-Selingan 02-

52 5 9
                                    



Komplek Bahagia chap. 01_Daily Penghuni Komplek


.

.

.

Aeri berlari kecil kearah luar pagar rumahnya, menjauh dari jangkauan Mingyu yang kini mengejarnya dari belakang sembari berseru keras. Memintanya kembali untuk lanjutkan kegiatan makan siangnya yang masih tersisa banyak sembari sesekali mengeluhkan ini dan itu lalu menyusul dengan langkah malasnya. Membalas sapaan dari Mina yang saat itu baru sampai dirumah setelah menjemput keduanya dari sekolah dan menasehati Jisung—anak sulungnya untuk tidak kepo dengan urusan tetangganya dan membuat bocah kelebihan pipi itu mencebik sekali pun tetap menurutinya. Berjalan menyusul Felix—adik kembarnya—yang lebih dulu melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan langkah riangnya. Tidak sabar menyantap menu makan siang favoritnya. Apalagi kalau bukan ayam kecap buatan bunda mereka.

"Bun, nanti Feli mau makan dua ayam ya."serunya dari dalam rumah yang langsung mendapatkan protesan dan juga nada mencibir dari Jisung—si kakak kembarnya—yang mengatainya serakah dan semacamnya yang tentunya berakhir membuat si kembar kesayangan bunda Mina saling adu jambak di ruang tengah dengan si bungsu yang kini berada diatas tubuh Jisung yang mulai merengek meminta bala bantuan dari Mina yang hanya bisa memijat pangkal hidungnya yang terasa kaku. Tertekan luar biasa. Hhh...

.

.

"Aeri ada di dalam. Lagi asik liatin para sepupunya main game."kata Taehyung dengan nada kalemnya, menyambut kedatangan Mingyu—adiknya—yang saat itu menyambangi rumahnya dengan raut wajahnya yang mengeruh. Nampak menahan kesal dengan sebuah piring dengan aksen princess disney di tangannya yang berisi jatah makan siang yang masih tersisa separuh bagian yang ia tebak itu merupakan milik dari si bungsu Jeon yang kini sibuk bertepuk tangan dengan girang disebelah Beomgyu—anak bungsunya—yang bersemangat meledek Yeonjun—kakaknya—yang kini memasang wajah masam disebelahnya karena lagi-lagi dikalahkan oleh bocah ingusan (dalam artian sebenarnya) seperti adiknya itu. Kedua bocah yang baru saja duduk di taman kanak-kanak itu sekarang sibuk bergoyang pinggul di depan Yeonjun yang tampak dongkol dengan kedua lubang hidungnya yang melebar, kembang kempis menahan emosi membuat sepasang kakak adik keluarga Kim itu menggeleng heran serempak sebelum akhirnya menghampiri anak mereka masing-masing guna mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan. Seperti amukan rubah galak dalam versi gemoy, misalnya?

Ah, okay, lupakan saja yang terakhir itu. Hm

"Aeri, kalau mau main kan bisa bilang dulu sama papi dan engga boleh langsung main kabur aja. Mending kalo kamu beneran pergi ke rumah yayah Tae. Kalo engga? Papi mau cari kamu kemana coba? Terus, gimana bisa papi jelasin ke dadda nantinya kalo kamu kenapa-napa, hm? Aeri, cantiknya papi dengerin apa yang papi bilang kan, nak?"

"Hu'um, Aeri denger kok, papi. Maaf ya, Aeri bandel."balas si kecil dengan nada penuh sesalnya. Kedua manik bundarnya yang cetak biru dari Mingyu menatap sang papi dengan berkaca-kaca membuat pria manis dengan sepasang taring menggemaskannya itu menghela napasnya pelan sebelum akhirnya menarik tubuh mungil itu ke dalam rengkuhannya. Ia usap sayang surai kelam sang anak yang kini nyaris mencapai pinggang,"jangan diulang lagi ya, nak. Papi engga akan larang kok kalo Aeri mau main kemana pun. Asal bilang dulu. Pamit sama papi dan sudah habiskan jatah makan siangnya. Aeri ngerti kan sama apa yang papi maksud?"lagi, si kecil mengangguk mengerti membuat Mingyu sunggingkan seulas senyuman yang selalu menjadi favorit dari si kecil yang kini semakin menyamankan dirinya dalam rengkuhan ayah kesayangannya itu. Taehyung yang melihat momen manis itu ikut mengulum senyum, merasa lega karena permasalahan ayah dan anak itu bisa terselesaikan dalam waktu yang ringkas. Kembali lanjutkan kegiatan memasaknya karena kedua malaikat kecilnya mulai berdemo di ruang makan sembari saling balas cubitan hingga Beomgyu menangis, berlari kearahnya sembari mengadu padanya karena Yeonjun mencubit salah satu pahanya dengan keras membuat Taehyung yang kini menghela napas lelah. Meraih si bungsu dalam gendongannya sebelum kembali lanjutkan pekerjaannya menumis olahan makanannya diatas penggorengan. Mingyu yang melihat sang kakak yang kerepotan pun memutuskan untuk menawarkan diri untuk membantu, namun Taehyung menggeleng. Menolaknya dengan halus karena merasa tidak begitu repot. Toh, Beomgyu sudah kembali tenang sembari sandarkan kepalanya diatas salah satu bahu Taehyung yang sesekali bubuhkan kecupan sayang di pelipisnya yang membuat si bungsu keluarga Kim berakhir hampiri si sulung Jeon yang kini tertunduk di tempatnya. Sepertinya, rubah kecil kesayangan Jeon Jeongguk itu sekarang sudah sadar akan perbuatannya barusan dan mulai menyadari kesalahannya itu. Mingyu mengulum senyum. Ulurkan sebelah tangannya guna memberikan usapan sayang pada Yeonjun yang kini berjengit, mendongak menatapnya yang masih sematkan senyuman manis nan meneduhkannya. Bisa Mingyu lihat kedua manik bocah berusia 8 tahun itu yang kini tampak berkaca-kaca yang membuatnya iba dan ia bawa ke dalam rengkuhannya. Ia usap sepanjang punggung mungil itu dengan sayang dan membuat anak cantiknya merasa cemburu dan membuat rengkuhan itu hanya bertahan beberapa sekon saja karena Aeri bersiap akan menangis karenanya. Mingyu meringis dan langsung meraih si kecil dalam gendongannya sembari ia timang dengan lembut. Aeri memang seperti itu, selalu merasa cemburu setiap kali Mingyu memberikan afeksi lebih pada orang lain selain bocah cantik itu. Bahkan dengan ayah dan kedua kakak kembarnya—Juyeon dan Seonho—yang sebentar lagi mungkin akan pulang. Si kembar biasanya akan di jemput oleh Wonwoo saat jam makan siang karena pria tersayangnya itu lebih memilih makan dirumah ketimbang membawa bekal apalagi menyantap makan siang di kantin kantor dengan alasan menu makanan disana tidak bervariasi dan juga tidak sesuai seleranya yang sudah terlalu dimanjakan dengan olahan masakan Mingyu yang menurutnya paling lezat di dunia itu. Maklum, budak cinta. Hm.

Sebong Cake^ (SEVENTEEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang