Varian Tiga Belas

224 11 21
                                    

---

Kepingan Kisah (Meanie)

Oneshoot^^

.

.

.

"Maaf mas, apa mas ini yang bernama Jeon Wonwoo?"

Wonwoo menoleh dengan pandangan skeptis kearah sosok pemuda manis yang kini berada di hadapannya. Meniti penampilannya hingga anggukan samar ia berikan dan membuat si manis tersenyum lebar seraya menyodorkan sebelah tangannya, tanda perkenalan,"nama saya Kim Mingyu, mas. Saya di tugaskan Ndoro Uti untuk menjemput dan mengantarkan mas sampai rumah dengan selamat dan aman."Wonwoo hanya memandangi tangan sewarna karamel itu tanpa minat lalu berjalan mendahului si manis yang kini mengerjap bingung namun tetap mengekorinya dari belakang. Sesekali menawarkan dirinya untuk membawakan barang bawaan milik Wonwoo yang memang cukup banyak. Namun, Wonwoo memilih menghiraukannya. Ia memang tidak begitu menyukai kalau barang miliknya di sentuh orang lain. Terlebih itu orang asing. Tidak. Terimakasih.

"Mana kunci mobilnya?"lagi, kerjapan polos yang Wonwoo terima sebelum si manis mengerung panjang diiringi cengiran lucu yang tampak begitu konyol di mata Wonwoo yang kini menyambar kunci mobil yang di hiasi gantungan berbentuk rubah berwarna orange dengan kasar dan berjalan cepat menuju kursi kemudi dan mulai menjalankan mobil jeep tersebut setelah si manis ikut beranjak masuk. Mobil itu pun bergerak menjauhi area stasiun yang cukup lengang malam itu. Hanya hening yang menyelimuti di temani semilir angin yang membelai belah surai nan halus milik keduanya. Sesekali ia melirik kearah samping dan mendapati si manis yang tak kuasa menahan kantuk lalu berakhir terlelap di kursi penumpang membuat seulas senyuman geli tak bisa Wonwoo tahan.

Akhirnya, mereka sampai di tempat tujuan dan Wonwoo pun menepikan mobil jeep tersebut di pekarang rumah sang eyang uti yang masih begitu asri dan terawat sekali pun ia sudah lama sekali tidak bertandang kesana. Mematikan mesin mobil sebelum beralih menghadap kearah si manis yang perlahan terbangun dari lelapnya lalu berjengit kaget karena mendapati sosok asing di sampingnya. Wonwoo mendengus geli dibuatnya. Sepertinya, nyawa anak itu belum terkumpul sepenuhnya.

Tak mau ambil pusing, ia memilih beranjak turun dan menurunkan semua barang bawaannya dari dalam bagasi mobil. Kali ini si manis datang membantu dan membawa koper berukuran besar miliknya setelah negosiasi yang cukup alot sebelumnya dan membuat Wonwoo tak hentinya menyumpah dalam hati. Merutuki betapa bebalnya si manis dan beralasan kalau itu semua adalah amanat dari neneknya. Ck, merepotkan.

"Terimakasih ya, Igyu. Maaf juga jadi ngerepotin kamu gini."kata sang nenek sembari mengusap lembut surai hitam legam milik si manis. Keduanya tampak begitu akrab seolah memiliki suatu ikatan erat. Begitulah yang bisa Wonwoo simpulkan dalam sekejap, dan sedikitnya ia merasa tidak suka, entah mengapa. Namun, ia dengan mudah menutupi itu semua. Bergerak mendekati sang nenek yang merentangkan kedua tangannya lebar. Mengisyaratkan untuk sebuah pelukan. Wonwoo menurut dan masuk ke dalam rengkuhan. Ia bisa merasakan kalau sang nenek terisak kecil disana dan membisikkan ribuan kata rindu untuknya membuat Wonwoo tenggelam dalam keharuan sesaat hingga rengkuhan itu terurai setelahnya. Sang nenek lagi-lagi memberi titah pada si manis yang di panggil Igyu itu untuk mengantarkannya ke kamarnya, padahal, Wonwoo masih ingat betul letaknya sekali pun sudah lama ia tidak bertandang ke rumah itu. Namun, lagi-lagi si manis menurut dan mengisyaratkannya untuk mengekor dibelakang. Wonwoo hanya bisa menghela nafas berat dan menyeret langkahnya hingga sampai di salah satu kamar bercat abu-abu yang kini menjeblak terbuka. Agak berbeda dari yang dulu dengan ukuran ranjang yang lebih besar dan di lapisi seprai berwarna kelabu, bukan lagi bergambar beberapa karakter dalam film aksi kesukaannya di masa lampau. Gordennya yang dulu hanya berwarna hijau muda, kini berubah berwarna kelabu dan putih. Semuanya berwarna lembut dan itu semua perintah sang nenek, mengingat sang cucu kesayangan sudah beranjak dewasa dan mungkin menginginkan sebuah nuansa baru, dan hal itu membuat Wonwoo senang.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang