Varian Dua Puluh Lima (02)

40 5 9
                                    

---
.

.

.












Captain Jeon chap. 02
(Meanie Couple and Others)













.

.

.



















"Sudah berulang kali mama bilang, sampai berbusa. Tapi kamu masih saja engga mau gubris. Gini, kan jadinya..."Seulgi mendesah lelah dengan binar matanya yang lagi-lagi menatap nanar sang putra sulungnya yang hanya bisa membuang pandangannya kearah lain dengan kedua tangannya yang mengepal kuat dibalik selimut. Mencoba untuk tidak terpancing dengan omelan panjang ibunya yang lagi-lagi begitu vokal menyuarakan ketidaksukaannya dengan kegiatan yang begitu disukainya; bermain basket.

"...padahal, kita juga udah sepakat kalau sekali lagi kamu anfal, kamu bakal ajukan pengunduran diri kamu dari tim dan lepaskan tanggung jawab kamu itu sebagai kapten. Tapi, apa yang terjadi selanjutnya? Kamu malah ingkar dan begini hasilnya—lagi dan lagi mama menemukan kamu terbaring lemah diranjang pesakitan. Kamu pikir, mama suka lihatnya, hm? Jeon Wonwoo, kamu dengerin apa yang lagi mama bilang, kan?"

Bergeming. Bilah penuh itu masih saja terkatup rapat, buat yang lebih tua mendesah lelah untuk kesekian kalinya dan memilih melipir pergi dengan diakhiri suara bantingan pintu yang cukup keras dan abaikan seruan dari si bungsu yang tampaknya gagal paham dengan situasi yang ada dan memilih bergegas menghampiri sang kakak yang kini mengerang tanpa suara sembari melempar vas bunga yang ada di atas nakas serampangan hingga pecah dan pecahan belingnya berserakan diatas lantas. Jeongguk yang melihat itu meringis pelan dan meminta bantuan petugas yang berjaga di luar ruang rawat tersebut untuk membantu membereskannya dan tidak lagi membahas penyebab dari ketegangan antara ibunya dan juga sang kakak dan memilih untuk hanya duduk diam di atas sofa yang tersedia disana sembari termenung. Tenggelam dalam pikirannya sendiri sebelum suara berat nan dingin Wonwoo mengalihkan atensinya kembali. Sorot maniknya yang biasanya terlihat tajam, kini tampak meredup dan terselip kesedihan disana membuat Jeongguk tercenung dan terkesiap kala sederet kata yang tidak pernah ia pikirkan akan keluar dari belah itu, kini meluncur begitu saja dengan begitu entengnya. Si bungsu Jeon membeku di tempatnya.

"...mungkin udah saatnya untuk kamu dan yang lainnya menggantikan posisiku sebagai kapten, Gguk."

.

.

.

Mingyu mengerut bingung kala bagian buletin mendadak dipadati kerumunan dan langsung hampiri Mina yang sedari tadi membuang napasnya dengan lelah sembari memijat pangkal hidungnya yang kaku. Ketua bagian jurnalistik itu tampak begitu tertekan, entah karena apa. Oh—atau mungkin, ini ada hubungannya dengan para kerumunan seisi penghuni sekolah Hybe?

"Ada apa? Kenapa bagian buletin dipenuhi dengan banyak orang? Sepertinya aku atau pun Jihyo belum menemukan topik yang seru untuk berita terbaru yang akan dimuat disana—"

"Mereka sudah menemukan topik seru untuk mereka, dan kamu tahu apa? Ini menyangkut dengan pengunduran diri kapten basket sekolah kita secara mendadak dan sekarang diambil alih oleh anggota lainnya. Kalau tidak salah Jaehyun."Jihyo menyela dengan cepat, raut wajahnya tampak risau membuat Mingyu mengatup kembali belah bibirnya dan kembali memandangi para kerumunan yang semakin memenuhi buletin selayaknya pewarta berita dan tengah mengincar kejelasan tentang isu hangat yang begitu menarik minat. Lagi, helaan napas berat terdengar dari Mina yang mencoba hubungi seseorang. Entahlah, mungkin gadis itu meminta bantuan seseorang untuk membantu mereka menenangkan semua kerumunan itu dan benar saja, tidak lama Eunwoo, salah seorang anggota kedisplinan datang dan bertanya perihal alasan dibalik Mina menghubunginya pagi itu dan gadis itu hanya mengarahkan dagunya kearah beranda ruangan clubnya, dimana semua orang berdesak-desakan dibagian buletin. Tempat biasanya para anggota club jurnalis menempelkan hasil reset tentang apa saja yang menarik untuk dibahas dan biasanya menjadi tanggung jawab Jihyo dan Mingyu yang memang berada di posisi reporter lapangan dengan Mingyu yang bertugas mengambil gambar atau pun video wawancara dari narasumber yang menjadi pembahasan berita yang akan mereka angkat. Dan kali ini, mereka malah kualahan karena massa terlanjur membuat gaduh karena berita menghebohkan dari sang bintang sekolah pagi itu yang mendadak mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kapten atau pun salah satu dari tim basket sekolah mereka dengan alasan yang enggan untuk dijabarkan secara gamblang yang tentunya menuai banyak protesan dari berbagai pihak yang menyayangkan keputusan tersebut yang mereka rasa begitu gegabah dan tidak memiliki banyak pertimbangan di dalamnya. Dan ya—lebih banyak lagi komentar-komentar sok tahu lainnya yang lebih banyak berasal dari para penggemar klub basket tersebut. Huft.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang