnya pada Jeon Wonwoo, aktor drama favoritnya yang sebentar lagi akan kembali menjalani proses syuting drama terbarunya. Jadi, ia tidak boleh mati. Ia masih ingin menikah dan menjadi seorang ibu dari anak kembar tiga huhu.

.

Dan akhirnya, penantian panjangnya tidak berakhir sia+sia. Bahkan ia mendapatkan nilai A+ kali ini untuk pelajaran matematika yang hampir mustahil ia dapatkan. Berseru riang dan membungkuk dalam kearah Jihoon yang mulai mengemasi barang bawaannya dan siap untuk pulang. Ia pun begitu, membereskan barang bawaannya dengan cepat dan memastikan tidak ada lagi yang tertinggal dan setelah itu membawa langkahnya keluar ruangan hingga seruan dari Jihoon menginterupsinya, menghentikan langkahnya seketika dan mengerjap lucu.

"Bapak sedang menawari saya untuk pulang bersama?"

Jihoon mengedikkan bahunya ringan,"apapun itu menurutmu. Jadi, kau bersedia atau tidak?"

"Hm, apakah dia tidak sadar kalau ucapannya barusan itu seperti tengah mengungkapkan perasaannya atau menanyakan jawaban dari sang kekasih saat ia melamar? Ck, ada-ada saja."

Mingyu terdiam dan menimbang. Menatap sosok Jihoon yang masih memasang tatapan datar andalannya. Ia menghela nafas pelan dan mengangguk.

"Boleh deh, pak. Lumayan, irit ongkos. Hehe.

Jihoon mengerling malas dan berlalu mendahului Mingyu yang kini mengekor di belakang, tanpa mengetahui kalau si guru muda tengah menahan perasaan bahagia yang terasa begitu menggelitik di dalam perutnya.

Hh, indahnya dunia...

.

.

"Dek, mas Han bilang semalam kamu di antar sama mobil mewah. Itu pacar kamu?"

Uhuk

Mingyu terseguk suapan terakhir suapan terakhir serealnya hingga sang mama dengan cepat mengangsurkan segelas air padanya. Ia mendesah lega sebelum mencebikkan bibirnya kecil,"ah, pacar apaan sih. Hoax itu mah, ma."

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang